"Gue gak sengaja." Maya sudah yakin Vendo akan marah besar kepadanya, ia memutuskan untuk langsung pergi diikuti oleh kedua sahabatnya.
"Ke UKS aja yok?"
Felly menggelengkan kepalanya. "Aku gak papa kok, Kak."
Via memperhatikan interaksi Vendo dan Felly, ia langsung pergi tanpa sepatah kata pun, Vendo terus memanggil namanya namun ia tak menghiraukan.
Via masuk kedalam kamar mandi, ia berdiri didepan wastafel dan memandang dirinya di pantulan cermin yang berukuran cukup besar.
"Via semakin yakin untuk pindah, Via capek," gumamnya pelan.
"Viaaa." Sandra dan Nindy menghampiri Via, mereka sangat khawatir dengan Via. "Vi lo tadi kenapa sih? Lo adu mulut sama Kak Maya?" tanya Nindy khawatir.
"Via rasa itu bukan adu mulut, Via cuman ngomong yang sebenarnya, Kak Maya gak berhak untuk ikut campur kedalam masalah Via dan Felly."
Nindy mengkerutkan keningnya. "Wait... masalah sama Felly? Lo kenapa sama dia?"
"Via pengen pindah sekolah." Bukannya menjawab pertanyaan Nindy, Via justru mengganti topik pembicaraan.
"Kok gitu sih Vi? Masa cuman gara-gara itu lo sampai pindah sekolah? Jangan dong," sahut Sandra.
"Hmm bener tuh si Sandra! Jangan pindah dong."
"Via sadar Nin, San..."
"Sadar apa?"
"Via mencintai orang yang salah, mencintai seseorang yang mencintai orang lain."
Sandra dan Nindy saling bertatapan, mereka bingung harus merespon bagaimana ucapan Via. Mereka bertiga pun berpelukan, Sandra dan Nindy berharap Via bisa menjadi lebih tenang.
"Tenang dulu ya Vi, semua masalah pasti ada jalan keluarnya," ucap Nindy berusaha menenangkan Via.
"Memangnya lo mau pindah kemana sih Vi?" tanya Sandra.
"Lanjut nanti aja ya ngobrolnya, gak enak banget ngobrol disini."
"Sepulang Sekolah, dirumah gue, gimana?" Nindy meminta peresetujuan dari Sandra dan Via.
"Boleh deh."
***
"Maaf ya Key, semalam itu, Via dibentak sama Felly, gara-gara dia gak sengaja mecahin gelas, dan gue yakin Felly juga gak sengaja ngebentak Via," jelas Aira kepada Keysheva.
Keysheva bepikir sejenak, mengingat-ingat siapa pemilik nama Felly, sepertinya nama itu tak asing di indra pendengarannya.
"Felly itu—"
"Teman satu sekolahnya Via, satu kelas bahkan katanya," potong Aira.
"Nah iya itu maksud gue, soalnya Via pernah cerita sih. Oh iya, katanya Via, Vendo suka sama Felly itu?"
Aira mengangguk pelan. "Setau gue sih gitu."
"Oh gitu... padahal gue pengen banget kita besanan."
Uhukk...uhuk...
Aira tersedak orange juice yang diminumnya.
Kedua bola mata Keysheva membulat sempurna. "Ra? Are you oke?"
"Ya, gue gak papa kok."
"Lo gak mau ya kita besanan?"
"Mau lah, gue cuman kaget aja tadi, tapi gimana ya Key, Vendo sukanya sama cewek lain, kita gak bisa maksa juga kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vendo for Via
Teen Fiction• 𝘚𝘦𝘲𝘶𝘦𝘭 𝘰𝘧 𝘒𝘦𝘺𝘴𝘩𝘦𝘷𝘢 • [ᴛᴇʀꜱᴇᴅɪᴀ ᴠᴇʀꜱɪ ᴄᴇᴛᴀᴋ] "Vendo gak bakal tinggalin Via kan?" "Iya, Vendo gak bakal tinggalin Via." "Janji sama Via?" "Vendo janji." Itulah janji Alvendo Devian Adinata kepada Tyfani Flavia Mauren disaat mereka b...