14.Dilema Alana

345 43 8
                                    

terimakasih untuk yang udah mau mampir ke cerita aku :)
jangan lupa vote dan komentnya ya gaess❤️

"Berada dikondisi seperti ini benar benar tidak baik"

••••

Hubungan Alana dengan kedua sahabatnya belum juga membaik sampai sekarang.

Entah mengapa mereka jadi tidak mendukung usahanya untuk mendekati Galen.

Apakah Alana salah, memperjuangkan cintanya?
Apakah ia salah, berjuang untuk kebahagiaannya?

Belum memulai hubungan dengan Galen saja, sudah banyak masalah yang menghampirinya.

Logikanya mengatakan mundur, tapi lain dengan hatinya yang menyuarakan untuk terus berjuang.

Saking tidak fokusnya berjalan, karena memikirkan Galen membuat Alana hampi saja keserempet motor.
Tapi untung saja ada seseorang yang menolongnya.

"Kalok cari mati, jangan begini caranya" ketus orang tersebut

Alana yang tau akan suara tersebut langsung mendongakkan kepalanya.

"Kak Galen" ucap Alana lirih

Entah ini kebetulan atau memang takdir yang membuat Alana bertemu dengan orang yang tengah ia pikirkan sedari tadi.

"Lain kali, kalok jalan pakek mata!"

Bukannya tersinggung akan ucapan Galen, Alana malah tersenyum.

"Makasih ya Kak udah selalu nolongin gue"

"Gak usah ke Pd an" ketus Galen

Alana semakin merekahkan senyumnya

"Ternyata selain judes Kak Galen juga galak ya"ucap Alana

Galen menghela napas malas, sepertinya berbicara dengan gadis seperti Alana tidak akan pernah ada ujung nya.
Kemudian ia melangkah menjauh meninggalkan Alana.

"Sikap lo yang kayak gini, malah semakin buat gue gak mau berhenti ngejar lo Kak.
Tapi gue juga terlalu takut jika nantinya hati lo ternyata bukan buat gue"
tukas Alana sambil melihat ke arah
Galen yang sudah pergi dengan ninja merahnya.

~~~~~~

Duduk bersila dengan pandangan fokus pada leptopnya.
Itulah yang tengah Alana lakukan malam ini.

Apalagi jika bukan menonton drakor.
Sudah menjadi kebiasaan bagi seorang Alana Aquilla.

Jika sedang ada masalah maka jika tidak sahabat maka menonton drakor adalah solusi.

Karena saat ini Alana masih mendiami ke dua sahabatnya itu.

Sebenarnya Alana tidak bisa lama lama berada di kondisi seperti ini.

Alana ingin persahabatannya kembali seperti semula.

Memikirkan hal itu membuatnya jadi tidak fokus menonton.

Akhirnya Alana menutup leptopnya dan merebahkan tubuhnya ke kasur.

Alana menghela napas pelan "apa yang harus gue lakuin"

Sebenarnya apa yang Bertha katakan tempo hari lalu ada benarnya.

Semakin Alana terus mengejar Galen maka cepat atau lambat maka ia juga harus siap menerima rasa sakit.

Alana tau.

Tapi ia tidak bisa mundur, karena hatinya selalu saja mengajak ia untuk terus mendekat ke arah Galen.

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang