Bagian 37 - Heal, learn, grow, love

4.8K 461 165
                                    

Doyoung masih setia terduduk di ubin yang dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doyoung masih setia terduduk di ubin yang dingin. Kepalanya ia senderkan di bangku sofa, ia tempakkan kepalanya pada dudukan sofa yang cukup nyaman untuk bersandar. Kejora tidak bisa tidur semalaman, dia berkata tidak nyaman jika harus tidur di ranjang, dia hanya ingin tertidur di sofa empuk di ruang tamu mereka sambil menonton film doraemon yang di setel berpuluh-puluh kali saat malam itu. Menurutnya tayangan doraemon memang lebih menarik baginya daripada suaminya.

Pukul 03.00 pagi wanita itu tertidur pulas di sofa, dengan posisi kepala yang terlihat tak nyaman Doyoung berusaha membawa tubuh istrinya yang masih bisa ia angkat, dan membawanya menggunakan gesture layaknya bridal style.

"Maaf ya, aku ketiduran lagi pas nemenin kamu" Doyoung memberi selimut tambahan untuk Kejora dan mengecup lama kening istrinya.

Sebenarnya dia juga kurang tidur akhir - akhir ini. Walaupun jam mengajarnya lebih banyak di pagi hingga sore hari, tetap saja dia merasa kelelahan karena harus mengurus istrinya yang merasakan berbagai macam gejala yang biasanya dirasakan oleh wanita hamil pada trimester pertama.

Doyoung sedikit mengerjap, sebab bel rumahnya terdengar sudah hampir sepuluh kali dibunyikan dari luar. Sekarang pukul 08.30 dan mereka masih berada di atas ranjang menikmati sisa hari minggunya. Lebih tepatnya untuk Doyoung yang bekerja hampir setiap hari.

Kejora betul - betul pulas dalam tidurnya. Dia kelelahan, karena insomnia yang tak menentu terkadang menerpanya ketika malam. Kemudian dari pagi hingga siang hari dia akan terjaga lagi, dan begitu seterusnya siklus wanita itu selama satu minggu ini.

"Masih pagi astaga." Gumam Doyoung sambil mengusak wajahnya keseluruhan. Dia beranjak ke wastafel untuk mencuci muka sebentar kemudian melihat keluar, siapa yang telah bertamu sepagi ini.

Matanya sedikit terbelalak ketika jendela kaca yang dilapisi gorden tipis berwarna cokelat muda ia sibakkan.

"Ibu" lirih Doyoung, dia langsung bergegas membuka pintu tengah beserta gerbang utama rumahnya.

Doyoung menyambut sang Ibu dan kedua adiknya dengan hangat. Membawakan koper mereka dan membiarkan Ibunya beristirahat sejenak di kamar tamu yang ukurannya paling besar.

"Kejora belum bangun? Jam segini??" Tanya sang Ibu kepada Doyoung. Alisnya mengkerut heran tak percaya. Mana bisa seorang istri di waktu yang hampir mendekati pukul 9 pagi ini belum terbangun dari tidurnya. Belum lagi kondisi rumah mereka yang tak begitu terurus. Doyoung betul-betul kelelahan jika hanya mengurus istrinya saja, belum lagi pekerjaan rumah dan kampus yang menunggunya.

"Nanti Ibu tanya sendiri deh sama dia."

Semakin bingung, akhirnya Ibunya memilih pergi ke kamar tidur dan merebahkan tubuhnya di kasur besar di dalam kamar yang telah di sediakan Doyoung.

"Jeno sama Jefry tidur di lantai atas aja ya, kamarnya sisa satu, cuman lega kok. Kakak udah angkutin koper kalian ke dalam sana." Imbuh Doyoung sambil melihat isi kulkasnya yang cukup penuh. Dua hari yang lalu Doyoung berbelanja sebab dia tahu kedua adiknya dan sang Ibu akan menginap di rumah mereka, maka dari itu persediaan di rumah harus dipersiapkan dengan baik.

SIR | DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang