Bagian 27 - Our Senses (+18)

24.1K 720 206
                                    

MATURE CONTENT! (+)

flashback

"Kenapa harus bergadang? Bisa dilanjut besok kan?" Kejora meratapi Doyoung dan laptop yang berada di depan matanya.

Gelas itu dipinggirkan di sebelah laptop Doyoung. Pada meja yang lebih rendah. "Susu?" Tanya Doyoung. Iya aku bawa susu, kakak nggak suka ya?" Doyoung penuh tanya.

"Makasih ya."

"Tapi saya juga suka kopi kok, besok besok bikinin kopi juga ya?" pinta Doyoung yang dibalas dengan anggukan manis dari Kejora.

"Handphone kamu bunyi"

Setelah mendengarkan dering dari bunyi handphonenya Kejora menepi dan pergi keluar kamar. Itu uncle Baekhyun, dan aunty Seulgi.

Mereka melangsungkan pembicaraan melalu video call dan mengabarkan bahwa Keidar, sepupu Kejora sekaligus anak dari uncle dan auntynya akan melangsungkan pernikahan.

"Dateng ya ra, undangannya sudah uncle kirim lewat paket."

"Padahal gak perlu pake undangan juga nggak apa uncle, aunty manaa?"

Dan saat itu auntynya muncul dari balik layar. Seulgi kini duduk berdampingan dengan suaminya.

"Kamu yang tunangan duluan, malah Mas mu duluan tuh yang nikah. Jadi keponakan aunty kapan nyusulnya?" Seulgi kini memegangi handphone itu yang sedari tadi dipegangi suaminya.

"Tunangan? Kapan?"

Suami istri itu saling menatap di layar handphone. "Ya waktu itu kan kamu bawa calon kamu ke rumah," sahut auntynya itu.

"Hah?"

Pikirannya mulai melayang menjelajah semua isi di dalam kepalanya. "Siapa yang bertunangan? Aku benar kan salah dengar?" Kejora tidak ingat apapun bahkan setelah peristiwa yang hampir merenggut seluruh raganya itu.

"Siapa namanya pah?" Tanya Seulgi pada suaminya yang masih ada di sebelahnya.

"Kamu kan pernah minta izin sama kami ra" sahut Baekhyun yang nampak kebingungan bersamaan dengan istrinya.

"Doyoung"

Tangannya penuh gemetar. Iris matanya hilang fokus dan tidak menatap layar kacanya.

"Mana Doyoung ra? Kalian kapan mau menikah?"

"Ra,"

"Jadi kapan kalian mau melangsungkan pernikahan?"

"Salam buat Doyoung ya Ra dari uncle sama aunty"

Handphonenya terjun bebas. Kejora memejam sebentar sambil menyibakkan seluruh rambutnya ke belakang. Semua bukti ini terlalu jelas untuknya. Sayangnya tidak pada sang memori. Enggan untuk berbagi walau sedikit saja.

***

Kejora masih menitikan air matanya melihat kondisi Doyoung terkapar di atas ranjang. Doyoung sudah diobati, dan langsung terlelap. Kejora memegangi pergelangan tangan Doyoung. Memeluknya dalam tangis. Sakit. Hatinya sungguh sakit.

Dikecupi berkali kali punggung tangan Doyoung dalam rasa menyesalnya. Anak rambut Doyoung dia tepikan guna melihat wajah pria itu yang masih menimbun luka serta lebam yang didapatkannya karena Renjun.

Menyatukan jari jemari mereka yang kini saling bertaut. Doyoung pasti sudah masuk ke alam bawah sadarnya sekarang.

Kejora memeluknya dari samping, menepikan kepalanya dan kini membiarkan dirinya bersandar pada dada milik Doyoung. Mengecup pipinya berkali kali dan membiarkan basah air matanya tercetak disana. Jika bisa, Kejora ingin menjaga Doyoung di sepanjang malamnya dan membiarkan dirinya tetap terjaga.

SIR | DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang