"Tante, Om, saya pamit pulang ya, makasih makan malamnya," pamit Felly kearah Aira dan Elwin.
Aira tersenyum hangat kearah Felly, "Iya, kamu pulang sendiri? Atau mau diantar sama Vendo?"
"Gak usah, Tan, saya pulang sendiri aja hehe. Makasih ya, Tan, Om. Assalamualaikum..."
"Waalaikumsallam."
Setelah berpamitan, Felly pun keluar dari rumah tersebut dan pulang kerumahnya.
Vendo menatap kearah kedua orang tuanya, "Gimana, Ma, Pa? Cantik kan."
"Semua perempuan mah cantik, Ven," sahut Aira.
Vendo menyengir, "Hehe, tapi menurut Vendo, Felly itu beda. Mama sama Papa bolehin gak Vendo pacaran sama Felly?" tanyanya.
Elwin dan Aira saling bertatapan, sampai akhirnya Elwin yang menjawab ucapan Vendo, "Kamu beneran serius suka sama dia? Secepat itu?"
Vendo mengangguk yakin, "Iya Pa."
"Terserah kamu aja, kalau memang kamu dan Felly berjodoh pasti akan dipersatukan, tapi kalau gak jodoh ya—"
"Isss Papa jangan doain gitu dong," potong Vendo cepat.
Elwin terkekeh pelan, "Hahaha iya maaf, Papa mau ke ruang kerja dulu, mau lanjut kerja." Setelah itu Elwin langsung pergi menuju ke ruang kerjanya yang terletak di lantai 2.
"Oh iya Ven, kamu sama Via gimana? Kalian baik-baik aja kan? Kok Via udah lama gak kerumah?" tanya Aira.
Vendo terdiam sejenak, ia bingung harus menjawab apa. "Mungkin Via lagi sibuk kali Ma, makanya dia belum bisa mampir kerumah."
Aira mengangguk mengiyakan, "Oh gitu, Mama kirain kamu sama dia lagi berantem. Kapan-kapan ajak Via kerumah ya, udah lama nih Mama gak ketemu dia."
Vendo mengangguk pelan sembari tersenyum canggung. "Iya Ma, nanti Vendo ajak Via kerumah."
"Nah gitu dong."
"Hehe, Vendo ke kamar dulu ya, Ma."
"Iya."
***
Via mengantarkan Nindy sampai didepan gerbang rumahnya, Nindy sudah dijemput oleh supir pribadinya.
"Gue pulang dulu ya, Vi. Ntar gue kesini lagi kok, lo hati-hati dirumah, awas ada set—"
"Sssttt! Jangan nakut-nakutin Via dong," kesal Via.
Sedangkan Nindy, ia tertawa melihat wajah Via yang berubah menjadi kesal, "Gue pulang dulu Vi, bye." Nindy pun masuk kedalam mobilnya.
Setelah Nindy pulang, Via kembali menuju kedalam kamarnya, ia membaringkan tubuhnya keatas kasur, ia menatap langit-langit kamar.
Tiba-tiba ia teringat seseorang.
Siapa lagi jika bukan sahabatnya, Vendo.
Ia sangat merindukan perlakuan manis Vendo terhadap dirinya, ia merindukan semuanya. Sakit sekali rasanya mendengar lelaki itu mengucapkan bahwa ia menyukai seseorang, dan seseorang itu adalah teman sekelasnya sendiri.
"Via kangen banget sama Ven—"
Cling...
Handphonenya berbunyi menandakan ada sebuah chat yang masuk. Via berdiri, ia mengambil handphonenya yang berada diatas nakas.
Vendo
Malam Vi🌙Via senyum-senyum sendiri dibuatnya, padahal Vendo hanya mengirimkan ucapan selamat malam kepadanya, namun entah kenapa, sesenang itu rasanya. Mungkin pengaruh akhir-akhir ini Vendo jarang menghubunginya, jadi, mendapat satu pesan singkat saja ia sudah sangat senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vendo for Via
Ficção Adolescente• 𝘚𝘦𝘲𝘶𝘦𝘭 𝘰𝘧 𝘒𝘦𝘺𝘴𝘩𝘦𝘷𝘢 • [ᴛᴇʀꜱᴇᴅɪᴀ ᴠᴇʀꜱɪ ᴄᴇᴛᴀᴋ] "Vendo gak bakal tinggalin Via kan?" "Iya, Vendo gak bakal tinggalin Via." "Janji sama Via?" "Vendo janji." Itulah janji Alvendo Devian Adinata kepada Tyfani Flavia Mauren disaat mereka b...