"Ma, kalau Vendo kesini, bilang aja Via mau istirahat, dan Via gak mau diganggu," ucap Via kearah sang Mama.
Keysheva mengkerutkan keningnya. "Memangnya ada Vendo?"
"Ada."
"Kok bisa? Kamu abis dari mana sih?"
"Via mau ke kamar ya Ma, bye." Via berlalu dari hadapan Keysheva, ia langsung pergi ke kamarnya, ia yakin pasti Vendo akan menyusulnya.
Keysheva menatap kepergian Via, ia masih bingung, ada apa sebenarnya. Tak lama kemudian, ia mendengar suara pintu depan yang diketuk, tanpa pikir panjang ia langsung berjalan kearah pintu dan membuka pintu tersebut.
"Assalamualaikum, malam Tante."
"Waalaikumsallam, iya malam, ada apa Vendo?"
"Via ada Tan?" tanya Vendo.
Keysheva terdiam sejenak, memikirkan ia harus menjawab apa. "Emm— Via ada, tapi tadi dia bilang mau istirahat, dia juga gak mau diganggu katanya."
"Oh gitu ya." Vendo mengangguk paham. "Ya udah Tan, saya pamit pulang, assalamualaikum."
"Waalaikumsallam."
Setelah Vendo pergi, Keysheva langsung menutup pintu rumahnya, lalu ia pergi menuju ke kamar Via.
"Via, Mama tau kamu belum tidur." Keysheva duduk di tepi kasur Via. Memperhatikan putri sulungnya yang ia yakini sedang berpura-pura tidur.
Via membuka kedua matanya. "Ada Vendo Ma?"
"Ada tadi, tapi udah pulang, kenapa sih kamu gak mau nemuin Vendo? Terus tadi kamu dari mana?"
Via mengubah posisinya menjadi duduk, ia menatap kearah Keysheva. Ia menarik nafasnya dalam-dalam setelah itu membuangnya perlahan.
"Huft, tadi Via abis ketemuan sama Vendo."
"Terus, kenapa tadi Vendo kesini, dan kenapa kamu gak nemuin dia?"
"Ma, jadi sebenernya—" Via menjeda perkataannya. "Tadi itu kan Via ketemuan sama Vendo, Via ungkapin perasaan Via ke Vendo," ucap Via dengan polosnya.
Keysheva melongo dibuatnya. "Hah? Serius kamu?"
"Astaga. Iya Ma, Via serius, lagian Via males bercanda," jawab Via.
"Kamu nekat banget sih, terus Vendo gimana? Responnya dia gimana?" tanya Keysheva.
Ekspresi wajah Via berubah menjadi datar, senyuman memudar dari bibir mungilnya. Seharusnya tadi ia tidak udah cerita apapun dengan Mamanya, ia menjadi tidak mood sekarang.
"Vendo cuman bilang dia gak bisa balas perasaan Via, tapi Via juga bilang kalau Via gak ngarepin Vendo ngebalas perasaan Via kok," jelas Via.
"Tapi kamu gak papa kan Vendo bilang begitu ke kamu?" Keysheva memastikan.
Via tersenyum kecil. "Gak papa."
"Seharusnya kamu jangan maksain, Mama yakin pasti kamu nyesek kan pas denger jawaban Vendo?"
"Sedikit."
"Sabar ya—" Keysheva menepuk-nepuk pelan pundak Via. "Mama tau gimana perasaan kamu walaupun Mama gak pernah rasain."
"Masih banyak cowok di dunia ini yang lebih dari Vendo, kamu jangan galau terus." Keysheva mencolek hidung Via.
"Iya Mama, Via biasa aja kok." Via tersenyum kearah Keysheva, lebih tepatnya senyuman paksaan.
"Sekarang kamu tidur gih, kan besok mau Sekolah."
"Good night Ma."
"Good night too."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vendo for Via
Novela Juvenil• 𝘚𝘦𝘲𝘶𝘦𝘭 𝘰𝘧 𝘒𝘦𝘺𝘴𝘩𝘦𝘷𝘢 • [ᴛᴇʀꜱᴇᴅɪᴀ ᴠᴇʀꜱɪ ᴄᴇᴛᴀᴋ] "Vendo gak bakal tinggalin Via kan?" "Iya, Vendo gak bakal tinggalin Via." "Janji sama Via?" "Vendo janji." Itulah janji Alvendo Devian Adinata kepada Tyfani Flavia Mauren disaat mereka b...