Setelah semua yang dilaluinya, Doyoung sadar, keadaan tidak semakin membaik. Pergi, adalah salah satu cara agar ia bisa melupakan Kejora sepenuhnya. Mungkin tidak mungkin, hanya itu yang bisa Doyoung lakukan untuk saat ini.
Mengambil gelar Doktor menjadi alasannya untuk pergi ke negeri Seribu kincir itu. Cepat atau lambat Doyoung harus segera berangkat, sebelum semua perasaan itu kembali terombang ambing dan kembali memuat dilema berat yang acap kali sering hadir dan meruntuhkan keteguhan hatinya.
Keyla membawakan segelas susu hangat dan menempatkannya di atas nakas kecil sebelah ranjang milik Doyoung.
"Kak, diminum ya"
"Terima kasih, Key"
Doyoung yang sedang menyibuki dirinya diatas laptop kemudian bergegas mengubah posisinya dan mengambil susu hangat itu untuk diminumnya.
"Kak Doyi"
"Bisa nggak lo gausah pergi?" Tanya Keyla dengan suara paraunya.
Doyoung menempatkan gelas itu kembali pada tempatnya. Kacamata yang bertengger disana kemudian di lepaskan dan ditempatkan di atas keyboard laptopnya yang masih menyala.
"Saya harus pergi Key"
"Dia sudah bahagia, dan saya nggak mungkin merebut semua cita cita dan masa depan Jefry, itu nggak akan terjadi"
Keyla menatap tak percaya, Doyoung rela mengorbankan semua perasaannya kepada Jefry. "Kak, seenggaknya pulihkan dulu ingatan Kejora, gak ada salahnya kan?"
"Itu karna kakak nggak mencoba untuk berinteraksi sama dia,"
"Mungkin dia lupa sama kakak, tapi perempuan itu punya ikatan yang kuat sama perasaanya kak" Keyla bersahut lagi.
Seperti inilah bentuk runtuh sebagian perasaanya. Nyatanya Doyoung tak akan bisa melupakan gadis itu dan melepasnya bersama Jefry. Sayangnya Jefry bukanlah orang lain untuknya. Orang yang dia sayangi dalam bentuk porsi teratas, melebihi segalanya, bahkan dirinya sendiri.
***
"Kak, katanya lo sakit ya?" Jefry merangkul pundak Doyoung dengan santai sambil sesekali mencuri curi pandangnya ke arah belakang.
Sadar, rupanya Jefry memberhentikan semua langkah kakinya dan menyetop pergerakan itu. Kejora yang tengah bersungut dan mengambil langkah kecilnya melewati Jefry dan Doyoung disana.
"Loh kok jalan duluan?"
Jefry dengan gesitnya berada selangkah maju di depan Kejora, menundukan sedikit badannya kemudian memajukan wajah tampannya menghadap sang pujaan "Ngambek ceritanya?"
Tidak mendapat sahutan akhirnya Jefry menarik Doyoung disebelahnya dan menempatkan dirinya di sisi kanan Kejora, sedangkan dirinya sendiri di sisi kiri gadis itu. "Adil kan?" Kata Jefry sambil merangkul gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIR | Doyoung
Fiksi Penggemar❝come here, let me teach you❞ 𝙈𝙖𝙩𝙪𝙧𝙚 𝙘𝙤𝙣𝙩𝙚𝙣𝙩 konten delapan belas coret.