DELAPAN

41 28 15
                                    

Dengan semua kesunyian, kehampaan, bagaiman bisa kau tetap tersenyum?

__Bella Auriga__


Euforia tidak ada keceriaan sangat terasa dalam rumah besar itu. Sesaat setelah kaki mereka baru saja melangkah masuk pintu. Tidak ada yang salah dengan rumah besar berwarna biru ini, tetapi siapa pun yang melihatnya bisa merasakan kesepian itu.

Izzy tersenyum kearah mereka, mereka bisa menyadari senyum itu berbeda saat dia berada di sekolah. Senyum yang menggambarkan sisi berbeda dari Izzy yang mereka kenal selama ini.

"Muka lo pada, serius amat, kayak lagi ngerjain soal matematika aja," ujarnya, saat dia menyadari teman-temannya sedari tadi hanya diam dan memandang seluruh ruangan.

"Muka lo juga, udah gak bisa selesain soal matematika malah bahas itu lagi." timpal Vita, dia berusaha tidak terlihat sedih. Dan memilih langsung duduk.

Pendengaran Tiara, Bella, semua masih normal, mereka mendecak sebal, apa lagi mendengar ucapan Izzy dan Vita. Mereka berdua sama saja tidak mengerti soal math, mereka lebih baik suruh orang lain megerjakan. Atau nyontek lebih simpel kata mereka, biarpun telah diajarkan oleh Tiara dan Bella tetap saja mereka berdua tidak bisa paham.

Izzy berjalan di depan, menuntun mereka kekamarnya. Izzy berjalan kelemari mengambil empat baju kaos dan celana berwarna senada dengan baju-baju tersebut.
Baju itu, baju yang mereka beli dari menang lomba basket bukan antar sekolah tetapi ditempat mereka sering latihan.

Vita mengambil bajunya cepat dan dia menyerahkan baju baju itu kepada pemiliknya, dia berjalan santai ke kamar mandi Izzy, Izzy mengikutinya.

"Woy sama aja, biar cepat," ucap Izzy pada Vita. mereka hilang setelah pintu itu tertutup rapat.

Bella menatap Tiara dengan tatapan sulit di artikan. Tiara yang merasa diperhatikan dia membuka suara

"Apa?"

"Lo juga rasain apa yang dirasakan Izzy?" Bella menanyakan pertanyaan itu dengan serius.

"Enggak! Gua happy happy aja!" Ucapan Tiara tidak terlalu panjang.

"Gak perlu sok kuat!" Tegas Bella, karena selama ini Izzy dan Tiara selalu menutupi segalanya.

"Serius gua bahagia ini!" Kali ini Tiara tidak memandang Bella lagi. Pintu kamar mandi terbuka, terlihat Izzy Vita sudah mengganti pakaian.

mereka menjadi sibuk sendiri, tetapi yang paling berisik dan seakan-akan dunia ini hanya untuknya, adalah Vita dan Aldi yang sedang video call. Membuat tiga gadis jomlo merasa panas diruangan ber-AC ini.

"Kok suhu diruangan ini, tambah lama tambah panas?" Izzy mulai menyindir, Bella dan Tiara masih diam, tidak ingin menambah suhu panas. Bagaimana tidak panas sedari tadi Vita mengatakan sayang, baby.

Tapi tampaknya Vita tidak perduli akan hal tersebut. Tapi Bella mulai ikut bersuara,

"Apa Ac-nya rusak?"

"Masak sih padahal baru dibeli loh kemarin." Vita yang mendengar itu langsung pamit untuk menutup panggilan sama Aldi dan mematikan, dia menatap AC yang menyalah.

"Itu AC nya nyala kok, gak ada panas juga." Mendengar itu Izzy tertawa, tapi sedetik berikutnya dia diam lagi.

"Ooh iya udah-udah kerasa suhunya jadi lebih sejuk," Vita mendecak sebal, tapi perutnya laper dia menatap Izzy penuh mohon.

"Apa?" Izzy heran dengan tingkah Vita.

"Lapar banget," muka Vita tampak cemberut.

"Ooh maaf hampir lupa," jedanya dia menepuk jidatnya pelan, "tapi gak ada makan di rumah, gimana dong kita makan diluar aja gimana?" Dia merasa bersalah sekarang mengajak teman-temannya ke rumah tanpa ada makanan dia sudah gila pikirnya.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang