"Mematahkan hukum alam belum tentu bisa mengalahkanku." Zack mengangkat kedua tangannya. Menyerang dengan bertubi Rad yang terus menangkis.
Rad menggeram. Allura sialan! Membiarkan Zack menyerap kekuatan hebat Allura sama saja membunuh Rad. Kekuatan Zack kini lebih besar dari padanya.
Bek berlari menuju Arabella. Ia bersama Allura mulai menyerang anak buah Rad. Bek berusaha meraih Arabella dan menempatkannya di tempat yang aman.
Arabella yang masih tidak mengerti apa yang terjadi, hanya diam dengan bercucuran air mata. Ia begitu ketakutan. Arabella sudah pasrah saja jika ia akan mati. Karena yang ia rasakan hanyalah tangan-tangan yang sedari tadi menyakitinya.
BRAKKHSS!!
Rad mengerang saat tubuhnya terhempas begitu kuat menubruk batang pohon besar di belakangnya.
Bukan hanya itu, gelombang sihirnya pun mendadak menghilang. Rad melirik anak buahnya. Ia menggeram bertepatan saat Bek menghabisi anak buah terakhirnya.
Zack masih terlihat tenang dengan mata merah darahnya. Ia menatap rendah Rad yang dengan mudah ia pukul mundur.
"Kau bisa mematahkan hukum alam. Tetapi Alam tahu kepada siapa ia berpihak. Rajanya."
Zack mendekat membuat Rad berusaha kembali melawan. Namun seolah memang alam bersiteru dengannya, kini kedua kakinya tertarik ke dalam tanah. Kedua tangannya tak lagi bisa bergerak saat ranting-ranting pohon di belakangnya bergerak melilit dengan kuat.
"Sialan!!"
Zack berjongkok menyamakan tinggi tubuhnya dengan Rad yang bergetar menahan kekuatan alam.
"Kau bukan apa-apa tanpa keberpihakan alam."
Zack menengadahkan kepalanya. Dan berucap seolah berkata kepada alam.
"Biarkan aku memberi ganjaran pada pendosa ini."Seketika, sulur-sulur yang membelit kedua tangan Rad melonggar. Tanah di bawahnya tak lagi menarik kakinya.
"Berterimakasihlah, karena pelaku ritual terlarang seharusnya berurusan dengan alam, bukan denganku seperti kau ini."
Rad berusaha menyerang kembali namun perisai biru transparan yang muncul seolah mengurungnya, membuat sihir itu menyerang dirinya sendiri.
Zack memunculkan sebilah belati kesayangannya dalam genggamannya. Memegangnya erat dan bersiap menancapkan belati itu di perut Rad.
"Kau akan abadi, tak akan mati, namun tersiksa di bawah sana sepanjang keabadianmu."
Rad membelalak. "Tid-- AAARRGHH!!" Mulutnya mengerang saat belati tajam bermantra itu bersarang di perutnya, dan dikeluarkan dengan kasar.
Zack menatap sekilas belati itu dengan puas. Darah yang mengalir terlihat begitu indah di pemandangan Zack.
Seketika, tanah pijakan Rad kembali bergerak. Menarik tubuh penyihir itu masuk ke dalam tanah tanpa ampun.
Raungan Rad terdengar. Bek dan Allura meringis ngeri. Hingga suara itu tak lagi terdengar teredam di bawah tanah.
Zack bangkit berdiri. Melangkah mundur sebelum berbalik melihat ke arah Arabella yang tengah meringkuk kesakitan.
Ajaib, mata merah Zack kembali menghitam hanya dengan melihat itu.
"Pergi," ucap Zack pada Bek dan Allura.
"Tapi, Zack, bagaimana jika--"
"Pergi." Zack mengulangi ucapannya dengan tegas.
Bek menghela nafasnya, namun tak urung menghilang dari sana bersama Allura menyisakan Zack dan Arabella berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pathetic Destiny [Completed]
Fantasy[Fantasy-Romance] Arabella, putri terkutuk yang disembunyikan rapat-rapat keberadaannya oleh penghuni istana. Hanya nama yang dikenal oleh seluruh rakyat Kekaisaran Orvins. Kutukan Arabella membuatnya harus menanggung kesakitan luar biasa dan menjer...