☘️ Tiga Puluh Empat ☘️

15.3K 1.1K 138
                                    

"Nih May, buat lo." Jefran, lelaki itu memberikan sebuah coklat kepada Maya.

Maya menatap coklat tersebut tanpa minat. "Kasih cewek lain aja sana!"

"Lo gak suka coklat ya?"

"Suka sih, tapi jadi gak suka karena lo yang ngasih," sahut Maya ketus.

"MUNDUR JEF MUNDURRRR!" teriak Alfi membuat seisi Kantin menatap kearahnya.

"Kasian banget anjir mana masih muda," sahut Arya, dan setelah itu ia tertawa lepas.

Jefran menghela nafasnya. "Bener gak mau nih May?"

Tanpa menjawab ucapan Jefran, Maya langsung pergi dari hadapan lelaki itu, setelah itu Jefran kembali duduk, lagi-lagi ia menghela nafasnya.

"Udahlah Jef, kayak gak ada cewek lain aja," ujar Rafka kearah Jefran.

"Cewek lain mah banyak, tapi yang spesial cuman Neng Maya—"

"BUCIN!" Vendo memotong perkataan Jefran.

"Yeu, ngatain gue bucin, ngaca lo! Lo lebih bucin!" sahut Jefran tak terima.

"Bodo amat." Vendo memutar kedua bola matanya jengah. Ia menatap seisi Kantin, mencari keberadaan seseorang.

"Nyari Felly ya? Tuh, dipojok, lagi makan, sendirian pula," ujar Arya sembari menunjuk kearah suatu objek.

Vendo menggelengkan kepalanya. "Gak, gue lagi nyari Via, kok gak ada ya, atau dia gak ke Kantin."

"Gue bingung, lo itu sebenernya suka sama Via atau Felly sih? Semuanya aja lo embat anjir," kesal Rafka.

"Raf please, jangan buat gue ikutan mikir," sahut Alfi.

"Gue duluan ya." Vendo langsung pergi meninggalkan keempat sahabatnya, tak peduli dengan sahabatnya yang terus memanggil namanya, ia tetap pergi.

***

"Jadi orang tua lo udah pulang Vi?"

Via mengangguk mengiyakan ucapan Nindy. "Iya Nindy."

"Eh gimana, kapan lombanya?" tanya Sandra mengganti topik obrolan mereka.

"Rabu depan kayaknya."

"Semangat Vi! Gue yakin lo pasti menang, lo pasti bisa ngalahin peserta-peserta lain," ujar Sandra menyemangati Via.

"Kalau Via yang ikutan lomba mah peluang menangnya itu besar, lain cerita kalau gue yang ikut," ucap Nindy mengundang tawa Via dan Sandra.

"Nindy bisa aj—"

"Vi."

Via beserta kedua sahabatnya menoleh kearah sumber suara. "Vendo," gumam Via pelan.

"Nanti pulang Sekolah bareng gue yuk? Gue mau ajak lo kerumah," ucap Vendo sembari tersenyum kecil.

Via tersenyum kearah Vendo. "Kerumah Vendo? Ngapain?"

"Mama gue kangen sama lo, katanya sekalian mau ngajakin lo buat kue."

Via terkekeh pelan, mana mungkin ia menolak ajakan Vendo, apalagi Vendo mengajaknya untuk pergi kerumahnya dan bertemu orang tuanya.

"Iya, Via mau. Tapi pulang dulu ya, Via mau ganti baju dulu sekalian mandi."

Vendo mengangguk. "Oke sip, gue balik ke kelas dulu ya Vi."

"Iya Vendo." Setelah itu, Vendo keluar dari dalam ruang kelas 11 IPA 1.

"Cie dikangenin calon mama mertua," goda Sandra.

"Jadi bingung gue sama Kak Vendo, katanya suka sama Felly, tapi kok perhatiannya ke lo masih berlebihan aja sih Vi," ujar Nindy bingung.

Vendo for Via Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang