SEMBILAN

33 25 3
                                    

Hening sesaat setelah semua makan dengan lahap menyantap hidangan Bella. Bella yang memperhatikan itu tersenyum manis, dia bahagia bisa dipertemukan dengan ketiga temannya. Dan usahanya bisa memasak lezat terbayar sekarang.

Izzy yang merasa sedikit Janggal dengan situasi seperti ini, diam. Bukan karena apa-apa. Tetapi biasanya dia bisa membuka percakapan dengan mudah, tapi sekarang tidak, tidak ada kata-kata dalam otak kecilnya yang bisa mengisi keheningan ini.

"Gue, gak tau mau ngomong apa!" Ucap Izzy dengan nada pelan.

Tiara dan Vita saling pandang, lalu tatapan mereka tertuju ke Izzy.

"Berarti kiamat udah dekat dong," ucap Vita, tanpa muka berdosa.

"Kenapa?" Izzy jadi was-was, bagaimanapun amal ibadahnya belum banyak.

"Izzy udah mulai gak tau mau ngomong apa." Celetuk Tiara.

Izzy berdiri dari kursinya, berjalan kearah Tiara dan Vita dia menjitak kuat kepala Vita dan Tiara, membuat mereka mengumpat kesal. Bella tertawa puas melihat itu. Selalu bertingkah konyol. Tiara dan Vita berdebat siapa yang seharusnya di jitak bukan dua-duanya.

Bella berdiri mengumpulkan pinggan kotor, otomatis tiga lainnya juga berdiri membantu Bella, mereka cukup tau diri. Sudah Bella yang masak, masak Bella yang cuci pinggan sendiri. Izzy sebenarnya memiliki pembantu dirumahnya tetapi dia memilih tidak memakai pembantu saat teman-temannya ke rumah. Tujuannya agar mereka bebas ingin melakukan apapun.

Setelah membersikan semua cuci pinggan, mereka berjalan keluar menuju ruang tamu, Vita sibuk dengan ponselnya, sedangkan Tiara, Izzy, dan Bella berdebat masalah DOSA.

"Kak DOSA, punya adek Izzy?" Tiara bertanya setelah kejadian di minimarket. Izzy terdiam cukup lama sebelum akhirnya, dia mengangguk cepat, dia mengingat info yang dia dapat beberapa hari terakir ini.

"Ada!"

"Tumben nanyak soal Kak Dosa?" Bella memicingkan matanya mencari sesuatu di wajah Tiara.

"Nanyak aja." Tiara meluruskan pinggangnya.

"Ehmm mencurigakan." Saut Bella lagi.

"Hmm... kak Daffa punya adik katanya masuk sekolah kita juga, kak Oskar adiknya masih umur empat tahun, kak Svarga adiknya yang kita tolong itu siapa gua lupa...," sambil mengingat nama adik kelas itu.

"Salsa." Ucap Tiara, tidak menjawab takut Izzy mendengar nya. Setelah mereka mengganti pakaian sekolah menjadi pakaian rumah, Izzy cepat mengangguk.

"Iya, kalau kak Attaya sama kayak gue anak tunggal jodoh keknya." Bella tak setuju dia mengeleng cepat, membuat dia dan Izzy beradu pandang.

"Gak boleh dong, kak Attaya sama gue aja kasihan dia kalau sama lo gak bisa masak," mendengar itu Izzy menjadi kerasukan setan.

"Bel, kalau cuma masalah makan nanti bisa belajar!" Tegas Izzy.

"Gak perlu Zy, biar sama gue, lo gak perlu belajar masak,"

"Bel..."

"Zy!"

"Bella Auriga! Kak Attaya sama gue aja." Teriak Izzy kuat membuat Bella juga berteriak.

"Izzy Za vania! Gak boleh dia milik gue!" Balas Bella.

"Cukup, emang kak Attaya mau sama kalian? Hah?" Tiara mengusap wajahnya malas melihat teman-temannya berdebat tetapi tidak ada manfaatnya. Hanya menghabiskan tenaga. Dan ucapannya mampu memperhentikan keduanya.

Vita berbalik melihat teman-temannya telah hening kembali, dia menatap Tiara menanyakan apa yang baru terjadi tapi Tiara hanya mengangkat bahunya. Dia malas melihat tingkah kekanak-kanakan Izzy dan Bella sekarang.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang