Beberapa hari kemudian...
Malam ini, Via berada didalam kamar kedua orang tuanya, ia duduk di tepi kasur lalu ia memperhatikan Mamanya yang sibuk mengemasi barang-barang untuk dibawa esok keluar negeri.
Sedangkan Papanya, sibuk juga, sibuk bermain handphone maksudnya. Sambil bermalas-malasan diatas kasur.
"Pah..." Via memanggil Angkasa.
"Hmm," dehem Angkasa.
"Beliin Via mobil baru dong."
Angkasa menatap kearah Via, lalu ia menaruh handphonenya disampingnya. Ia juga mengubah posisinya menjadi duduk dihadapan Via.
"Mobil baru? Untuk apa?" tanya Angkasa.
"Untuk ke Sekolah."
"Mobil kamu yang lama kan masih bagus, Vi."
Via memanyunkan bibirnya, "Isss... tapi udah ketinggalan jaman Pah, nanti Via diejek temen-temen, gimana?"
"Siapa yang berani ngejek kamu?"
"Gak tau."
"Kamu mau berangkat Sekolah sendiri? Pakai mobil?" tanya Keysheva kearah Via, ia duduk disebelah Angkasa.
Via mengangguk sembari tersenyum kecil, "Iya Ma."
"Tumben?"
"Kan Mama sama Papa mau keluar negeri, kalau Via bareng Arga pulangnya gimana?"
"Bareng Vendo?" Angkasa menaikkan sebelah alisnya.
"Gak mau."
"Kenapa? Tumben banget gak mau."
Via mencoba mencari alasan yang tepat, "Eumm... Via pengen bawa mobil sendiri hehe."
Keysheva membulatkan mulutnya membentuk huruf 'O'
Ceklekkk...
"Hy guys! Welcome back—"
"Sssttt." Angkasa menyuruh Arga untuk diam. Arga langsung membungkam mulutnya dengan telapak tangan kanannya, ia berjalan menghampiri Via dan duduk disebelah gadis itu.
"Ya udah kalau gitu, kamu pakai mobil lama kamu aja, atau pakai mobil Mama? Mobil Papa juga boleh," saran Keysheva kepada Via.
"Via mau mobil baru, Ma."
Keysheva menghela nafasnya, lagi-lagi sifat manja putrinya itu keluar. Dan Angkasa pasti akan menurutinya.
"Iya Papa beliin—"
"Jangan," potong Keysheva cepat, "Via, Mama udah pernah bilang kan? Kamu harus hemat, mobil kamu itu masih bagus, gak ada lecet sedikit pun, banyak orang diluar sana yang ingin mempunyai mobil, kamu harusnya bersyukur punya mobil sendiri, Vi," jelas Keysheva lembut.
"Ma, Via pengen mobil kayak punyanya Sandra," rengeknya.
"Sayang, Mama mohon sama kamu, hilangin sifat manja kamu itu, semua kemauan kamu selama ini selalu diturutin kan sama Papa? Kamu selalu mendapatkan apa saja yang kamu mau. Via sekarang udah dewasa, harusnya Via mengerti mana yang penting untuk dibeli dan mana yang gak penting untuk dibeli."
"Via harusnya bersyukur, mendapatkan fasilitas mewah seperti ini. Dulu, kehidupan Mama itu tidak seperti kamu, jika Mama menginginkan sesuatu, Mama harus bekerja, apakah Mama sama Papa pernah menyuruh kamu bekerja? Enggak kan? Mama mohon sama kamu, jangan mentang-mentang Papa kamu selalu nurutin kemauan kamu, kamu jadi seenaknya minta macam-macam."
"Cukup Ma! Jangan banding-bandingin kehidupan Via dengan kehidupan Mama yang dulu, ya jelas beda."
Keysheva terdiam, ia tak menyangka, putri kesayangannya itu berani melawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vendo for Via
Teen Fiction• 𝘚𝘦𝘲𝘶𝘦𝘭 𝘰𝘧 𝘒𝘦𝘺𝘴𝘩𝘦𝘷𝘢 • [ᴛᴇʀꜱᴇᴅɪᴀ ᴠᴇʀꜱɪ ᴄᴇᴛᴀᴋ] "Vendo gak bakal tinggalin Via kan?" "Iya, Vendo gak bakal tinggalin Via." "Janji sama Via?" "Vendo janji." Itulah janji Alvendo Devian Adinata kepada Tyfani Flavia Mauren disaat mereka b...