Part |28

19.3K 853 7
                                    

Rasanya waktu terlalu cepat berlalu kini usia baby Alayya berumur 10 bulan dan usia kandungan Deeva kini sudah berjalan 4 bulan, dan perutnya sudah mulai keliatan buncit, membuat Wira semakin gemes melihat istrinya.
Wira semakin protektif terhadap istrinya tidak boleh inilah, itulah yang membuat Deeva setiap hari jengah.

Alayya semakin hari semakin aktif, namun tidak membuat Deeva kelelahan mengurusnya, untungnya kandungannya selama ini kuat dan Deeva tidak merasakan ngidam apa-apa seperti wanita hamil pada umumnya.

Dan selama kehamilannya pula, dia sudah tidak pernah lagi bertemu dengan Dian, Mita dan Bagas, mereka bertiga disibukkan oleh tugas-tugas kuliah yang tiada henti. Dan mereka bertiga belum tahu kalau kini Deeva sudah mengandung.

Tiba-tiba saja ponsel Deeva berdering, Deeva yang bermain bersama Alayya berdiri dari duduknya meraih ponselnya yang berada diatas nakas, Dia pun melihat kelayar ponselnya dan melihat nama Dian yang tertera di sana.

"Baru saja aku pikirin eh dia nelpon," gumam Deeva.

Setelah menerima telpon dari Dian, Deeva mengangkat baby Alayya ke atas strolernya dan mendorongnya keluar menuju ruang tamu karena Dian sudah berada di teras rumahnya bersama Mita dan Bagas karena hari ini weekend

Begiru tiba di teras rumahnya bersama dengan baby Alayya yang berada di strollernya, mereka menatap terkejut ke arah perut Deeva yang sedikit membuncit.

"Ka ... mu ... ha ... mil Va?" ucap Dian tergugu.

Deeva hanya menanggapinya dengan senyuman, karena tidak sedikitpun terbersit dipikirannya akan bertemu dengan ketiga sahabatnya dalam keadaannya seperti ini.

"Kenapa kalian bengong sih, masuk dulu yuk!!" ajak Deeva yang sudah mendorong stroller baby Alayya masuk ke dalam ruang tengah diikuti oleh ketiga sahabatnya.

"Wah ... gercep juga suami loe Va, baby Alayya masih kecil uda hamilin loe lagi," frontal Bagas.

Lagi-lagi Deeva hanya menanggapinya dengan senyuman.

Berbeda dengan Dian, dia benar-benar terkejut, secepat inikah?" batinnya.

"Uda berapa bulan Va?" tanya Mita.

"Sudah 4 bulan Mit," jawab Deeva.

"Sudah lama juga ya kita baru ketemu, sepertinya kalian melupakan aku," ucap Deeva.

"Maksud loe, jadi sekarang ini kami dimana?" Sarkas Bagas.

"Ya kenapa baru sekarang gitu, biasanya kan kalian nelpon kalau lagi jalan bareng." ujar Deeva.

"Gak ada lagi jalan-jalan buat kita Va, yang ada tugas-tugas yang bikin kepala mumet," timpal Mita.

"Ini aja kita bela-belain saking kangennya, itu tuh si Dian tetanggaan juga masa dia gak temuin loe?" sela Bagas.

Dian yang disebut namanya tetap bungkam sibuk dengan pikirannya tentang Deeva yang tiba-tiba hamil.

"Woooii ... Dii bengong aja loe!!" timpal Mita.

"Eeehh ..? Kalian ngomong apa?" tanya Dian yang sedari tadi melamun.

"Mikirin apasih Dii?" tanya Deeva.

"Mikirin kamu," balas Dian.

"BTW, rumah kok sepi banget ngalahin kuburan, yang lain kemana Va?" tanya Dian.

"Bunda ada acara sosial, kalau Bapaknya lagi ke Supermarket sama Aif," jawab Deeva.

"Assalamu'alaikum," sapa seseorang dari luar.

"Assyyalamulekum Mama" disusul oleh Aif yang berteriak

"Baru aja di omongin uda nongol tuh laki," ucap Bagas yang untungnya tidak di dengar oleh Wira.

BUKAN SALAH JODOH **END**Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang