Ketika kau ingin pergi, dan memintanya menunggu.

51 11 9
                                    

Part : 32


Di rumah sakit tempat nyonya Kang dirawat.

Kang Tae Yong sedang mencemaskan Lee Heryong, setelah Kim Yong Joon menghubunginya dan menanyakan tentangnya. Tae Yong menyadari, ada perasaan aneh yang tumbuh dalam hatinya terhadap Lee Heryong, beberapa kali ia pun menepis perasaan itu. Namun semakin mencobanya, perasaan itu semakin mendalam.

"Ada apa nak?" Tanya nyonya Kang.

"Ibu, nona Lee menghilang."

"Mwo?"

"Aku seharusnya menemaninya." Tae Yong merasa bersedih.

"Dia pasti kembali, percayalah!"

"Ibu, beberapa hari ini kami selalu bersama, hanya beberapa hari itu saja, aku sudah mulai mencintainya!" Kang Tae Yong mengungkapkan perasaanya.

"Itu Karen nona Lee adalah perempuan yang baik, bukankah dia sangat menggemaskan? Cintailah dia seperti kau mencintai adikmu sendiri!"

"Tidak bu, perasaanku padanya adalah perasaan layaknya laki-laki terhadap perempuan, bukan sebagai adik kakak."

"Andwae!"

"Wae omma?"

Ibunya hanya berepaling tanpa mengatakan apapun lagi.

Melihat kebungkaman itu, Kang Tae Yong pergi ke luar ruangan dan segera menghubungi Hyung Jun.

"Kau Harus mencarinya. Jika tidak, kau akan menyesal! Nona Lee menangis ketika bertemu denganmu, apa kau melukai perasaannya lagi? dan kini dia menghilang, kau harus segera mencarinnya Hyung Jun." bentak Tae Yong di telpon.


***

Hyung Jun semakin gelisah karennya, dan berusaha berpikir tentang tempat favorit Lee Heryong. "Tidak mungkin ke taman bunga sakura di tengah musim salju seperti ini? Dia dalam keadaan menangis? Adiknya mencarinya? Pengacara pribadi mencarinya? Bahkan kekasihnya pun Min Gi mencarinya? Dan tidak berkata sepatah kata pun di hadapanku kemarin lusa, apakah yang sebenarnya terjadi?"

Pria itu terus menerus mencari jawabanya, sampai ia ingat satu tempat, yaitu sungai Han. Dan ia segera pergi menuju tempat itu.


***

Sungai Han.

Lee Heryong berjalan dengan sempoyongan, langkah kakinya tak beraturan dengan penampilan yang begitu kusut. Ia berdiri di pinggir sungai, memegangi besi pembatas sungai itu. Termenung menjauh dari keramaian orang.

Sebagian air sungai yang membeku, menjadi bongkahan es di tepi sungai itu.

Ia kembali merenungi nasibnya, takdir buruk yang menipa percintaanya. Dicampakan, ditinggalkan, ditolak bahkan dihianati oleh orang yang sangat ia cintai. Juseok menolaknya, Min Gi meninggalkannya tanpa alasan, Hyung Jun mencapakannya tepat di hari pernikahan, dan Kim Yong Joon menghianati pernikahannya.

Hati ingin memilih dengan satu tujuan, namun Hyung Jun kembali menorehkan luka di depan mata, berciuman bersama wanita yang jelas-jelas melukai kehidupannya. "Mungkinkah karma itu berlaku di dunia? Tapi, mengapa harus aku? Mengapa semuanya terjadi padaku?"  Lee Heryong pun sangat merana.

Heryong pun menjerit sekencang-kencangnya tidak peduli dengan pandangan orang-orang terhadapnya ."Haaaahhhhh waeeee?"  ia berteriak, mencoba meluapkan segala isi hatinya.

"Hiks - hiks..."  ia menangis dan terpuruk di tengah musim salju yang begitu dingin.

Perlahan, langkah kakinya naik satu persatu melewati tahapan pagar besi pembatas sungai itu. Heryong berusaha untuk mengahiri hidupnya sendiri. Terus menerus memandangi sungai yang beku itu, ia kembali merenenungi nasibnya dan segala takdir buruknya. Bersiap, untuk terjun ke dasar sungai dengan memejamkan matanya.

BREAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang