SEBELAS

22 19 5
                                    

Kelopak mata Tiara  perlahan terbuka, bau obat obatan langsung merangsang indera penciumannya. Ia tidak menyangka kakinya akan diurut dan di lilit dengan perban.

Serasa dunia akan hancur tadi, untung laki-laki yang memakai jeket hitam ini masih mau menemaninya, memberi saran agar dia sabar sebentar, dia melirik laki-laki memakai jeket hitam itu, yang telah duduk setelah dia membayar obat-obatnya.

"Kak..." suaranya membuat orang yang dia panggil berhenti dari aktifitas yang sedang dia lakukan.

Orang yang dipanggil mendongakan kepalanya melihat sumber suara, senyumnya mengambang saat melihat gadis impiannya tersenyum padanya, sudah lama dia tidak melihat Tiara tersenyum padanya.

"Eh! Apa? butuh apa? Air putih? mau makan?mau ke kamar mandi?" Tiara terkekeh pelan saat mendengar pertanyaan Ahmad.

Ahmad diam sebentar, dia berdiri dari duduknya kemudian berjalan ke ranjang Tiara yang sedang berbaring, dia mengelus pelan rambut tiara.

"Kakak tau dari mana aku ikut lomba hari ini?" Tiara menepis pelan tangan Ahmad dari kepalanya.

"Dari Daffa tadi!" Ahmad menatap manik hitam Tiara, rasa sayang  pada Tiara tidak pernah berubah.

Tiara menganggukkan kepalanya, tadi dia juga melihat Daffa bersama anggota DOSA yang lain, memikirkan dosa dia jadi kepikiran bagaimana sekarang teman temannya.

"Kak teman-teman aku pada kemana?"

"Tadi katanya, mereka mau nyusul kemari, pertandingannya batal," Penuturan Ahmad membuat dia sedikit kasihan pada teman-temannya, dia tidak bisa membantu.

Kreek

Suara pintu, membuat mereka menoleh kearah pintu, disana telah berdiri Vita dan Izzy. Terlihat jelas mata mereka berkaca-kaca. Mereka berjalan mendekat, bahkan baju mereka belum berganti, masih memakai baju Jersey biru tadi.

Ahmad menepi, memberikan ruang kepada mereka. Izzy menatap nanar kaki Tiara yang telah dibaluti perban putih, mereka memeluk erat Tiara.

"Lo masih bisa jalankan?" Pertanyaan gila apa ini yang keluar dari mulut Izzy. Tiara tidak menjawab itu akan membuat dia tambah kesal.

"Apansih lo lagi becanda?" Vita mulai gerah dengan perkataan Izzy.

"Dia gak jawab berarti benar, dia lagi nahan sakit yang mendalam hiks hiks mama Tiara gak bisa jalan lagi huaaa" Izzy benar-benar menangis membuat Vita dan Tiara tertekun diam dan heran. Dia masih memeluk erat tubuh Tiara kuat, Vita melepas pelukannya pada Tiara.

Dia menatap Tiara menanyakan kebenarannya, apakah benar Tiara lumpuh tidak bisa berjalan lagi, tapi cepat Tiara menggelengkan. Izzy pasti telah salah paham dengan kaki Tiara yang dibalut.

Izzy masih dalam keadaan tidak bisa menenangkan dirinya. Tiara mengelus pelan

"Zy..." Izzy tidak menjawab.

"Zy... " Tiara masih mencoba

"Zy... dengar dulu,"

"Gak gak mau Tiara... hiks hiks ini udah menyakitkan jangan bilang lagi." Tiara mengusap pelan bahu Izzy.

"Zyku... gue..."

"Cukup Tiara... Mama..." Vita dan Tiara tidak bisa melakukan apapun dia terus menyangga mereka saat ingin menyatakan kebenaran yang sebenarnya.

Vita sudah cukup menahan kegilaan Izzy dia menarik pelan bahu izzy,

"Izzy dengar, Tiara gak lumpuh dengar dulu dia." Izzy mengangkat kepalanya menatap Tiara lekat. Matanya sudah merah.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang