18.Perasaan Sialan

270 31 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote ya gaesss thanks you❤️

"Apakah mencintai bisa membuat orang lupa akan segalanya, termasuk rasa sakit?"

••••

"Lo tuh bodoh atau gimana sih Len, heran gue sama lo" ucap Aldo kesal, sahabatnya ini ternyata benar benar keras kepala sekali

"Dia tuh cewek baik baik bro,
kata kata lo ke dia itu udah keterlaluan.
Lo secara gak langsung udah buat dia sakit hati" sambung Juan

"Tumben lo bijak" seru Aldo menepuk bahu Juan tak santai

"Sakit t*lol!" sungut Juan

Galen hanya diam.

Memikirkan apa yang barusan Juan ucapkan.

Apa kata katanya kemarin terlalu menyakiti hati gadis itu?

Flashback On

Setelah bel pulang berbunyi Galen berserta kedua sahabatnya langsung melenggang meninggalkan kelas.

Sesampainya di parkiran mata Galen langsung tertuju pada gadis yang kini tengah menatapnya sambil tersenyum.

Apakah gadis itu tidak marah padanya setelah kejadian tadi pagi? batin Galen.

Berusaha menjernihkan pikirannya ia terus melanjutkan langkahnya menuju ke motor sport merah yang terparkir tak jauh dari nya.

"Kak Galen"

Tiba tiba langkahnya terhenti ketika suara gadis itu memanggil namanya.

Galen hanya diam dan melihat tak suka ke arah gadis yang kini telah berada tepat di depannya.

Jangan lupakan Aldo dan Juan yang menatap gadis itu dengan penuh kebingunan juga.

Beginikah efek dari terlalu mencintai, sampai lupa akan rasa sakitnya sendiri?

"Gue cuma mau bilang.
Meskipun perlakuan Kak Galen udah buat kecewa, Gue akan tetep perjuangin Kak Galen" seru Alana

Gadis gila.

Apakah dia sudah melupakan kejadian tadi pagi?

Apakah gadis di depannya ini tidak merasa sakit hati atas perlakuannya tadi pagi?

Ah persetan dengan itu semua, yang terpenting sekarang adalah membuat gadis itu enyah dari hadapannya.

Galen menghembuskan napas kesal
"Harus berapa kali gue bilang, jauhin gue!
lo ngerti gak sih!
Lo itu cuma benalu PENGGANGGU!" bentak Galen keras, hal itu tak ayal membuat teman temannya memandang ke arah mereka

Aldo yang menyadari hal itupun langsung mengarahkan tatapan tajam ke mereka semua dan menyuruhnya pergi sebelum siang jantan semakin mengamuk.

Alana diam menatap Galen lama.
Ia berusaha kuat di depan Galen, ia tidak akan menangis.
Tapi sepertinya air mata Alana sudah tidak bisa terkontrol lagi, entah kenapa kali ini rasa nya lebih sakit dari yang tadi pagi.

Melihat gadis di depannya ini menangis entah kenapa ada sedikit rasa nyeri di hatinya.
hanya sedikit!

Menggelengkah kepalanya pelan untuk
menghalau perasaanya.

Setelahnya ia lebih memilih beranjak pergi dan diikuti kedua sahabatnya.

Flashback Off

"Arghhhh" memikirkan hal itu membuat kepala Galen pusing

"Mendingan lo minta maaf deh, dari pada nanti nyesel kalok dedek emes itu udah gak mau ngejar ngejar lo lagi" ucap Juan santai sambil menenggak minuman kaleng di depannya

"Gengsinya jangan digedek in" celetuk Aldo

Kenapa akhir akhir ini perasaannya jadi berubah terhadap gadis menyebalkan itu.

Entah mengapa semenjak kejadian waktu itu membuatnya semakin merasa bersalah terhadap gadis polos yang bahkan tidak tau apa apa akan masalahnya.

Apakah ia mulai mencintai gadis gila itu?

Ah tidak mungkin, perasaanya pasti hanya sekedar rasa bersalah dan tidak lebih.

Untuk apa juga Galen memikirkan gadis itu, apa pentingnya bagi dia.

Ah ini benar benar sialan.
Ini sama sekali bukan dirinya.



ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang