☘️ Delapan Belas ☘️

15.4K 1.2K 180
                                    

"Vendo kenapa diem?" tanya Via bingung.

Vendo tersenyum tipis, "Gak kok, gue gak papa. Oh iya, lo udah makan?"

"Sudah, Via aja udah kelar cuci piring," sahut Via.

"Hehe, basa-basi aja sih."

"Dasar. Ayok, ke ruang tamu, masa ngobrol di dapur sih." Via mengajak Vendo menuju ke ruang tamu.

Vendo menyandarkan punggungnya di sofa, "Jadi, lo cuman berdua sama Arga?"

"Iya."

"Gak takut, Vi?"

Via mengkerutkan keningnya, "Hah? Takut apa?"

"Emm hant—"

"Sssttt! Jangan ngomong sembarangan! Nanti kalau dia denger terus beneran muncul gimana."

Vendo tertawa puas, "Hahaha, bercanda Vi. Gak ada apa-apa kok, gak usah takut."

Via memanyunkan bibirnya, beberapa detik kemudian ia kembali berbicara, "Nanti malem mau nemenin Via ke toko buku gak? Via mau beli buku latihan soal-soal pelajaran."

Vendo berpikir sejenak, kemudian ia mengangguk singkat, "Jam berapa?"

"Jam tujuh."

"Okey, ntar gue jemput."

"Makasih Vendo."

"Iya, lo kenapa bisa sakit?"

"Gak sakit sih, cuman kurang enak badan aja, kepala Via berat banget rasanya, tadi aja kebangun jam sembilan," curhat Via.

"Tumben bangun telat?"

"Semalam Via gak bisa tidur."

"Kenapa?"

"Via abis berantem sama Mama."

Kedua bola mata Vendo membulat sempurna, ia tidak salah dengar kan barusan? Gadis polos ini bertengkar dengan Mamanya?

"Kok bisa?"

"Via minta dibeliin mobil baru, Papa iyain tapi Mama ngelarang."

"Terus lo ngelawan?"

Via mengangguk pelan, ia menunduk, "Iya, Via merasa bersalah banget karena udah ngelawan Mama."

Vendo mengusap-usap puncak kepala Via, "Lain kali gak boleh begitu lagi, Mama lo ngelarang lo beli mobil baru itu pasti ada alasannya. Sudah minta maaf sama Mama lo?"

Via menggeleng lemah, "Belum, gak sempat, tadi pagi pas Via bangun, Mama sama Papa udah berangkat, kayaknya nanti aja deh Via telpon Mama. Sekarang mungkin mereka masih dijalan, besok aja Via telpon."

"Ya udah terserah lo, intinya jangan lupa minta maaf."

"Iya Via pasti minta maaf. Kasian Papa, gara-gara Via, Papa jadi ikut-ikutan dimarahin Mama, dan tadi malam mereka sempat bertengkar," ujar Via, ia merasa sangat bersalah dan menyesali perbuatannya.

"Intinya lo jangan ngulangin kesalahan yang sama lagi."

***

Via sudah cantik mengenakan baju berwarna pink serta celana jeans panjang berwarna hitam. Rambutnya diikat rapi, dan ia memakai sepatu berwarna putih.

Via keluar dari kamarnya, ia menuruni anak tangga satu persatu, ia berniat untuk menunggu Vendo di ruang tamu.

"Mau kemana, Kak?" tanya Arga yang duduk di sofa ruang tamu, tak sengaja ia melihat Kakaknya yang berpakaian rapi, jadilah ia bertanya mau kemana Kakaknya itu.

Vendo for Via Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang