Abolish

13.6K 1.8K 19
                                    

"Aku akan membawanya ke istanaku."

"Itu terlalu berbahaya," bantah Bek langsung.

Zack mendengus.
"Kau lupa dengan siapa kau bicara."

Bek menghela nafasnya pelan.
"Di istanamu, dia tidak akan aman. Tidak akan ada penjagaan. Memang kau bisa menjaganya sepanjang waktu? Untuk saat ini, keberadaannya masih harus dirahasiakan."

"Aku lebih tidak ingin kejadian seperti kemarin terulang."

Bek menyerah. Seharusnya ia tahu, mendebat Zack adalah kegiatan yang tak berkesudahan. Zack tetaplah Zack. Si dominan yang tak terbantahkan.

"Kalau begitu, izinkan saya yang menjaganya sepanjang waktu." Viana yang berdiri di sebelah Bek menunduk hormat.

Bek menatap istrinya dengan kedua alis terangkat. Bukan hanya Bek melainkan begitu juga dengan Zack.

Bagaimana tidak? Bek adalah penguasa hutan. Dalam hukum alam, kedudukan Bek sangatlah tinggi hampir menyamai Zack. Dan menjadi istri seorang penguasa hutan, menjadikan Viana sebagai salah satu penyihir tinggi yang patut dihormati.

"Suatu kehormatan bagi saya untuk menjaga Putri Arabella," ucap Viana lagi.

Zack menatap Bek datar. Ia mengendikkan bahunya singkat membuat Bek mendengus samar.

"Tapi pulanglah saat Zack sudah tidak sibuk untuk dapat menemaninya."

***

"Ayah?"

Edmunt sontak berlutut di hadapan sang ayah.

"Bangun, anakku."

Kakek Thomas memegang pundak Edmunt, membimbing putranya untuk berdiri dengan tegak.

"Apa yang membawa ayah kemari?"

Thomas menggeleng pelan.
"Seharusnya aku yang bertanya itu. Ada apa denganmu? Aku bisa merasakannya di sana."

Sontak wajah berwibawa Edmunt sirna. Digantikan wajah seorang anak berbeban berat yang tengah meminta bantuan ayahnya.

"Allura..."

"Ada apa dengan cucuku?"

"Ayah bisa membantunya? Dia sudah mengabdi pada musuh Zack dan memberi darahnya secara sukarela pada Zack. Dia kini terhukum."

Tanpa butuh penjelasan lebih panjang lagi, Kakek Thomas sudah mengerti.

"Aku bisa membantunya."

Edmunt sontak menatap penuh harap wajah ayahnya.
"Bagaimana?"

"Tapi aku tidak yakin." Kakek Thomas mengernyit dalam.

"Apa belum pasti berhasil? Masih ada kemungkinan terburuk?" Edmunt bertanya dengan perasaan was-was.

Kakek Thomas menggeleng.
"Aku mengerti cucu-cucuku, Edmunt. Sangat mengerti. Terlalu mengerti hingga aku tidak yakin Allura mau melakukan ini."

***

Allura mengelus puncak kepala Drylox. Ia sudah kembali di tempatnya tinggal selama sepuluh tahun terakhir. Memilih menghabiskan sisa hidupnya yang tak akan lama lagi di tempat itu.

Pathetic Destiny  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang