"Hamba mohon, ampuni nyawa anak hamba." Seorang wanita bersimpuh di tanah kala Zack mengangkat leher seorang pemuda membuatnya tak bisa bernafas.
"Hamba mohon, bunuhlah hamba dan bebaskan anak hamba." Wanita itu menangis deras.
Namun bukan Zack namanya jika membebaskan seorang bersalah. Tangannya terus mencekik pemuda itu semakin erat.
Clang!
Braksh!!
Zack mengerang saat pemuda itu tiba-tiba saja menendang ulu hatinya hingga cengkeraman Zack padanya terlepas. Pemuda itu juga sempat menyerangnya menggunakan sihir.
Zack menatap pemuda itu tajam. Tangannya terangkat mengibas ke arah pemuda itu. Dan tubuhnya seketika mengeluarkan darah. Seolah ada sebuah pedang yang baru saja menebas perutnya.
"Tidak!" Wanita itu sontak berdiri menghampiri anaknya. "Tidak, anakku!!"
"Kau!!" Wanita itu kini menunjuk tepat ke wajah Zack yang menatapnya datar.
Melihat perilaku tidak pantas wanita itu pada Putra Mahkota Kerajaan Penyihir, membuat para pengawal yang ada bersiap menyerang si wanita.
"Kubunuh kau!!" Setelah mengucapkan itu, wanita itu mulai menyerang menggunakan sihirnya.
Namun, sudah menjadi hukum alam bahwa tak ada seorangpun yang bisa membunuh keluarga kerajaan penyihir terutama raja dan pewaris takhta selain melalui duel resmi antar penyihir.
Sihir yang wanita itu arahkan tak sampai menyentuh tubuh Zack. Seolah ada dinding tak kasat mata terbentang di antara keduanya.
Iris mata Zack sejenak berubah semerah darah. Namun itu tidak lama sebelum kembali pada iris hitam pekatnya.
"Bunuh dia."
***
"Yang Mulia! Saya mohon tenangkan diri anda." Seorang pengawal berseru memohon dari belakang Zack, tanpa nyali sedikitpun untuk menghentikan kegiatannya.
Di saat seperti ini, tak seorangpun dapat mengendalikan Zack, termasuk dirinya sendiri. Sisi lain dirinyalah yang kini mendominasi.
Iris pekat itu tak lagi ada digantikan dengan iris semerah darah. Zack berubah menjadi sosok kejam yang mencintai jerit kesakitan korbannya.
"Siapa lagi yang diutus untuk mencelakai gadisku?!!" Zack berseru.
Matanya menatap nyalang mayat-mayat yang berserakan dalam kondisi mengenaskan juga beberapa orang yang diutus ayahnya untuk mencelakai Arabella.
Zack berjalan mendekat pada mereka yang kini sujud di kakinya memohon ampun. Ia berjongkok sebelum kemudian meraih leher salah satu diantaranya, berdiri dan mengangkat seorang pria itu hingga tak lagi menapak di tanah.
"Kau!!"
"Ampun, Yang Mulia!" Pria itu memohon dengan begitu menyedihkan.
Zack tidak peduli. Iris merah menyalanya menatap pria itu tajam.
"AAAAARRRGGHH!!!!" Pria itu menjerit keras membuat setiap orang yang mendengarnya bergetar ketakutan.
Zack tengah menyerangnya menggunakan sihirnya. Membuat sekujur tubuh pria itu terasa terbakar hingga merasa lebih baik mati secepatnya.
Sebelah tangan Zack memunculkan sebilah belati perak yang telah dimantrai. Melihat itu, setiap orang membelalakkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pathetic Destiny [Completed]
Fantasi[Fantasy-Romance] Arabella, putri terkutuk yang disembunyikan rapat-rapat keberadaannya oleh penghuni istana. Hanya nama yang dikenal oleh seluruh rakyat Kekaisaran Orvins. Kutukan Arabella membuatnya harus menanggung kesakitan luar biasa dan menjer...