Diva pov.....
Aku putri tunggal dari salah satu pengusaha sukses yang bergerak di bidang properti, perhotelan dan kuliner.
Dan sudah memiliki cabang perusahaan di berbagai kota di Indonesia.Tapi semua itu tidak membuat kami besar kepala dan merasa di atas awan. pikir kami di atas langit masih ada langit.
Sedari kecil aku sudah dididik mandiri dan hidup sederhana oleh kedua orang tua ku, karena mereka juga pernah merasakan yang namanya kepahitan dalam hidup.
Kedua orang tuaku tidak pernah memanjakanku dengan materi yang berlebihan, kecuali kasih sayang dan cinta mereka untukku.
Meski aku anak tunggal, tidak semua permintaanku harus mereka turuti, sedari kecil mereka selalu mengajakku dari panti asuhan satu ke panti asuhan lainnya untuk mengajariku bahwa masih ada yang lebih membutuhkan lagi, seharusnya aku bisa mensyukuri apa yang aku punya sekarang.
Ayahku juga mengajariku berbagi dan juga sering mengajakku menyambangi anak-anak jalanan dikala liburan sekolah untuk berbagi dan bermain bersama mereka.
Aku tidak seperti anak-anak orang kaya lainnya yang menikmati waktu liburannya Keluar pulau bahkan Keluar Negeri, aku hanya ikut sama Ayah sesekali Keluar Negeri jika ayah memiliki perjalanan bisnis.
Jangankan Keluar Negeri, ke Bali? Raja Ampat? Dan yang lainnya hanya sekali di hidupku menginjakkan kakiku di sana, karena waktu liburku hanya kami habiskan di pantai bersama anak-anak jalanan dan panti lainnya.
Terkadang aku merasa iri kepada teman-temanku yang bercerita ini, itu ketika mereka pulang liburan.
Tapi Ayahku selalu mengingatkan aku bahwa seharusnya aku bersyukur, masih banyak orang-orang dibawah kami yang hidupnya kesusahan, jangankan untuk liburan makan pun mereka kesusahan.
Untuk itu Ayahku selalu mengajarkan kesederhanaan, tidak serta merta selalu mendongak ke atas, sesekali kita menunduk ke bawah, karena kemewahan yang kami miliki hanyalah titipan Allah yang sewaktu-waktu bisa DiambilNya jika Allah berkehendak.
Kata Ayahku sebagian milik kami adalah hak-hak orang yang tidak mampu, anak yatim, Orang terlantar dan sebagainya.
Aku bangga memiliki orang tua seperti Ayah dan Bundaku, mereka mengajarkanku arti hidup, meski kami memiliki segalanya tapi itu tidak membuat kami sombong dan takabbur.
Itulah sebabnya aku tidak pernah menonjolkan apa yang aku miliki kepada orang-orang.
Aku lebih memilih memakai pakaian murah berlebel diskon dari pada memakai pakaian bermerek, limited edition dengan harga selangit.
Aku lebih memilih menggunakan jasa ojol dari pada mengendarai mobil sport mewahku, itung-itung memberi rejeki kepada tukang ojolnya.
Bahkan aku sendiri heran, Ayahku membelikanku mobil, mobil sport mewah dan satunya Honda Civic dan satunya lagi mobil sport hadiah ulang tahunku, sedang beliau sendiri yang mengajarkan aku untuk hidup sederhana.
Katanya sih sesekali nikmati kekayaan sendiri, tapi jangan berlebihan, ucapnya.
Karena tidak ingin mubazir dengan kedua mobilku aku hanya memakainya di luar jam kuliahku sesekali memakainya jalan-jalan bersama anak jalanan dan juga anak-anak panti secara bergantian, biar mereka juga bisa menikmati rasanya naik mobil mewah.
Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan.
Aku juga punya keluarga kecil lainnya yang sangat menyayangi dan memanjakan aku katanya sih aku putri pertama mereka.
Dia adalah Om wira dan tante Hana, mereka memiliki dua orang putra dan satu orang putri, kedua putra Omku sangat dekat denganku bahkan lebih dekat denganku dibanding dengan Mamanya sendiri,
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN SALAH JODOH **END**
RomanceTidak ada yang pernah menyangka jika Allah telah menghendaki, Takdir ini dicatat di Lauhul Mahfuzh. Dan Allah telah mencatat takdir segala sesuatu hingga hari kiamat. Takdir ini umum bagi seluruh makhluk termasuk ADEEVA, puteri tunggal dari MAULANA...