Accidental

15.4K 2K 15
                                    

"Nathan?"

Tanpa banyak bicara, Nathan langsung menarik pergelangan tangan Arabella menuju ke sela-sela sebuah toko tempat penyimpanan bahan makanan restoran.

Tumpukan bahan makanan itu cukup tinggi hingga bisa menyembunyikan keduanya dengan sempurna.

"Maafkan kelancanganku barusan, Tuan Putri. Saya hanya berfikir mungkin Tuan Putri ingin bersembunyi dari para prajurit istana itu." Nathan membungkuk meminta maaf.

"Tidak masalah. Terima kasih untuk itu, Nathan." Arabella tersenyum berterima kasih.

Nathan kembali menegakkan tubuhnya. Dia tersenyum menawan. "Saya senang melakukannya. Apa yang kau lakukan di sini, Tuan Putri?"

"Bosan terkurung di istana. Aku hanya berjalan-jalan." Jawab Arabella.

Lalu tanpa sengaja Nathan melihat pada tangan Arabella yang menggenggam sebuah apel yang sudah digigit. Ia kembali tersenyum.

"Tuan Putri juga menyukai apel itu, ya? Kebetulan aku juga sangat menyukainya." Nathan mengangkat sekantung penuh buah apel dalam genggamannya.

"Ah, iya! Aku sangat suka. Rasanya begitu manis." Arabella tersenyum lebar

Nathan kemudian mengintip ke balik tumpukan tinggi bahan makanan yang menutupi mereka.
"Mereka sudah pergi. Kau mau kutemani berkeliling daerah ini, Tuan Putri? Aku tahu beberapa tempat penjual makanan lezat."

"Tentu."

***

"Menakjubkan!" Arabella menatap takjub makanan dalam genggamannya.

"Ah, itu belum seberapa." Nathan kemudian tertawa.

Tatapannya tak lepas memandang wajah berseri Tuan Putrinya itu. Ia begitu menikmati raut gadis itu yang terpampang dengan jelas sebuah senyuman lebar.

"Aku mau lagi." Ucap Arabella.

Nathan tergelak.
"Tentu saja. Tapi sisakan banyak ruang dalam perutmu. Masih ada banyak yang lebih enak dari ini, Tuan Putri."

***

"Bagaimana?"

Arabella mengunyah satu gigitan lagi sebelum menelannya dan menjawab.
"Aku suka ini. Jika kata terang bisa digunakan pada makanan, maka aku akan bilang ini adalah makanan yang sangat terang."

Nathan tertawa renyah.
"Aku juga suka. Terlebih jika menikmatinya bersama Tuan Putri seperti ini." Ia tersenyum ramah.

"Benarkah? Aku tak pernah tahu keberadaanku seberarti itu." Arabella menggaruk tengguknya.

Nathan tersenyum menatapnya.
"Sepertinya ada makanan yang lebih terang dari ini. Aku yakin Tuan Putri pasti menyukainya."

***

"Tuan Putri menyukainya?"

Nathan bertanya sambil terus memperhatikan raut wajah Arabella. Ia tampak mengangkat kedua alisnya.

"Ini sungguh yang paling terang diantara semua makanan yang pernah kucoba." Tukas Arabella. Ia tertawa pelan.

Tawa itu rupanya menular pada Nathan. Pemuda itu tampak terkekeh senang melihatnya.
"Tuan Putri sangat suka makanan yang 'terang', ya?"

Pathetic Destiny  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang