Lee Heryong

204 15 0
                                    


Di kediaman Lee Heryong.

Wanita yang kerap disapa nona Lee atau nyonya Kim.

Suara mesin cuci, vacum cleaner dan hair dryer, selalu sukses membuat kebisingan di pagi hari. Sepasang suami istri itu tengah sibuk menyiapkan kebutuhannya masing-masing. Di Apartemen yang megah itu, Heryong tidak menyewa asisten rumah tangga untuk membantu pekerjaan rumahnya, rasanya hanya akan buang-buang uang dan waktu. Ia hanya tidak ingin membuat orang lain merasa kesepian karena tuan rumahnya jarang ada di rumah.

Walaupun begitu, sebagai seorang istri ia masih bisa menyempatkan diri untuk membuat sarapan pagi meski hanya sekedar menyiapkan roti dan kopi favorite suaminya.

Wanita itu segera merapihkan rambutnya setelah Hair dryer itu selesai digunakan dan kembali menyimpannya ke atas meja rias.

"Yong Joon-ah... sudah kusiapkan sarapan untukmu, surat kabarnya ada di meja makan, dan tidak lupa dengan kopi favoritmu." serunya sembari melangkah penuh dengan keanggunan, segera meraih slim bagnya yang berada di atas meja makan agar menambah sempurna penampilannya.

Kim Yong Joon sudah duduk di ruang makan dan sedang fokus membaca Koran sambil memakan sandwich buatan istrinya, sesekali ia pun meneguk kopi Americano yang sudah ditambahkan sedikit gula kedalamnya.

"Aku pergi!" Heryong berpamitan dengan menepuk pundak kekar suaminya.

Dengan sigap Kim Yong Joon pun menarik tangan istrinya dan mencium keningnya.

"Aku akan pulang terlambat!" tukas Heryong seraya membalas ciuman itu dengan mesra.

"Kau sungguh tidak adil!" Kim Yong Joon hanya mengeluh.

"Haha! habiskan sarapanmu dan semangatlah dalam bekerja!" Heryong menyeka bekas lipstick yang menempel di bibir tebal suaminya.

"I miss you!"  Kim Yong Joon menatap wajah cantiknya.

"Me too!"  Heryong tersipu malu dan bergegas melangkah pergi tanpa menemani sarapan terlebih dahulu, entah sudah berapa lama keduanya tidak saling bersantai menikmati waktu bersama, walaupun hanya sekedar minum kopi dan makan roti di pagi hari.

Heryong segera masuk ke dalam mobil dan mengemudi sendiri.

🍂🍂🍂

Lee Heryong mempunyai adik laki-laki bernama Lee Jeka, pemuda tampan yang hobi menghamburkan uang dan bersenang-senang, yang kini masih berada di Amerika bersama kedua orang tuanya.

Wanita yang hampir berusia kepala tiga itu semakin terlihat memesona, cerdas, cantik serta dermawan mampu membuat orang lain segan serta menghormati dirinya.

Karir cemerlang, fisik rupawan, bergelimang harta, serta mempunyai pasangan yang tampan, benar-benar suatu nilai plus dalam kehidupannya. Mungkin hanya satu kekurangan dalam hidupnya, ia masih belum dikaruniai seorang anak oleh sang kuasa di usia pernikahannya yang hampir menginjak usia pernikahan ke 5 tahun. Namun ia tidak ingin bersedih hati dalam memikirkan semua itu, ia lebih menyibukan diri dan menyembuyikan kesepiannya selama ini. Ia tahu betul, bahwa Kim Yong Joon juga pasti menginginkan hal yang sama dengannya, seorang anak yang tak kunjung diberikan oleh Tuhan.

Dan keduanya tidak pernah punya waktu untuk membicarakan semua itu dengan serius.

Lee Heryong menjabat sebagai direktur di salah satu perusahaan ayahnya, Grup Lee yang bergerak dalam bidang Industri pangan dan pertanian. Perusahaan itu memang bukan induknya, namun Heryong dengan sahamnya sudah mampu membeli perusahaan yang ia kelola bersama dengan Jeong Jaemin manajer kebanggaannya yang merupakan teman dari adiknya sendiri.

Atas kerja kerasnya, Heryong berhasil menduduki saham sebanyak 60% di kantor. Namun jumlah yang cukup kecil sekitar 30% dari keseluruhan perusahaan Grup Lee, tentu saham itu masih jauh dari saham milik adiknya yaitu Lee Jeka.

