Dalam perjalanan pulang Deeva tidak lagi mengeluarkan suaranya, Aif pun sudah tidur dalam pangkuannya, Deeva masih saja memikirkan ucapan-ucapan Wira di supermarket tadi. Dia tidak habis pikir dengan suaminya itu.
Suasana hening menemani perjalanan mereka pulang karena Deeva merasa kesal dengan Wira yang seenak jidatnya ngarang cerita ke Dosennya.
"Kenapa nggak jujur aja sih?" batinnya.
Wira yang tau suasana hati Deeva juga ikut diam dan merasa bersalah.
Tidak butuh waktu lama mereka pun di rumah, tanpa ba bi bu lagi Deeva segera keluar dari mobil menggendong anaknya masuk ke dalam kamar.
Deeva meletakkan Aif di ranjang berukuran king size milik Wira dia sengaja menidurkan Aif di tempat mereka berdua tidur, karena tidak mau berdekatan dengan Wira.
Dan setelah menanggalkan switer Aif, Deeva memperbaiki letak posisi Aif tepat di tengah tempat tidur mereka, pikir Deeva dia akan tidur dengan perantara Aif.
Karena sudah lelah Deeva membiarkan baby Alayya tidur bersama Bundanya, dia sudah tidak bisa lagi ke kamar Bundanya, takutnya mengganggu tidur Bundanya.
Tidak lama kemudian Wira juga menyusul masuk ke dalam kamar.
"Mah Ayya gak diambil dikamar Bunda?" tanya Wira, namun Deeva tidak menanggapinya karena masih kesal.
"Kok Aif ditidurin di sini sih Mah, kan biasanya di tempatnya," tanya Wira lagi dan lagi-lagi Deeva tidak menanggapinya.
Karena jengah dicuekin, Wira pun membaringkan dirinya di samping Deeva, meski terasa sempit Wira tidak peduli, bahkan sedikit lagi dia akan terjatuh disisi tempat tidur.
Deeva yang merasa tidurnya tidak nyaman karena sempit akhirnya mengeluarkan suaranya.
"Pah, pindah sana di seblah Aif, sempit tau nggak?" ucapnya memelas.
Wira kini melebarkan senyumnya mendengar Deeva yang sudah ngomong,
"Iihh Paaaahh!! sempit," ucapnya lagi.
"Makanya pindahin Aif ke tempatnya," ucap Wira.
"Papa yang pindah ke sebelah Aif, disitu masih sangat luas Pah," ucapnya lagi memelas.
Karena Wira tidak menanggapi dan tidak mau pindah, Deeva pun berinisiatif untuk pindah ke sebelah Aif, baru saja dia ingin membangunkan dirinya tapi udah keduluan tangan Wira yang menahannya.
"Gak usah pindah, biarin saja sempit. Kalau gak mau sempit, pindahin Aif ke pinggir sana,"ucap Wira.
"Ya udah lepaskan tangan Papa biar aku yang pindah."
"Enggak, lebih nyaman kaya gini," ucap Wira
"Nyaman apanya coba, tuh badan mau jatuh," sela Deeva.
"Gak bakalan jatuh, pegangannya kuat," ujar Wira yang memeluk Deeva seperti bantal guling dan benar-benar membuat Deeva gerah.
Karena sudah tidak tahan lagi Deeva terpaksa mengalah, dari pada tidak tidur semalaman pikirnya.
"Papa aja yang pindahin Aif ke pinggir."
"Gitu dong sayang," ucap Wira yang mencium pipi Deeva.
"Paaahh!!" Geram Deeva.
Wira beranjak dari pembaringanya dan memindahkan Aif bukan ke pinggir tapi ke tempat tidurnya yang berada di kamar itu.
"Kenapa dipindahin ke badnya sih Pah, kan pengen deket Aif," marah Deeva.
"Nanti Dia terbiasa sayang, ngapain juga dekat sama Aif ada Papanya disini yang nganggur," Goda Wira.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN SALAH JODOH **END**
RomanceTidak ada yang pernah menyangka jika Allah telah menghendaki, Takdir ini dicatat di Lauhul Mahfuzh. Dan Allah telah mencatat takdir segala sesuatu hingga hari kiamat. Takdir ini umum bagi seluruh makhluk termasuk ADEEVA, puteri tunggal dari MAULANA...