Part |2

17K 949 11
                                    

Hari berganti hari hingga tak terasa umur baby Alayya sekarang sudah satu bulan. Semakin menggemaskan dimata Deeva dengan pipinya yang sedikit tembem.

Karena kesibukannya mengurus urusan kuliahnya, Deeva tidak tiap hari lagi ke rumah Omnya meski pun terkadang dia kangen dengan ketiga Adik-adiknya.

Sesekali Wira lah yang memboyong keluarganya ke hunian Kakaknya karena permintaan Deeva yang merengek agar ketiga adiknya di bawah ke rumahnya.

Kini mereka sekarang berkumpul di ruang keluarga sehabis makan malam kecuali kehadiran Iqbal. sedang Deeva sedari tadi tidak ingin melepaskan baby Alayya dari gendongannya meski terkadang si baby bergerak gelisah pengen nyusu.

"Makanya nikah aja Va biar punya baby juga, jangan anak Om yang di ubek-ubek. Kasian tuh baby Alayya pengen nyusu," tegur Wira.

"Paan sih ..Om, sembarangan aja deh," balas Deeva sambil menyerahkan baby Alayya ke Mamanya untuk disusui.

Kini Deeva menarik Raif yang tidak jauh darinya untuk mendudukkannya di pangkuannya.

"Kalau dipikir-pikir sih Deeva suda lihai dan cekatan merawat anak-anak, benar juga sih kata Wira, Deeva dinikahkan saja Yah," timpal Bundanya kepada Maulana suaminya. Sementara Maulana Ayahnya Deeva hanya senyum-senyum menanggapinya.

"Bundaaaaaaa ... Aku gak mau ya nikah muda," kesalnya.

"Apa salahnya toh nikah muda?" sela Ayahnya.

"Ayaaaahhh...!!" pekik Deeva kesal.

"Om punya rekan kerja yang mempunyai putra calon dokter, mau nggak Om kenalin kamu sama dia?" timpal Wira.

"Aku nggak mau Ya Om dikenalin sama cowok manapun, aku mau fokus belajar dulu. Urusan nikah belakangan, jodoh aku itu nggak akan ketukar dan gak akan kemana." balas Deeva masih mode kesalnya.

"Udalah Mas jangan dipaksa, kasian Deevanya, lagian usianya masih muda biarkan dia menikmati masa-masa mudanya sebelum membina keluarga. Jodoh itu gak akan kemana, Allah sudah mempersiapkan jodoh terbaik untuknya," timpal Hana.

"Love you Aunty," balas Deeva sumringah karena di bela oleh Tante kesayangannya.

Sebenarnya Ayah sudah punya rencana menjodohkan kamu dengan anak sahabat Ayah," ucap Maulana ke putrinya.

"Apa??? enggak Yah, aku gak mau jadi korban Siti Nurbaya," Sela Deeva menolak tegas.

"Tapi Ayah sudah membicarakan ini dengan sahabat Ayah Nak!"

"Aku belum siap Yah, lagian gak mau juga di jodoh-jodohin, kenal aja tidak."

"Ayah akan mengenalkan kamu sama Dia, kebetulan minggu depan dia balik dari Kairo, Dia lulusan Al azhar tahun ini. Dia bisa membimbing kamu Nak. Anaknya baik dan juga ganteng, namanya Algazali. Kamu belum melihatnya dan ngobrol dengannya makanya kamu nolak. Ayah yakin kamu tidak akan menyesal Nak. Sebenarnya Ayah akan memberitahu kamu setelah dia berada di Indonesia, tapi karena malam ini pembahasannya masalah jodoh ya sekalian aja Ayah bahas sekarang," jelas Maulana.

"Tapi Yah."

"Kamu ketemu aja dulu," timpal Bundanya.

"Om! bantuin dong," pinta Deeva memelas ke Omnya.

"Bantuin apa Deeva? saran Om sih kamu terima aja. Ayahmu tidak bakalan salah pilih calon menantu, mungkin Dia adalah jodoh terbaik buat kamu."

"Om sama aja dengan Ayah," sela Deeva memelas.

"Ketemu saja dulu, atau jalan aja sama Dia. kalau merasa cocok ya terima, kalau nggak ya tolak aja," saran Wira.

"Dia itu orangnya gak kenal yang namanya pacaran Wir, dia hanya ingin ta'aruf," timpal Maulana.

BUKAN SALAH JODOH **END**Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang