17.Sakit tapi tak berdarah

289 37 3
                                    

"Inilah resikonya ketika kamu terlalu mencintai dia yang tidak sama sekali mencintai mu"

••••

Plisss vote sebelum baca ya guys!☺️❤️

Pagi ini Alana begitu ceria,
ia sengaja bangun pagi hanya untuk memasakan nasi goreng spesial tentunya untuk orang spesial juga.

Sesampainya ia di depan kelas Xll ipa 3.
Menarik napas pelan, kemudian melangkah masuk ke dalam tanpa menghiraukan tatapan sinis dan aneh dari teman sekelas Galen.

Berdiri tepat di depan meja seorang laki laki yang kini juga tengah menatapnya, bukan tatapan kebahagiaan yang ia tunjukan melainkan tatapan jengah dan malas.

"Jangan natap gue kayak gitu dong Kak, nanti takut Kak Galen gak bisa berpaling" ucap Alana diiringi kekehan kecilnya

Hal tersebut pun mengundang gelak tawa Aldo dan Juan yang sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya.

"Diem lo berdua!" intrupsi Galen

"Lo, ngapain?" tunjuknya pada gadis yang kini tengah tersenyum senyum ke arahnya

"Seperti biasa, nasi goreng plus telur mata sapi kesukaan Kak Galen!!" seru Alana sambil menyodorkan kotak bekal berwarna biru terang itu ke arah Galen

Ya. Sudah hampir seminggu lebih ini Alana setiap pagi selalu mengantarkan bekal sarapan untuk Galen.

Ia sangat bahagia saat Galen menerima bekalnya, meski hanya menerima dan tidak mengucapkan sepatah katapun tapi itu sudah cukup membuat Alana bahagia.

Tapi setelah mendengar ucapan Galen padanya membuat hatinya tiba tiba berdenyut sakit.

Galen tersenyum miring.
"Lo kira selama ini bekal yang lo kasih
gue makan? GAK!" ucap Galen

Jadi selama ini segala usahnya tidak pernah dihargai?

Lalu dikemanakan makanan makanan nya yang sudah susah susah ia buat selama ini?

Di berikan pada temannya kah?

Atau yang lebih miris lagi, makanan itu berakhir di tempat sampah?

Oh ini lebih sakit dari pada apa yang Alana terima selama ini.

~~~~~~

"Kenapa lo?" tanya Bertha sinis ketika melihat Alana memasuki kelasnya sambil menangis

"Gue...hiks..."

Bertha jadi gemas sendiri" Lo kenapa?"

"Kak Galen...hiks...hiks" jawab Alana sesenggukan

Lagi lagi dan lagi Galen, Galen dan selalu Galen. batin Bertha

"Kenapa Kak Galen, Ha?" kesal Bertha

"Jadi...selama ini...hiks...makanan yang gue buat...hiks...gak pernah Kak Galen makan...hiks...hiks"

Bertha menghembuskan napas pelan harus berusaha sebisa mungkin untuk sabar menghadapi kebucinan sahabatnya ini.

"Gue udah pernah bilang, jangan kejar Kak Galen kalok Lo gak mau sakit Na!" tegas Bertha

"Tapi gu-"

"Gue apa? cinta? halah cinta cinta apa kalok nyatanya buat lo malah tersiksa.
Stop jadi bodoh hanya karena cinta Na, banyak yang mau sama Lo. Tapi kenapa...
Ah udah lah capek gue ngingetin lo mulu"
Ucap Bertha dan langsung berdiri meninggalkan Alana.

Bertha hanya khawatir pada sahabatnya, jika dibiarkan terus terusan perasaan Alana akan semakin besar dan sulit untuk melupakan Galen.

Terimakasih bagi yang udah mau baca cerita ku, jangan lupa tinggalkan jejak ya gusy!❤️

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang