22.Khawatir

201 12 3
                                    

Sebelum baca, jangan lupa vote dulu ya gaes :)
Biar aku tambah semangat nulisnya hehe 🍬

"Kamu adalah alasan paling tepat untuk Aku merasa senang dan sedih di waktu yang bersamaan"

••••

Pagi yang cerah, seperti suasana hati Alana saat ini.

Dari bangun tidur sampai berangkat sekolah Ia tidak henti hentinya memberi senyum pada orang orang yang Ia temui.

Mulai Mamanya, supir yang biasa mengantar, sampai Pak satpam penjaga gerbang sekolah pun Ia sapa.

Emang benar benar aneh Alana hari ini, tidak seperti biasanya.

Sepanjang koridor sekolah yang Ia lewati pun tidak henti hentinya Ia memperlihatkan senyum manisnya itu.

Setelah sampai di depan kelasnya yang sudah mulai ramai Ia langsung masuk dan mengucapkan selamat pagi kepada teman temannya.

Dan mereka yang melihat itu hanya bisa geleng geleng kepala saja.

"Ehem... kayaknya ada yang lagi sedih nih" goda Bertha sambil terkekeh pelan

Alana mencebikkan bibirnya "Ihh bukan sedih Bertha tapi seneng, se-neng"

"Ya...ya...ya... terserah lah, emang lo seneng kenapa sih?"

"Ahhhh pokoknya gue bahagiaaa banget kemaren"

"Ngapain lo kemaren?
habis menang undian?"

Alana menggelengkan kepalanya sambil terus tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Dapet kuota gratis?"

Lagi lagi Alana hanya menggelengkan kepala.

"Terus apa, dari tadi gue tanya cuma gelang geleng doang" kesal Bertha

Alana meringis sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Hehe, ya maaf. Kemaren tu gue...."

Ah membayangkannya saja sudah membuat Alana senyum senyum sendiri.

"Kemaren kenapa sih Na, tinggal ngomong juga susah ya Lo.
Perasaan seneng banget liat temennya mati penasaran" gerutu Bertha

"Kan kemaren sore gue hujan hujannan tuh terus......."

Dan mengalirlah cerita panjang kali lebar Alana.

"APA!!" teriak Bertha heboh

"Woy berisik, pagi pagi juga!" seru salah satu teman cowok kelas mereka

"Kenapa sih lo, sewot mulu hidup lo perasaan!" kesal Bertha sambil menatap sengit temannya itu

Saat laki laki tadi akan menyahut dengan cepat Alana melerai, bisa panjang ceritanya jika tidak dihentikan.

"Eh udah udah. Tha udah lah"

"Ya gimana gue gak kesel, tuh cowok bebek mulutnya minta gue iket"

Alana hanya bisa menghembuskan nafas lelah, sahabatnya yang satu ini memang tidak pernah mau mengalah.

~~~~~~

Dengan langkah gontai Alana meninggalkan kelas Galen.

Ia merasa sedih dan khawatir saat mendengar bahwa Kakak kelas pujaan hatinya itu tidak masuk kelas karena sakit.

Tadi saat jam istirahat berbunyi Ia langsung bergegas pergi ke Kelas Galen, tapi bukannya menemui Cowok itu Alana malah mendapat kabar yang membuatnya sedih.

Galen gak masuk hari ini, dia sakit.

Kata kata teman kelas Galen itu terus saja menghantui pikiran Alana.

Ia terlampau khawatir, jelas dirinya sangat yakin jika Kakak kelasnya itu sakit akibat hujan hujanan kemarin.

Alana merutuki dirinya sendiri.

Di tengah jalan ia bertemu Bertha dan Rea yang sepertinya baru pulang dari kantin.

"Weshhh lecek amat tuh muka, kenapa dah?" tanya Bertha sambil merangkul bahu Alana

Alana menghela nafas pelan"Kak Galen gak masuk"

"Kenapa?" tanya Rea

"Sakit" jawab Alana lesu

"Hahaha bisa sakit juga tuh es batu" balas Bertha sambil cekikikan

Rea langsung menjitak pelan kepala Bertha.

Yang dijitak hanya menampilkan senyum polosnya.

"Pasti ini karena Kak Galen kemarin kehujanan gara gara gue"

"Udah gak usah nyalahin diri sendiri, mending nanti pulang sekolah lo jenguk dia gimana?"

Alana langsung menoleh pada sahabat bar bar nya itu.

Benar juga apa kata Bertha, tapi ia kan tidak tau rumah Galen.

"Tapi gue gak tau alamat rumahnya Kak Galen" cicit Alana

"Tenang serahin aja sama Rea, ya gak Re?"
ucap Bertha seraya mengerlingkan matanya pada Rea

"Kok gue?"

"Ya...ya... lo kan se-"

Belum selesai Bertha berbicara Rea dengan cepat memotong ucapannya.

Bisa gawat jika Alana tau hubungannya dengan Galen.

"Iya nanti gue share lock"

Alana langsung memeluk kedua sahabat terbaiknya ini.

"Makasih ya"

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang