SEMBILAN BELAS

31 18 4
                                    

Izzy berlarian kecil menuju lapangan, mencari keberadaan dua orang temannya. Matanya menajamkan pandangan tapi nihil didalam kerumunan ini Tiara dan Bella tidak ada tanda-tanda disini. Ia mengusap kasar peluh di keningnya. Rasanya ada sesuatu yang tidak beres.

Kakinya sudah tidak tahu harus mencari kemana lagi.
Di lain tempat Vita mencari keberadaan mereka di taman belakang sekolah. Tapi  tidak ada seorang pun sana.

Vita mundur dia harus mencari ditempat lain, ponsel Bella dan Tiara ada di laci meja, mereka tidak membawanya hal itu membuat Vita dan Izzy tambah khawatir, mereka langsung berinisiatif mencari keduanya.

Getaran dari rok sekolah membuat dia terhenti. "Mereka gak ada di lapangan!" ucapnya dari sebrang sana. Vita meremas tangannya kuat.

"Kita cari lagi Zy! Perasaan gue gak enak!" ucapnya di iyakan langsung oleh Izzy. Panggilan itu terputus sepihak. Vita kembali melanjutkan jalannya. Di depan toilet perempuan sangat ramai berkerumun siswi hal itu membuat Vita ikut mendekat tapi karena ramainya dia tidak bisa menerobos masuk.

Ekor matanya melirik Dinda yang baru saja ingin masuk, dia menahan tangan Dinda.

"Eh!" Dinda terkejut melihat Vita.

"Kenapa didalam?" tanyanya saat melihat Dinda yang ingin masuk, dari penampilan Dinda sudah seperti dokter, memakai Jas putih sampai di atas lutut.

"Lo gak tahu?" ucapnya membuat Vita tambah penasaran.

"Hm? Apaan?" tanyanya sambil melihat Dinda yang sangat cemas sekali.

"Tiara di bully di kamar mandi! Kata orang yang nemuin dia, dia pingsan sekarang!" ucapnya dengan hati-hati bagaimanapun Vita adalah teman dekat Tiara.

Deg!

Deg!

Deg!

Detak jantung di dalam tubuhnya berpacu dua kali lipat, ketakutan terbesar mereka menjadi kenyataan.

"Tiara? Di bully?" tanya seseorang yang baru saja berdiri di belakang Vita. Dia Izzy. Langsung ditanggapi dengan anggukan kepala oleh Dinda.

Vita mengepalkan tangannya kuat.

"Minggir Setan!" teriaknya kuat sambil menggeser bahu orang-orang yang menutupi jalan masuk. Tapi karena banyaknya orang tetap tidak bisa masuk.

"Udah gue bilang minggir! Ngerti bahasa gak!" tambah Izzy lagi. Amarahnya sudah di ubun-ubun kepala.

"Gue akan laporin ke polisi, karena kalian berhenti sembarangan!" ucapan Vita kali ini semuanya langsung memberikan jalan.

Beberapa orang langsung pergi dari situ tidak ingin terlibat dalam kasus ini.

"Tia!!" ucapnya sambil berusaha untuk menegakkan badan Tiara.
Vita menahan tangisnya. Tidak ingin terlihat lemah.

"Bawak Tiara dulu! " ucapnya saat menyadari bahwa temannya sudah datang.

"Bella? Lo baik-baik aja? Di dalam?" tanya Izzy, ia berusaha membuka pintu yang di kunci dengan gembok.

"Gak papa, sekarang obati dulu Tiara!" titah Bella.

"Bentar kita panggil kak Ahmad!"

Ucap Dinda, tangannya mencoba mencari nama Ahamd di sana tapi tidak juga terhubung.

ia mencoba sekali lagi tapi tetap hasilnya sama.

_

Pacu lari  dari lantai tiga ke lantai satu bukanlah terlalu jauh, tapi cukup membuat Svarga ngos-ngosan dengan Tiga temannya.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang