"Selamat pagi cantik." Seorang lelaki tampan memakai seragam putih abu-abu itu menyapa seorang gadis cantik yang berdiri dihadapannya.
Gadis cantik yang lebih pendek darinya itu tersenyum kearahnya, "Selamat pagi Vendo."
"Sudah siap Sekolah hari ini?"
Gadis itu mengangguk antusias, "Siap dong!"
Vendo sangat gemas dengan tingkah laku gadis yang berdiri dihadapannya ini, ia mengacak puncak kepala gadis itu sehingga membuatnya cemberut.
"Vendo! Rambut Via kan berantakan jadinya!" kesalnya.
"Iya maaf." Vendo membantu Via merapikan rambutnya, "Udah cantik lagi," ucapnya membuat Via kembali tersenyum.
"Mama Papa lo ada? Gue mau pamit."
Via mengangguk, "Ada kok, Mama...Papa..."
Tak lama kemudian terlihat sepasang suami istri berjalan bersamaan menuju ke ruang tamu, mereka menghampiri Vendo dan Via.
"Via mau Sekolah dulu ya Ma, Pa." Via mencium punggung tangan kanan Mama dan Papanya secara bergantian.
"Belajar yang bener! Jangan pacaran," sahut Angkasa sembari mencolek hidung Via.
Via memanyunkan bibirnya, "Apaan sih Pa... Via sama Vendo itu gak pacaran tau!"
"Kode tuh Ven minta dipacarin," ucap Angkasa santai.
"Papa..." rengek Via.
Angkasa tertawa pelan, ia mengusap-usap puncak kepala Via sembari tersenyum hangat, "Hati-hati ya."
"Duit jajannya mana?"
"Kan Mama udah kasih tadi," ucap Keysheva.
Via menyengir, "Itu kan dari Mama, dari Papa mana?"
Angkasa menghela nafasnya, putrinya selalu saja seperti itu, dan ia selalu menuruti apa yang diinginkan Via, walaupun Keysheva selalu melarangnya.
Keysheva melihat Angkasa membuka dompetnya, ia langsung angkat bicara, "Udah Sa gak usah, tadi aku udah kasih, cukup kok itu."
"Via mau dari dua-duanya," sahut Via.
Angkasa menatap Keysheva seolah mengisyaratkan tak apa juga jika ia memberikan duit lagi kepada Via. Angkasa mengeluarkan selembar uang berwarna merah dari dalam dompetnya lalu ia memberikannya kepada Via.
"Yey thank you Papa." Via memeluk Angkasa erat.
"Sama-sama."
"Via, udah kan?" tanya Vendo, Via mengangguk sebagai jawaban.
"Om, Tante, Vendo sama Via pamit dulu ya, takut telat." Vendo mencium punggung tangan kanan Angkasa dan Keysheva secara bergantian.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsallam."
***
Vendo mengantarkan Via sampai kedepan ruang kelas gadis itu, 11 IPA 1. Vendo mengusap-usap puncak kepala Via.
"Belajar yang bener."
"Siap!" Via memberikan hormat kepada Vendo, tingkah laku Via benar-benar membuat Vendo sangat gemas.
"Vendo juga belajar yang bener, jangan bolos."
Vendo mengangguk, "Iya, kalau temen gue gak ngajak bolos gue gak bakalan bolos."
"Vendo sih ngikutin temen mulu, kalau temen Vendo kecebur di got Vendo mau ikutan?"
Kedua bola mata Vendo membulat sempurna, ia menggelengkan kepalanya cepat, "Gak mau lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vendo for Via
Teen Fiction• 𝘚𝘦𝘲𝘶𝘦𝘭 𝘰𝘧 𝘒𝘦𝘺𝘴𝘩𝘦𝘷𝘢 • [ᴛᴇʀꜱᴇᴅɪᴀ ᴠᴇʀꜱɪ ᴄᴇᴛᴀᴋ] "Vendo gak bakal tinggalin Via kan?" "Iya, Vendo gak bakal tinggalin Via." "Janji sama Via?" "Vendo janji." Itulah janji Alvendo Devian Adinata kepada Tyfani Flavia Mauren disaat mereka b...