☘️ Tiga Puluh Dua ☘️

15.8K 1.1K 122
                                    

1 minggu kemudian...

Seminggu berlalu, seminggu lagi Via akan mengikuti lomba Olimpiade Sains.

Via sangat menunggu-nunggu hari ini, dikarenakan, sore ini kedua orangtuanya sampai di Indonesia. Via sangat bahagia, akhirnya kedua orang tuanya kembali pulang.

Sepulang sekolah, Via berjalan cepat menelusuri koridor Sekolahnya agar ia bisa cepat-cepat sampai kerumah.

"Via!"

Via menghentikan langkahnya saat mendengar suara seseorang memanggil namanya. "Ibu manggil saya?"

"Iya kamu, jangan pulang dulu ya, belajar di perpustakaan dulu."

Via mengkerutkan keningnya. "Bukannya ini hari Selasa ya Bu? Kan belajar di perpustakaannya setiap hari Senin dan Rabu."

Guru tersebut tersenyum kearah Via. "Sepertinya besok tidak bisa, karena sepulang Sekolah guru-guru akan mengadakan rapat, jadi sebagai gantinya, hari ini saja ya, bisa kan?"

Padahal Via ingin cepat-cepat pulang dan menunggu kedua orang tuanya dirumah.

"Bisa Bu."

"Baguslah kalau kamu bisa, oh iya, ini tugasnya, silahkan kamu kerjakan, kalau ada yang tidak dimengerti, ditanyakan saja kepada guru IPA siapapun."

Via mengambil beberapa kertas yang diberikan guru tersebut kepadanya. "Terima kasih Bu."

"Iya, Via, Ibu mau ke ruang BK dulu ya, kamu ke perpustakaan gih."

"Iya Bu." Setelah guru tersebut pergi, Via menghela nafasnya, ingin sekali ia pulang sekarang, tapi ia harus belajar di perpustakaan lebih dulu.

"Mau kemana Vi?"

"Ke Perpustakaan, Dit."

"Oh, mau gue temenin—"

"Gue aja yang nemenin." Tiba-tiba Vendo datang, ia berdiri disebelah Via.

"Vendo mau nemenin Via?"

"Iya," jawab Vendo, ia tersenyum kearah Via.

"Adit, Via sama Vendo ya, Adit pulang aja, gak usah tungguin Via, Via sama Vendo aja," tolak Via halus.

Adit menatap kearah Vendo yang memandang meremehkan kearahnya.

"Gue duluan ya Vi." Adit berlalu dari hadapan Via dan Vendo.

"Yok." Vendo merangkul pundak Via, mereka pun pergi menuju ke perpustakaan.

***

"Hoamzzz..." Vendo menguap untuk kesekian kalinya.

Via menatap kearah Vendo, ia terkikik geli. "Vendo ngantuk ya? Tidur aja dulu, ntar pas udah mau pulang Via bangunin."

"Gak kok, gue gak ngantuk, pengen nguap aja, gabut soalnya," elak Vendo. "Masih banyak Vi yang harus dikerjakan?"

"Lima soal lagi, sebentar aja kok."

Vendo mengangguk. "Kalau gue yang ngerjain jadinya gak sebentar," ucap Vendo membuat Via tertawa.

"Hahaha kok git—"

Tok...tok...tok...

"Punten."

Via dan Vendo menatap kearah pintu. Kedua bola mata Via membulat sempurna saat mengetahui siapa yang mengetuk pintu tersebut.

Orang itu adalah Reno.

Ya, Reno!

Untuk apa lelaki itu masuk kedalam lingkungan Sekolah ini.

Vendo for Via Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang