Aku ingin hanya aku sendiri yang menyebut namamu dengan nama itu, spesial aja. Paham?
__SvargaSaan__"Kenapa muka lo gitu amat liatnya." Ucapannya berhasil membuat Tiara mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Yah kaget," ujar Tiara.
Dengan memberanikan diri, ia menatap Svarga dari atas hingga bawah, mengapa dirinya merasa ada yang berbeda dari kakak kelasnya yang satu ini.
"Ah, itu aja kaget emang gak pernah liat cogan?" Tiara mendecak sebal. Rupanya manusia yang didepannya ini terlalu membanggakan diri + percaya diri yang tinggi.
"Emang kakak cogan?" Tiara menanyakan kalimat yang keliru tentu svarga termasuk Cogan.
"Kelihatannya?" Tanya Svarga balik, dia tersenyum penuh kemenang, saat melihat Tiara tidak bisa membalas ucapannya.
Mampus, apa yang harus dia jawab, dia melihat bola mata Bagas, Bagas yang sedari tadi melihat Svarga. Svarga menjulurkan tangannya, agar anak kecil yang berada dipangkuan Tiara menggenggamnya.
"Anak kecil belum paham apa yang lo sampaikan tadi."
"Kakak denger?
"Iya..."
"Tukang nguping!" Desisnya pelan tapi siapa sangka Svarga mendengarnya.
"Gue denger, kerna lo ngomongnya keras." Jedanya melirik seorang gadis yang tengah berjalan kearah mereka.
Tiara mengikuti arah pandang Svarga, dia kenal gadis itu, terlihat jelas masih ada bekas luka disudut bibir bawahnya. Dia Salsa.
Salsa melambaikan tangannya kearah mereka, satu tangannya memegang bungkusan plastik.
"Hai Kak Tiara!"
"Hai Salsa."
"Wah imut banget, namanya siapa kak?" Salsa sedikit membungkuk agar Bagas ikut bersamanya.
"Bagas.."
"Ouh..."
"Kenapa lama banget?" Suara Svarga membuat kehening, Tiara tak ingin ikut campur memilih diam.
"Itu tadi, banyak banget variasinya rasa baru, enak semua lagi!" Balas Salsa, dia berdiri mengeluarkan ponselnya. "Kak Tiara, bagi WA dong please..."
"yaudah sini."
Salsa menjingkrak senang, dia mengulurkan ponsel tersebut. Dia menatap Svarga sekilas kelihatanya Svarga kesal kepadanya. Tapi dia tak acukan itu. Yang penting dia ingin berteman dengan kakak kelas yang telah menolongnya.
Dia memberikan ponsel salsa kembali, dia berdiri merapikan gendongannya pada Mutia. "Salsa, kak Svarga, duluan yah udah mau magrib."
Salsa mengangguk, Svarga juga berdiri. "Hati-hati," Tiara tak menjawab lagi. Dia terus berjalan pergi kerumahnya.
_
Tiara mencuci mukanya, rasanya benar-benar lelah saat pulang dari taman tadi. Dia berjalan ke kasur, sesuatu membuatnya berhenti. Dia lupa dimana menaruk ponselnya.
Dia memeriksa meja belajarnya tapi tidak ada, dia memeriksa tasnya tapi juga tidak ada. Dia mendecak sebal, kenapa otak pelupa sekali.
Dia menuruni anak tangga, dengan muka kusut dia menatap Oma-nya dan Tantenya sedang berbicara. Oma nya melihatnya dengan penuh tanda tanya.
"Tia... kenapa muka kamu?" Tiara tak langsung menjawab dia duduk di sebelah Tantenya. Oma tambah penasaran.
"Tia... kamu habis putus?" Ucapan Oma-nya, benar tapi dia tidak lagi memusingkan hal itu. Dia menegakan pinggangnya lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen Fiction_ Tiara adalah Anak perempuan yang baik tapi tidak sebaik jalan kehidupan rumah tangga Ayah dan ibunya, benar broken home. Siapapun tidak ada yang ingin orang tuanya berpisah. Saat sepeti ini dia tidak mudah percaya pada hubungan dia ragu pada jala...