☘️ Tiga Puluh Enam ☘️

15.7K 1K 177
                                    

"Hallo Ra." Keysheva duduk di sofa ruang tamunya, ia sedang menelpon seseorang, yaitu sahabatnya.

"Ya Key? Ada what?"

"Anak gue pulang dari rumah lo matanya sembab, kenapa?"

"Maaf Key, maaf banget, tadi ada problem dikit."

Keysheva mengkerutkan keningnya. "Problem apaan?"

"Susah kalau ngobrol lewat telpon, besok ketemuan aja di Cafe biasa, gimana?"

"Agak siangan ya, jam 2."

"Oke. Sekarang Via dimana? Tadi siapa yang antar dia pulang?"

"Dikamarnya, gue tanyain dia kenapa, gak dihirauin, ya udah gue telpon lo aja. Tadi sih yang ngantar dia, Adit, teman sekelasnya, katanya kebetulan ketemu dijalan."

"Oh gitu, pantasan tadi Vendo baliknya cepet banget, gue kirain dia jadi ngantarin Via, pas balik kerumah, dia langsung masuk kamar, gak makan malam."

"Lo jangan bikin gue makin kepo dong. Sekarang aja yok ketemuannya," ujar Keysheva tak sabaran.

"Gak bisa kalau sekarang, besok aja, gak sabaran banget sih."

"Siapa suruh lo cerita setengah-setengah!"

"Iya iya maaf."

"Btw udah dulu ya, gue baru inget belum cuci piring."

"Okey, see you tomorrow."

"See you."

Tut.

***

"Kenapa matanya sembab, hm? Apa yang buat kamu nangis?" Angkasa menatap kedua mata putrinya yang tampak sembab itu.

Via menghela nafasnya. "Via pengen pindah Sekolah, Pa."

"Loh? Kok tiba-tiba?" Angkasa bingung, kenapa tiba-tiba putrinya ingin pindah Sekolah.

"Pengen coba suasana baru aja." Via mengalihkan pandangannya, tak lagi menatap sang Papa. "Via boleh pindah kan, Pa?"

"Hey, look at me." Angkasa menangkup wajah Via dengan kedua tangannya. "Kenapa tiba-tiba mau pindah? Apa ini ada hubungannya sama kedua mata kamu yang sembab?"

"Gak ada kok Pa, Via pengen pindah aja."

"Memangnya kamu mau pindah ke mana sih?"

"Whatever, New York? Los Angeles? or London? Kemana pun, terserah aja."

Angkasa melepaskan kedua tangannya yang tadinya menangkup wajah Via. "Kamu mau pindah Sekolah ke luar negeri?"

Via mengangguk pelan. "Boleh kan, Pa?"

"Gak bisa ditahan dulu, Sekolah di ZHS dulu sampai lulus, nanti kuliahnya bakal Papa daftarin ke univ luar negeri, Papa janji."

"Lama, Via aja masih kelas sebelas," ucap Via mengeluh.

"Lagian kenapa tiba-tiba mau pindah? Temen-temen jahatin kamu?"

Via menggeleng cepat. "Enggak kok, semua teman Via baik."

"Kalau gitu, ditunda aja pindahnya, kamu sekolah di ZHS sampai lulus, setelah itu kuliah di luar negeri."

Via mendengus kesal. "Isss Papa gak asik—"

Ceklekkk...

Keysheva membuka pintu kamar Via, ia masuk kedalam kamar tersebut lalu menghampiri suaminya yang sedang bersama putri sulungnya.

Vendo for Via Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang