☘️ Dua Puluh Tujuh ☘️

15.5K 1.2K 178
                                    

Double update ah biar cepet tamat:v

Enjoy reading☘️❤️


"Ga, berangkat sekolahnya bareng ya, Kakak males bawa mobil sendiri, pusing," kata Via.

Arga menyipitkan kedua matanya, "Kakak sakit? Gak usah Sekolah aja, ntar Arga antarin surat ijinnya ke Sekolah—"

"Kakak gak papa kok Ga, cuman pusing aja. Masa gitu doang gak Sekolah, ntar ketinggalan pelajaran, capek ngejarnya."

"Kalau ngejar dia sih gak capek, iya gak Kak?" Arga menaik turunkan alisnya.

Via memukul lengan Arga, "Udah ah, ayok berangkat ntar kita telat."

"Gini nih malesnya berangkat Sekolah bareng Kakak, serba buru-buru." Arga mengambil kunci mobilnya yang berada diatas meja. "Kuy lah." Ia berjalan mendahului Via.

***

"Kalian mau tau berita hot gak?!"

Sontak Vendo, Rafka, Arya, dan Jefran menatap kearah Alfi. "Apaan? Cepet!" desak Jefran.

"Sabar napa! Gak sabaran banget lo!" kesal Alfi.

"Gue gak suka ya digantungin begini, cepat lo cerita!" Rafka menatap tajam Alfi.

Alfi menyengir, "Hehe, kalem bro. Jadi gini—"

"GOOD MORNING GUYS!" teriak Maya yang baru saja masuk kedalam ruang kelas 12 IPS 1, dan Maya langsung dihadiahi pelototan tajam dari Rafka. "Diem lo! Berisik banget! Gue kick lo dari IPS 1, mau?!" ujar Rafka seenak jidat.

"Dih! Suka-suka gue lah! Memang Sekolah ini punya lo apa? Sirik banget sih lo jadi orang!" Maya menatap tajam Rafka.

"Sudah sudah," ujar Jefran menengahi.

"Urusin cewek lo tuh, Jef," ucap Rafka.

"Hah apa tadi lo bilang?! Gue ceweknya Jefran? Hello! Sejak kapan gue jadian sama cowok gak jelas itu hah? Iyuh, males banget, mending gue sama Vendo." Maya memutar kedua bola matanya malas.

"Sesekali menghargai perjuangan Jefran apa salahnya sih May," sahut Rafka tak mau kalah.

"Gue gak suka sama Jefran, harus dipaksa? Gue sukanya Vendo, bukan Jefran."

"Tapi Vendo sukanya Felly! Hahaha." Rafka tertawa puas.

Maya menaikkan sebelah alisnya, "Gak! Ini pasti hoax! Vendo pasti bercanda doang kan suka sama tuh cewek? Iya kan? Gak mungkin banget tau gak sih." Maya mendekat kearah Vendo. "Lo kena pelet kayaknya! Iya bener! Gak mungkin banget lo bisa secepat itu jatuh cinta sama cewek," cerocos Maya.

"Sembarangan banget sih lo, gue gak dipelet siapa-siapa."

"Duh Ven, bilang sama gue cepetan, Felly nyogok lo pakai apaan? Sampai-sampai lo bisa jatuh cinta sama dia. Cepet bilang! Lo disogok kan sama dia? Iya kan?"

Vendo menggelengkan kepalanya cepat, "Enggak—"

"Atau Felly ngasih—"

"Lo jangan ngomong sembarangan! Kalau gak tau apa-apa mending lo diem!" Vendo langsung memotong ucapan Maya karena ia sudah menebak apa yang akan Maya ucapkan. Ia juga menatap Maya tajam.

Maya menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya. "Upsss."

"May, mulut lo itu gak ada filternya ya," ucap Arya.

Maya beralih menatap kearah Arya, "Iya memang, gue kalau gak suka sama seseorang, langsung aja ngomong ceplas-ceplos, gue gak suka nyindir, mending ngomong langsung kan—"

Vendo for Via Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang