Malam ini, semua keluarga berkumpul di ruang keluarga setelah menyantap makan malam.
Aif yang menempel terus ke Deeva yang juga sedang memangku adiknya terlihat seperti Ibu dan anak dimata Ayah dan Bundanya sedang Wira serius dengan ponselnya yang berdering terus.
"Deeva, Ayah ingin berbicara sama kamu boleh?"
"Apa itu yah, apakah sesuatu yang penting?" tanya Deeva.
Tiba-tiba Wira mengalihkan pandangannya ke arah Maulana, Kakaknya.
"Bisa dibilang begitu," jawab Ayahnya sambil menatap balik ke arah Wira.
Deeva memalingkan pandangannya ke arah keduanya secara bergantian membuatnya bingung, mengapa mereka saling pandang.
Deeva pun kembali mengalihkan pandangannya ke arah bundanya, Namun Bundanya hanya menganggukkan kepala.
"Kamu ikut Ayah ke ruang kerja," putus Ayahnya yang terdengar seperti perintah.
"Bentar aku nyusul Ayah, mau mindahin Alayya dulu ke kamar dan sepertinya Aif juga sudah ngantuk."
Wira pun berinisiatif untuk menggendong Aif ke kamar Deeva, namun Aif menolaknya dikiranya dia akan dibawa ke kamar Papanya.
"Sini Nak sama Papa yuk!" ajak Wira.
Aif menggelengkan kepalanya dan berdiri memeluk Deeva dari belakang.
"Kasian dedenya Nak uda bobo, Kakak Eva kan gak bisa gendong kalian berdua, sini biar Papa yang menggendong Aif."
"Aif mau bobo cama Akak Eva Pah," rengeknya ke Papanya.
"Iya sayang, Papa menggendong kamu ke kamar Kakak Eva ya!"
Akhirnya Aif pun menurut dan di gendong oleh Papanya ke lantai dua dan diikuti oleh Deeva di belakangnya dengan menggendong baby Alayya.
"Mereka kelihatan seperti keluarga kecil ya Yah?" ujar bunda Rosi.
"Entahlah Bund, justru mungkin terlihat aneh bagi mereka jika benar-benar menikah," jawab Ayahnya.
Setelah menidurkan kedua kurcacinya Deeva lalu turun ke lantai bawah menuju ke ruang kerja papanya.
Tok ... tok ...
Suara ketukan pintu terdengar dari luar, Maulana pun memencet tombol agar pintu ruang kerjanya terbuka.
Deeva langsung saja ngeloyor masuk dan mendudukkan dirinya di sofa yang berada di ruang kerja Ayahnya.
"Ada apa Ayah?" tanyanya bingung.
Maulana sejenak menundukkan kepalanya, menarik dan menghembuskan nafasnya, Ia bingung entah memulai dari mana untuk mengutarakan maksudnya ke Putri semata wayangnya.
"Va, perjodohanmu dengan Nak Alga sudah dibatalkan, ternyata Nak Alga sudah ta'aruf dengan wanita lain sebelum Abinya menjodohkan kalian," ucap Maulana membuka pembicaraan.
"Benarkah Yah?" tanya Deeva dengan wajah yang berbinar.
"Iya Sayang, tapi ada yang lebih penting lagi yang ingin ayah sampaikan ke kamu," kata Maulana ragu sama saat dirinya mengutarakan maksudnya ke Wira.
"Apa itu Ayah?" tanya Deeva penasaran.
"Hmmm ... gimana menurutmu kalau Aif dan Alayya memiliki ibu sambung?" tanya Ayahnya.
Deeva mengerutkan keningnya, bingung dengan ucapan Ayahnya.
"Apakah Om Wira ingin menikah lagi yah?" tanya Deeva heran.
Maulana hanya diam, bingung ingin berkata apa.
"Ayah ... !!"
"Va ... bagaimana menurutmu, apa kamu setuju jika Aif dan Alayya memiliki Mama baru?" tanya Maulana berusaha untuk memancing Deeva
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN SALAH JODOH **END**
RomanceTidak ada yang pernah menyangka jika Allah telah menghendaki, Takdir ini dicatat di Lauhul Mahfuzh. Dan Allah telah mencatat takdir segala sesuatu hingga hari kiamat. Takdir ini umum bagi seluruh makhluk termasuk ADEEVA, puteri tunggal dari MAULANA...