Lee Heryong tumbuh dalam keluarga yang super sibuk, ia berusaha menjadi anak yang mandiri, hingga menjadikannya wanita yang tegar dan tidak mudah dikekang serta menyukai kebebasan.

Hari ini ia ingin segera pulang ke rumah, bergegas menandatangani semua berkas dan laporan perusahaan yang tertera di atas meja kerjanya.

Sesampainya di kediamannya yang megah, "Aku pulang." Seraya membuka pintu. Kata yang rutin diucapkan setiap kali datang ke rumahnya, dan seperti biasa, tanpa ada jawaban dari siapapun.

Heryong menatap jam tangannya yang menunjukan pukul 11 malam hari, kemudian berjalan menelusuri dinding ruangannya untuk menyalakan kontak lampu yang berjejer di sana dan bergegas menuju ke kamarnya untuk memasuki kamar mandi dan membersihkan diri.

Tangan indahnya meraih shower, butiran air itu pun menetes deras seakan memijat tubunya dengan lembut. Aroma sabun mandi yang menggosok tubuhnya mampu membangkitkan suasana menjadi nyaman, segar... itulah yang ia rasakan.

Heryong meraih handuk dan mengeringkan tubuhnya, kemudian melangkah ke arah lemari untuk memilih piyama sutra yang akan ia kenakan, lalu merebahkan diri di atas kasur empuknya, pandangannya tertuju pada jam dinding yang menujukan pukul 12 tengah malam, ia pun segera meraih ponselnya dan mencoba menghubungi suaminya.

Heryong mondar mandir di ruangan kamarnya yang luas, belum sempat ponselnya diletakan, Kim Yong Joon sudah berdiri di hadapannya hingga membuatnya sedikit terkejut.

"Ommo... Jagiya!"  benar-benar merasa terkejut, "aku sedang menghubungimu!" seraya menunjukan ponselnya ke hadapan Kim Yong Joon.

Pria tegap itu menoleh pada ponsel yang ia genggam dalam keadaan masih bordering. "I'm here!" lalu melambaikan ponselnya kehadapan istrinya.

Lee Heryong segera mendekat dan memeluknya dengan erat, "kau telat!" bisiknya.

"Berapa lama kau menungguku malam ini? Hm... aku mencium aroma buah-buahan di sini, may i?"  Kim Yong Joon mulai mencium dan menelusuri leher jenjangnya. Pria itu sangat menyukai aroma sabun mandi yang istrinya pakai.

"Aku menunggumu selama 1 jam dan aku baru saja selesai mandi!" ujar Lee Heryong.

"I see, you know what? I miss you so much!"  Kim Yong Joon berbisik mesra.

"Hm... cepatlah mandi, setelah itu kita harus tidur." Pinta Heryong dengan segera melepaskan diri dari Kim Yong Joon.

"Aku akan mandi setelah megerjakan satu hal!" Kim Yong Joon kembali meraihnya dan memberinya seringai, kemudian merebahkan istrinya dan menciumi pinggang rampingnya.

Eugh! 

Suara lenguhan mulai terdengar ketika mulut lembut Kim Yong Joon sedang menelusuri perut rampingnya. "Yong Joon-ah, dengarkan aku, pekerjaanku di kantor sangat banyak." Heryong pun terkekeuh menahan geli.

"Aku tahu, dan pekerjaanku ini sangat penting!" pria itu segera bangkit dengan menatap sayu.

"Kumohon jangan memandangku seperti itu baby!" pinta Heryong dengan duduk memandangi suaminya. Suaranya yang lembut dan manja terdengar begitu sensual di telinga Kim Yong Joon, hingga membuat hasratnya semakin menggebu.

"Kita akan lembur malam ini!" Kim Yong Joon segera membuka dasi dan ikat pinggangnya tepat dihadapan wajah istrinya.

"Yong Joon!" wanita itu membulatkan mata.

"Hm, kemarilah baby!" Kim Yong Joon bersmirk kemudian beranjak untuk menggendong Lee Heryong ala bridal dan membawanya ke kamar mandi.

"Aww, Yong Joon-ah..." wanita itu berteriak, namun rangkulan tangannya semakin erat. "Aku sudah mandi!" pungkasnya.

"Tapi aku tidak ingin mandi sendirian!" Kim Yong Joon kembali bersmirk.

"Aigooo." Lee Heryong sampai terkekeuh dibuatnya.


***

JAGIYA = UNGKAPAN SAYANG KEPADA SUAMI

AIGO= ADUH, YA AMPUN

BREAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang