Part |26

22.4K 969 18
                                    


Wira dan Deeva masih menikmati waktu istirahat mereka berdua di hotel setelah melakukan kegiatan panasnya. Tiba-tiba ponsel Deeva berdering membangunkan Wira dari tidur lelahnya.

Dia lalu meraih ponsel Deeva yang berada di dalam tasnya, dan melihat ke layar ponsel Deeva, ternyata panggilan dari Bundanya, Karena tidak ingin mengganggu tidur istrinya dengan deringan ponsel, Wira pun menjawab panggilan mertuanya.

"Assalamualaikum Bund."

"Loh Wir, kamu bersama Deeva ya?"

"Iya."

"Kalian dimana? boleh nggak kalian secepatnya pulang, Nih Aif nangis terus nyari Mamanya, adiknya juga ikut-ikutan nangis."

"Baiklah kami akan segera pulang."

Wira pun mengakhiri telponnya dan memasukkan kembali ponsel Deeva kedalam tasnya, lalu perlahan dia membangunkan isterinya.

"Sayang ... !! bangun yuk kita pulang."

"Sayang ... ! bangun sudah sore nih anak-anak sudah nangis nyariin kamu."

Deeva menggeliat dari tidurnya dan mengerjapkan matanya.

"Anak-anak di rumah nangis nyariin kamu sayang, bangun yuk kita pulang," ucap Wira

Deeva segera bangkit dari tidurnya dan berusaha berdiri, tapi ketika ingin melangkah dia berhenti dan berjongkok.

"Masih sakit sayang?" tanya Wira yang dibalas anggukan oleh Deeva.

Wira bergegas mengangkat Deeva masuk ke dalam kamar mandi dan membantunya membersihkan diri.

"Mas, keluar dulu aku mau mandi," ujar Deeva.

"Kita mandi sama-sama sayang," ujar Wira yang membantu membuka selimut yang masih melilit di tubuh Deeva.

"Malu Mas."

"Ngapain malu sih sayang, Mas uda liat semuanya, uda nyen---"

"Massss!!!"

"Iya sayang, mandi cepat anak-anak di rumah rewel menunggu kamu, tidak usah junub dulu entar aja di rumah nanti Bunda bertanya macam-macam lagi kalau kamu pulang dengan rambut basah, bersihin aja badan kamu ya," jelas Wira panjang lebar.

Karena tidak bisa protes lagi akhirnya Deeva mengalah juga dan dia diam saja saat Wira membantunya menyabuni seluruh bandannya dan mereka pun mandi berdua.

Setelahnya mereka segera pulang masih dengan menggunakan pakaian sebelumnya, mereka tidak menggantinya karena tidak ingin membuat Bundanya curiga dan menimbulkan banyak pertanyaan yang tidak bermanfaat.

"Butuh waktu sejam mereka baru tiba di rumah karena macet, masih di ambang Pintu Wira dan Deeva sudah mendengar suara Aif yang menangis kencang mencarinya Mamanya.

"Assalamu'alaikum," sapa mereka berdua.

"Mamaaaaaaaa..!!" pekik Aif yang langsung berlari memeluk kaki Deeva dengan tangisannya.

"Dasar anak manja," ucap Wira yang mencubit hidung putranya.

"Papa dahat" sela Aif yang sudah berada di gendongan Mamanya.

"Kok papa jahat Nak?" tanya Deeva.

"Papa ambil Mama lama syekali," balas aif karena pikirnya tadi pagi Wira membawa Deeva keluar rumah dan sudah sore Wira belum membawa Deeva pulang.

"Egois kamu Nak, maunya memonopoli Mama," ujar Wira yang mengelus kepala putranya yang masih di gendongan Deeva.

"Kalian dari mana aja sih, tuh Ayya masih rewel," tegur bunda Rosi.

BUKAN SALAH JODOH **END**Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang