Jam dinding menunjukkan pukul 3 dini hari, gedoran pintu terdengar dari luar kamar Deeva, karena semalam Dia mengunci kamarnya sebelum tidur. Terjadilah gedor-gedoran dari luar pintu kamarnya pada dini hari ini.
Deeva tersentak dalam tidurnya karena kaget dengan gedoran pintu kamarnya, dia pun terbangun dan beranjak sambil mengucek matanya dengan kesal melirik jam di atas nakasnya, ternyata masih dini.
Deeva berjalan menuju pintu kamar dan membukanya, ternyata Bundanya yang sedari tadi menggedor pintunya sampai tangannya memerah.
"Nih anak tidurnya kaya orang mati aja sampai tangan Bunda memerah gedor pintu kamar kamu," omel Bundanya yang di tanggapi nguap-nguap oleh Deeva.
"Ngapain juga sih Bundaaa..? jam segini gedor-gedor pintu, masih jam 3 loh ini, aku ngantuk Bund," ocehnya merasa kesal.
"Sana masuk kamar mandi, cuci muka biar seger baru antar Bunda ke Rumah sakit," perintah Bundanya.
"Haa..? Rumah sakit? jam segini?" cercanya bingung.
"Iya, jangan banyak tanya nanti di jalan Bunda jelasin. Cepat sana cuci muka dan ganti baju, tidak pake lama," perintah Bundanya.
"Tapi bukan Ayah kan Bund?" tanyanya khawatir.
"Bukan, cepetan sana,"
Tanpa bertanya lagi Deeva segera ke kamar mandi yang berada di dalam kamarnya untuk mandi kilat di jam 3 dini hari biar ngantuknya hilang dan perasaannya segar pikirnya.
Tidak lama kemudian Deeva keluar kamar dengan memakai jeans dan sweeter kesayangannya.
Tanpa menghiraukan ocehan Bundanya karena kelamaan menunggu, Deeva segera ke garasi mengeluarkan mobilnya dan mengantar Bundanya ke rumah sakit yang tidak begitu jauh dari rumahnya.
Kini mobil yang di kendarai Deeva dan Bundanya membelah jalan Ibu kota yang sudah terlihat kendaraan yang lalu lalang di dini hari yang masih buta ini.
"Siapa yang sakit sih Bund? bela-belain ke rumah sakit dini hari gini, lagian juga kenapa Bunda tidak minta Ayah yang mengantar Bunda," cercanya.
"Tante Hanamu sekarang di Rumah sakit mau melahirkan anak ketiga mereka, tadi Om Wiramu menelpon Bunda katanya tante Hanamu sudah mau di masukin ke ruang operasi. Mereka cuman berdua di sana, Ayah kan masih di Luar Kota makanya Bunda bangunin kamu, kasian kan kalau nelpon Pak Mamat di jam segini ngantar Bunda. rumahnya kan jauh," jelas Bundanya panjang lebar.
Setelah 15 menit berlalu mereka pun tiba di rumah sakit, Deeva menurunkan Bundanya di depan IGD kemudian membawa mobilnya ke area parkir rumah sakit.
Di depan ruang operasi, Rosiana Bunda dari Deeva menghampiri Wira adik iparnya yang duduk di kursi tunggu menunggui istrinya yang akan di operasi caesar.
"Mbak kesini dengan siapa?" tanya Wira menggeser duduknya memberi tempat Kakak iparnya untuk duduk.
"Sama ponakanmu, dia lagi markirin mobilnya. Bagaimana keadaan Hana, apa dia sudah melahirkan?" tanya bunda Rosi setelah mendudukkan dirinya di samping Wira.
"Entahlah Mbak, Hana masih di dalam ruang operasi, mungkin sebentar lagi," balas Wira khawatir.
Wira menyandarkan kepalanya di kursi tunggu sejenak memejamkan matanya.
"Kamu tidak mendampingi Hana di ruang operasi Wir?" tanya bunda Rosi.
"Mbak kan tau sendiri aku takut melihat perutnya di belah, seperti waktu melahirkan Raif dulu, aku malah keluar muntah-muntah." jelas Wira lesu.
Ketiga anak yang dilahirkan oleh Hana semuanya melalui operasi caesar, karena Hana lebih takut melahirkan normal hingga tekanan darahnya selalu naik jika berada di ruang persalinan dan kondisinya yang tidak bisa melahirkan normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN SALAH JODOH **END**
RomanceTidak ada yang pernah menyangka jika Allah telah menghendaki, Takdir ini dicatat di Lauhul Mahfuzh. Dan Allah telah mencatat takdir segala sesuatu hingga hari kiamat. Takdir ini umum bagi seluruh makhluk termasuk ADEEVA, puteri tunggal dari MAULANA...