Bagian 12 -"Issue"

15.8K 777 314
                                    

Cahaya matahari pagi itu menyusup melewati jendela kaca kecil yang bertengger di sisi kiri dari tempat tidur milik Kejora. Setelah semalaman penuh melakukan aktivitas yang melelahkan, Kejora meminta Doyoung untuk pindah ke kamarnya tengah malam tadi, usai menyelesaikan pergulatan mereka di atas ranjang. Bukan mengapa, alasan Kejora hanyalah ia ingin berada di ranjang yang lebih sempit bersama Doyoung ── Sehingga tak ada celah yang bisa memisahkan rekatan tubuh mereka yang kini saling merangkul satu sama lain.

"Kejora.. wake up!"

Doyoung menyapu seluruh wajah mungil Kejora sambil mengambil jari telunjuknya untuk Doyoung mainkan pada bibir atas dan bawah milik kekasihnya.

"Ini hari libur Sir.."

"Jangan paksa aku buat bimbingan lagi, Big no!" tolaknya di sela - sela tautan jari mereka saling bergesekan dan saling menggenggam satu sama lain.

"Saya nggak suruh kamu bimbingan, saya tau kamu pasti lelah karena semalam" goda Doyoung.

"Wow. Gaya baru? Where do u learn from?" balasnya.

"Don't ask it. I am the expert"

"Tsk, sombong. Liat tutorial aja bangga" decih Kejora

"Saya nggak butuh tutorial. Saya udah bilang saya pakarnya" Doyoung tetap teguh pendirian

"Yes, and now you're baby is babak belur because of you" mata Kejora sedikit mendelik ke arah Doyoung, melihat kembali didalan selimut mereka ──tubuh kedunya memang belum dilapisi apapun namun Kejora dapat melihat sisa - sisa yang Doyoung tinggalkan semalam dan tak dibawa pulang kembali oleh sang pemilik.

"No! Itu bukan babak belur," tolak Doyoung

"So, what?" Kejora menaikan sebelah alisnya sambil meraba tulang selangka Doyoung dengan menggoda.

Doyoung memperapat bibirnya dengan telinga Kejora sambil menggumam "itu tanda cinta" Doyoung berbisik.

"So many reason Doyoung-ahh!"

"Dont sigh hey!" Racaunya

"Punya telinga kok baperan" ledek Kejora pada lelakinya.

Kemudian tangan Doyoung bergerak dan meraih Kejora di bagian perutnya, membuat wanita itu memberontak dan berusaha sekuat mungkin menahan tangan Doyoung agar tidak mengenai perutnya yang merupakan bagian paling sensitif jika digelitik oleh orang lain.

"Akhhh Sirr!!! Stop it!" Sentaknya yang sudah merasa tak kuat lagi jika lelaki itu terus menyentuh bagian perut miliknya. Doyoung dengan senyumnya penuh kemenangab memberhentikan aksinya dan membiarkan Kejora mengambil nafasnya sebentar.

"Geli ih!"

"Kamu tau nggak? Menggelitiki seseorang merupakan suatu metode penyiksaan!" Ujar Kejora seraya menjawil gemas pipi sang pria.

Doyoung menahan tangan Kejora sambil sesekali menggigitnya lembut, sebab Kejora belum mau melepaskan jawilannya yang pedas itu ke pipinya yang kini mengeluarkan semburat merah.

"Jadi saya nyiksa kamu gitu?"

"Iya!"

"Yaudah kalo kaya gitu gak usah nanggung - nanggung, nyiksanya nyiksa aja sekalian"

" ... "

Doyoung dengan sigap langsung menjangkah tubuh mungil itu sambil menahan kedua tangan gadisnya dan memberi kecupan pagi yang hangat. Bibir Kejora dicecapi terus menerus oleh Doyoung sembari menyesapnya dalam dalam. Menghirup rakus aroma pagi Kejora sambil berperang lidah. Tak lengkap rasanya jika tak saling menukar saliva, pangutan itu terjadi lebih dari lima menit dan Kejora menjedanya sebab ia tak bisa mengalirkan oksigen ke seluruh tubuhnya, karena Doyoung terlalu menekan pergerakannya.

SIR | DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang