21.Sedikit Berbeda

209 13 1
                                    

Terimakasih yang udah mau mampir, jangan lupa tinggalkan jejak kalian❤️

Terimakasih yang udah mau mampir, jangan lupa tinggalkan jejak kalian❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu itu terlalu ambigu. Sulit untuk dipahami, namun mampu membuat ku jatuh berkali kali"

••••


"Mampir dulu Kak" tawar Alana sebenarnya hanya untuk berbasa basi saja

"Hm"

Hm, tandanya Galen mau mampir ke rumahnya.

Kenapa akhir akhir ini sikap Galen mendadak berubah.

"Katanya nawarin masuk" ucap Galen santai

Alana langsung tersadar 100%, ini bukan mimpi.

Demi apa, Alana sangat bahagia sekali sekarang.

"E..eh iya Kak" sahut Alana gelagapan sambil bergegas mengetuk pintu dan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum"

Tak lama seorang wanita paruh baya yang masih terlihat muda membuka kan pintu.

"Waalaikumussalam...
Ya ampun Alana, kamu kemana aja?
baju basah begini, kamu tuh kerjaannya buat Mama khawatir aja sih"

Yang diomeli hanya cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Kemudian tatapan Mama Ika tertuju pada seorang laki laki yang kini sedang menatap datar ke arahnya.

"Eh itu siapa Na?
ganteng banget, pacar kamu ya? " bisik Mama Ika

Alana memelototkan matanya "Maa ih, kalok Kak Galen denger gimana" kesal Alana

Bisa bisa nya Mamanya ini berkata seperti itu, tapi sebenarnya dalam hati ia mengaminkan ucapan Mamanya.

Mama Ika tidak menanggapi ucapan Alana dan menyuruh mereka untuk segera masuk ke dalam.

~~~~~~

"Diminum tehnya Nak Galen" ucap Mama Ika tersenyum ramah

Jadi sekarang Mama Ika tau bahwa laki laki tampan yang mengantarkan anaknya pulang ini adalah laki laki yang anak gadisnya sukai.

Jika dilihat lihat lagi wajah laki laki di depannya ini seperti mirip dengan seseorang.

Wanita anggun nan penyayang yang sudah menjadi sahabatnya sejak duduk di bangku SMP.

Dia mirip sekali dengan mu Gin. batin Mama Ika dengan wajah sendunya

Entah mengapa setiap mengingat sahabatnya itu ia menjadi sedih seperti ini.

Sudah hampir belasan tahun ia tidak pernah lagi bertemu Gina, sahabatnya.

Setelah lulus SMA Ika memilih melanjutkan pendidikannya di luar negeri sedangkan Gina menetap di Indonesia, semenjak saat itulah mereka jarang berkomunikasi lagi.

"Siapa nama Ibu kamu nak?" entah kenapa pertanyaan itu terlontar begitu saja

Uhuk...

Bukan Galen, tetapi Alana lah yang tersedak minumannya sendiri.

Sedangkan Galen tetap memperlihatkan wajah datarnya, meski tidak bisa dipungkiri ada raut keterkejutan serta kesedihan di sana.

"Maaa" Alana yang sadar langsung memperingati Mamanya

"Eh maaf ya nak Galen, tante cuma pengen tau aja.
Soalnya kamu itu mirip sekali dengan sahabat tante"

Galen hanya diam, mengingat akan Bunda nya seperti membuka kembali kenangan indah dan memilukan di masa lalu.

Karena mengetahui situasi yang sepertinya mulai berubah, membuat Mama Ika memilih beranjak dari duduknya.

"Ya udah tante mau beres beres ke belakang dulu ya nak Galen" kata Mama Ika

Galen hanya menganggukan kepalanya.

"Na itu temennya di suruh ganti gih, pinjemin baju Papa" lanjutnya lagi

"Iya Mah"

Setelah kepergian Mama Ika, kondisi ruang tamu di selimuti keheningan.

Dua insan manusia itu sepertinya tengah asik dengan pemikiran mereka masing masing.

"Sebentar ya Kak, gue ambilin baju dulu"

Belum Alana berdiri, pergerakannya terhenti karena suara Galen.

"Gue langsung pulang. Makasih" seru Galen tanpa menghiraukan ucapan Alana langsung berjalan menuju pintu keluar

Sebelum benar benar keluar, Galen berucap lagi"pamitin sama nyokap lo"

Alana mengulas senyum manis dan bergegas menyusul Galen untuk mengantarnya sampai depan.

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang