Vendo mengajak Via menuju ke Taman Belakang Sekolah. Via duduk di bangku tamat, begitupun dengan Vendo.
"Vi, gue mau nanya sama lo." Vendo menatap kearah Via, Via juga menatap kearah Vendo, "Apa, Vendo?"
"Lo suka sama gue?"
Via terdiam sejenak, beberapa detik kemudian ia terkekeh pelan, "Suka lah, kalau gak suka, Via mana mau deket-deket sama Vendo."
"Bukan suka dalam artian itu, Vi. Suka dalam artian cinta."
Via tersenyum kaku, "Vendo kenap nanya begitu?"
"Jawab dulu, lo suka sama gue atau enggak."
Dengan ragu, Via menggelengkan kepalanya pelan, "Eng-enggak," jawabnya gugup.
Vendo tersenyum kecil mendengar ucapan Via, ia merasa sedikit lega, "Bagus deh, lo jangan sampai suka sama gue ya, karena gue gak bisa balas perasaan lo."
"Iya, Ven."
"Gue lagi suka sama seseorang, Vi."
Via tersenyum, seolah ia ikut bahagia mendengarnya, "Wah, suka sama siapa, Vendo?"
"Felly, teman sekelas lo."
Jujur, Via tak terlalu terkejut mendengarnya. Melihat kedekatan antara Vendo dan Felly akhir-akhir ini, maka wajar saja jika sebenarnya Vendo menyukai gadis itu.
"Gak papa kan Vi gue suka sama Fel—"
"Via harus ke kelas, nanti Via telat, Via duluan ya." Via langsung berlalu dari hadapan Vendo, ia pergi menuju ke ruang kelasnya.
"Dari mana aja Vi?" tanya Sandra saat melihat Via duduk di kursinya.
"Diajak Kak Vendo kemana Vi? Dia ngomong apa sama lo?" Nindy ikut-ikutan bertanya, ia tampak sangat penasaran.
Via tak menjawab pertanyaan Sandra dan Nindy, ia hanya diam. Tak lama kemudian, seorang guru masuk, jam pelajaran pertama pun dimulai.
Selama jam pelajaran berlangsung, Via terus melamun, ia tidak fokus, tidak memerhatikan guru yang sedang menjelaskan materi.
"Via, saya perhatikan sedari tadi kamu terus melamun, kenapa?" tegur guru yang sedang mengajar di kelas tersebut.
Via tersadar dari lamunannya, "Maafin Via, Bu," ucapnya sopan.
"Sekarang coba kamu kerjalan soal ini di papan tulis."
Via berdiri, ia melangkahkan kakinya menuju kearah papan tulis, dan ia mulai mengerjakan soal yang tadi diberikan.
Tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan satu soal yang terbilang mudah bagi Via, "Sudah, Bu," ucapnya.
Guru tersebut mengkoreksi jawaban Via.
Dan jawabannya benar.
"Jawabannya benar, kamu boleh duduk sekarang, jangan melamun lagi ya," peringatnya.
Via mengangguk pelan sembari tersenyum kecil, "Iya Bu, makasih."
***
"Free class begini enaknya ngapain ya."
Suasana kelas 12 IPS 1 sangat ribut, semua murid-murid yang berada didalam ruang kelas tersebut sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
Ada yang sibuk ngerumpi, sibuk maskeran, sibuk main game, menyanyi, dan lain sebagainya.
Kini, Vendo beserta keempat sahabatnya sedang bingung hendak melakukan apa disaat gabut melanda seperti ini.
"Eh eh, lo pada tau gak—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vendo for Via
Fiksi Remaja• 𝘚𝘦𝘲𝘶𝘦𝘭 𝘰𝘧 𝘒𝘦𝘺𝘴𝘩𝘦𝘷𝘢 • [ᴛᴇʀꜱᴇᴅɪᴀ ᴠᴇʀꜱɪ ᴄᴇᴛᴀᴋ] "Vendo gak bakal tinggalin Via kan?" "Iya, Vendo gak bakal tinggalin Via." "Janji sama Via?" "Vendo janji." Itulah janji Alvendo Devian Adinata kepada Tyfani Flavia Mauren disaat mereka b...