DUA PULUH DUA

18 17 8
                                    


"Kak?"

Tangannya hendak meraih pergelangan baju Svarga, tapi tidak jadi di karenakan kakak kelas itu sudah berbalik menghadapnya. Boleh mata coklat Svarga selalu terlihat Indah di mata Tiara.

"Ra, lagi sibuk?" Tanya Svarga, ia menggaruk lengannya yang tidak gatal.

"Engga kok kak, kenapa? "

"Mau jalan-jalan gak?" Tanya Svarga kali ini yang dia garuk-garuk alisnya.

"Kalau gak mau juga gak papa." Tiara belum sempat menjawab, tapi Orang yang di depannya ini sudah hendak pergi dari hadapannya. Dengan cepat Tiara menarik pergelangan bajunya dengan jari telunjuk dan jari jempolnya. Berhasil.

Svarga tidak jadi berbalik, kini ia tidak menggaruk apapun lagi. Kedua matanya hanya berfokus pada Tiara. Dia bisa melihat dengan jelas rambut Tiara yang kini hanya sebahu, padahal dulu rambut itu lebih panjang. Dia menghela nafas, dia tidak bisa melindungi Tiara.

"Aku ikut! Tapi bentar ya kak!"

Tiara melepas tangannya, dan kini masuk ke rumah, tidak butuh waktu lama dia datang kembali dengan pakaian yang berbeda.

"Ayok!" Tiara menutup pintu, kini dia duluan berjalan meninggalkan Svarga di belakangnya.

"Tunggu Ra," Ujarnya kemudian bergegas menyusul Tiara.

Mereka sampai ke taman dekat rumah. Mata mereka mencari kursi kosong tapi sepertinya tidak ada yang kosong.

"Kita duduk di sini aja kak!" usulnya, dia tidak tahan lagi melihat Svarga menatap orang orang di kursi. Bukan apa-apa, hanya saja tatapan Svarga seolah mengatakan 'awas! Kalian pergi sana! Udah lama juga di sini, gantian dong!'

Svarga menghela nafas, dia ikut duduk juga di tangga.
"Udah kak, gak boleh gitu liat mereka!"

"Iya tahu, " Jedanya dia bangkit dari duduknya, "mau sesuatu gak?"

"Ha? Sesuatu? " Tiara tidak mengerti apa yang sedang di bicarakan Svarga.

"Hahaha"

Bukannya menjawab, ia malah tertawa, melihat ekspresi Tiara yang kebingungan.

"Kak? Kakak salah minum obat ya? Ditanya malam ketawa gitu!"

Secepat kilat, tawanya terhenti dan kembali memasang muka cool.

"Mau sesuatu itu, mau makanan apa? Minuman apa? Biar aku yang beli!"

"Samain aja sama kakak!"

Mendengar itu dia langsung beranjak, menaiki anak tangga.

Tiara tidak bisa menunggu dengan duduk, sesekali dia berdiri untuk melihat Svarga, tapi yang dia cari sepertinya tidak terlihat di manapun.

Semenjak Svarga pergi, dua orang laki-laki yang umurnya dua atau tiga tahun di atasnya sedang memperhatikan Tiara. Hal itu yang membuat Tiara sesekali mencari Svarga. Dia tidak nyaman di lihat dengan terang terangan seperti itu.

"Sendiri aja?" Salah satu di antara mereka sudah duduk di sebelah Tiara. Tiara langsung bergeser sejauh mungkin. Tapi sial dia malah ikut bergeser. Saat Tiara hendak berdiri satu orang lagi juga sudah berdiri di depannya.

"Mau gabung sama kita aja? Duduk di sana?" tangannya hendak meraih rambut Tiara, tapi segera di tepis oleh Tiara.

"Gak tertarik! Kalian boleh pergi sekarang!"

"Gak gitu dong, kita jauh jauh datang kesini pengen duduknya sama kamu," Ucap pria yang berdiri di hadapannya.

Tiara memasang ekspresi tidak suka, dan langsung berdiri hendak kabur. Tapi tangannya di tahan oleh pria yang duduk disebelahnya tadi.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang