Part |4

14K 922 14
                                    

Akhirnya mereka tiba di rumah dan beruntungnya Aif sudah ketiduran sehabis nangis jadi Deeva berkesempatan ke kampusnya.

"Bunda ... mumpung Aifnya tidur, aku ke kampus dulu ya," pamitnya ke Bundanya.

"Iya sayang, cepetan sana entar dia kebangun lagi," ujar Bundanya.

Buru-buru Deeva keluar dari rumah ke garasi mobilnya, mobil sport miliknya kini melaju ke arah kampus dengan kecepatan tinggi karena mengejar waktu yang untungnya Deeva tidak telat masuk ke dalam kelas, tapi hampir saja dia menabrak seorang pejalan kaki yang mau menyebrang jalan.

Deeva tiba di ruangannya dengan nafas yang tersengal-sengal karena berlari dari parkiran ke ruangannya yang berada di lantai dua.

"Kaya habis di kejar Anjing loe" tegur Diandra sahabat deeva semasa SMP.

Diandra juga kuliah di tempat yang sama dan satu jurusan yang sama pula dengan Deeva dan mereka juga putri tunggal sama-sama pewaris perusahaan satu-satunya.

"Ngejar waktu Dii. Takutnya telat," jawab Deeva yang masih ngos-ngosan.

"Masih nginap di rumah Om Wira?" tanya Dian.

"Iya, pagi-pagi sekali tadi kami uda balik. sedari tadi gue sudah tiba di depan kampus, tapi si Aif mau ikut sama gue dia nangis gak mau lepasin, tadinya gue pikir gak masuk kuliah hari ini, tapi beruntungnya dia ketiduran di mobil karena kelelahan nangis. Makanya gue buru-buru ke kampus sebelum dia terjaga, dan sialnya gue hampir saja nabrak ibu-ibu yang mau nyebrang," jelas Deeva panjang lebar.

"Hmmm, seperti ibu dan anak aja deh kalian," gumam Dian.

"Itu juga yang Bunda bilang, kalau sama Mamanya nih Aif gak segitunya, anteng aja di tinggal," ujar Deeva yang mendengar gumaman Dian.

Karena mata kuliah Deeva cuman satu, dia pun berencana pulang cepat, tapi tiba-tiba Dian ngajak Deeva ke gramedia mencari buku.

Deeva gak bisa menolak karena kasian dengan Dian tidak membawa kendaraan, Deeva juga tidak tega melihat sahabatnya naik Ojol di waktu terik membakar kulit.

Kini mereka berdua sudah tiba di salah satu Mall, mereka berdua menjadi perhatian para pengunjung yang tidak lepas dari tatapan kagum ke arah keduanya yang berjalan santai menyusuri Mall tersebut.

"Va, makan dulu yuk! laper nih," ajak Dian.

"Maaf Dii, belum lapar lagian gue harus cepat pulang.

"Baiklah, kita langsung aja ke Toko buku," ajak Dian menarik tangan Adeeva.

Di tempat lain tepatnya kediaman Maulana, Aif yang terbangun kembali menangis mencari keberadaan Deeva. Bundanya sudah kualahan membujuknya, tidak henti-hetinya bunda Rosi menghubungi ponsel Deeva tapi tak kunjung diangkat oleh sang pemilik ponsel.

Entah sampai dering keberapa ponsel Deeva sudah diangkat oleh Wira, ternyata ponsel deeva ketinggalan di rumah Omnya, dan Wira pun mendengar suara tangisan Aif yang memekakkan telinga mencari Deeva

"Assalamu'alaikum Mbak" sapa Wira yang menjawab telpon dari ponsel deeva.

"Loh kok kamu yang angkat Wir, kamu bersama Deeva ya?"

"Enggak Mbak, sepertinya ponsel Deeva ketinggalan di rumah, kok kedengarannya suara Aif menangis, ada apa Mbak?" tanya Wira khawatir

"Aif ngamuk bangun dari tidur mencari Deeva. Deeva nya kan kuliah Wir, makanya Mbak nelpon dia tapi ponselnya ketinggalan di rumah kamu.

"Baiklah Mbak aku akan segera ke sana."

Wira pun langsung memutuskan panggilan bunda Rosi tanpa embel-embel lagi.

BUKAN SALAH JODOH **END**Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang