Ulang tahun ke delapan belas bagi setiap anggota kerajaan maupun bangsawan adalah hal yang wajib untuk dirayakan. Karena umur kedelapan belas dianggap sebagai awal dari kedewasaan.
Tak ubah halnya dengan Putri Arabella. Meski tak mendapat perhatian yang layak, ia tetap harus merayakan hari ulang tahun kedelapan belasnya.
Tentu Arabella merasa gugup bukan main. Bagaimana tidak, ia yang selama ini hidup di balik bayangan untuk pertama kalinya akan tampil di antara banyak orang.
Sebagai tokoh utamanya.
Kaisar Aldrick tidak menghadiri acara ini. Tentu Arabella tahu alasannya. Ayahnya itu masih sekarat sejak terakhir kali Arabella melihatnya.
Sedangkan Putri Olivia, Arabella tak tahu alasan di balik tidak hadirnya putri kebanggaan semua orang itu. Dugaan terkuat adalah, ia ingin menemani sang ayah, karena memang semenjak Kaisar Negeri Orvins itu sekarat hingga tak sadarkan diri hingga sekarang, Putri Olivia selalu menemaninya.
Betapa beruntung Kaisar Aldrick memiliki Putri sebaik, secantik, seanggun, dan sepintar Olivia.
Acara ulang tahun ke delapan belas telah usai. Kini Arabella hanya berdiri di sudut ruangan dengan segelas limun memandang ke ruangan yang ramai sembari menunggu acara selanjutnya di mulai. Debutante.
Jujur, Arabella tak menyukai keramaian. Praduga pertamanya tentang pesta ini adalah tatapan aneh orang-orang yang tertuju pada dirinya.
Namun tidak. Sejauh ini justru pujianlah yang kerap kali Arabella dengar saat bangsawan lain mengajaknya berbincang ringan.
Arabella seharusnya senang. Tetapi harapan utamanya tentang pesta kali ini yang tidak terkabul membuatnya tak merasakan titik kesenangan hari ini.
Zack tidak datang. Sejak bangun di pagi hari, hal pertama yang Arabella pikirkan ada Zack. Apa penyihir itu sudah datang atau belum. Namun sampai detik ini, wajah tampan nan menyebalkan penyihir itu justru tak muncul sama sekali.
Keinginan terbesarnya adalah melakukan debut pertama dengan Zack. Kemudian mendapat ucapan selamat ulang tahun pertama dari penyihir itu pula.
Dan Arabella harus tersenyum masam saat keinginan terbesar ke-2nya tidak tercapai. Dan justru Nathan yang mengucapkan hal itu pertama kali.
Tak apa, Arabella menguatkan diri. Setidaknya itu Nathan, bangsawan kelas atas yang baik hati kepadanya walau tahu dengan jelas perihal kutukan mengerikan Arabella.
Sebentar lagi acara Debutante akan dimulai. Arabella masih berharap Zack akan datang mengejutkannya dan berakhir menjadi pasangan Debut Pertamanya.
Namun kembali lagi seperti semula. Arabella terpaksa meletakkan segelas limunnya yang hampir habis saat Nathan sudah berdiri di hadapannya, mengulurkan tangannya sembari tersenyum manis, dan mengucapkan kalimat yang sebenarnya ingin ia dengar keluar dari mulut tajam Zack.
"Suatu kehormatan bagi saya apabila Tuan Putri Arabella mau menari dengan saya di debutante ini." Nathan berucap sembari memamerkan senyuman terbaiknya.
Mau tak mau, Arabella balas tersenyum. Tetapi tangannya masih enggan menyambut uluran tangan Nathan.
"Ah, Tuan Putri sudah sudah punya pasangan di debut pertama tuan putri, ya?" Tanya Nathan. Nathan akan jujur, jika itu adalah pertanyaan yang mengusik pikirannya sejak tadi.
Perlahan Arabella menggeleng dengan sangat, sangat ragu. Dan tentu itu membuat perasaan Pemuda Bangsawan Angelo itu merasa senang.
"Kalau begitu izinkan saya." Nathan kini membungkuk, kembali mengulurkan tangannya yang sempat ia tarik kembali sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pathetic Destiny [Completed]
Fantasía[Fantasy-Romance] Arabella, putri terkutuk yang disembunyikan rapat-rapat keberadaannya oleh penghuni istana. Hanya nama yang dikenal oleh seluruh rakyat Kekaisaran Orvins. Kutukan Arabella membuatnya harus menanggung kesakitan luar biasa dan menjer...