DUA PULUH

27 18 7
                                    


Iris matanya melirik tajam seseorang yang sedang tertawa didalam ruangan musik, tawanya seperti pemilik dunia ini.

"Tuh anak, dikasih garam langsung kepanasan yakin gue!" ujar nya dengan penuh emosi.

"Heh! Emang Lo pikir dia ular?" Tanyakan Vita.

"Dih jangan sampai dia sama ular! Ular terlalu lucu untuk disandingkan dengan setan itu!" balas Izzy cepat.

"Kampret! Sejak kapan ular Lucu?!" tanya Vita bingung, Izzy berdecak pelan,  membenarkan posisi jongkoknya yang sudah hampir terlalu ke depan.

"Iya lucu, aja!" balasnya asal.

"Lo udah bawak barangnya?" tanya Vita pada Izzy.

"Sudah!" Semangatnya sudah di ujung rambut.

"Emang dia bawak apa?" tanya Dinda penasaran, yang tadi juga ikut jongkok di balik tembok.

"Bawak katana, sabit,kapak!" ujar Izzy dengan penuh emosi.

Vita menepuk kuat  kepala Izzy,  membuat Izzy juga ingin membalas. Tapi tidak kesampaian. Izzy terlebih dahulu berlari kedepan
"Habisnya aneh banget Lo! Emangnya kita mau tempur?! Pake katana segala!" ucap Vita.

"Haedah, ayok cepat kita datangi anak singkong itu!" ungkap Vita dengan semangat.
"Songong! Ogeb! bukan singkong!" ralat Izzy.
"Eleh, terus apa manfaat dari tadi kita ngintip, kalau terang-terangan gini akhirnya!" Dumel Dinda, sambil melangkah kearah Vita.

"Emang sesat kalau dekat sana kalian!" tambahkan Dinda, sambil mengusap dadanya sabar.

"Haha, gak papa, ini kita masih permulaan Belum pake ilmunya, " Izzy kesenangan membuat dinda tambah penasaran.

"Pake ilmu? Apaan?" tanyanya dengan polos.

"Iya ilmu hitam!" sambung Vita,dengan cengiran khasnya.

Dinda hanya bisa mengelus dadanya. Marah pun tidak ada gunanya pada dua orang ini.

Tanpa mereka sadari di belakang mereka telah diikuti pria yang juga berseragam putih abu-abu.

"Ilmu hitam kepala bapak kau! Vita!" umpat Aldi dari belakang.

Refleks tiga perempuan itu, berbalik. Melihat siapa yang baru saja mengumpat Ayah Vita.

"Lo! Ngatain Ayah gue?" teriaknya kuat.

"Bukan gue, pacar Lo tuh!" elak Oskar cepat.

"Kamu? By?" Kaget saat melihat Aldi juga berdiri diantara mereka.

"Nyeyeye, kamu? By? enek banget!" ejek Attaya, sambil melewati tiga perempuan itu, di ikut Oskar mereka memilih masuk keruangan musik itu.
Tidak ingin melihat kemesraan pasangan sejoli itu.

"Kamu ngapain disini?" tanya Aldi,

"Ma-u, em belajar nyanyi! Iya belajar vokal lebih tepatnya!" jedanya dia mencoba meminta bantuan pada Izzy.

"Iya! Kan Zy?" ucapnya lagi,kali ini dia mencubit tangan Izzy,

"sakit banget Vita anak setan!" gerutu Izzy, dia mengusap tangannya,  walaupun tangan Vita tidak memiliki kuku yang panjang tapi kukunya itu bisa membuat tangan biru-biru.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang