Part |29

18.5K 901 10
                                    

Waktu terus bergulir begitu cepat hingga tak terasa sudah usia kandungan Deeva sudah menginjak 9 bulan.

Usia Aif kini menginjak 4 tahun. Dan baby Alayya berumur 1 tahun 3 bulan, dan semakin hiperaktif, Alayya sudah bisa berjalan dan harus selalu dijaga dan dipantau karena semua perabot yang berada di dalam rumah habis dipecahin oleh baby gembul yang semakin menggemaskan.

Merawat kedua anaknya tidak menjadikan Deeva merasa kelelahan dengan perutnya yang sudah besar, karena selama memasuki usia kandungan ke sembilan bulan, Wira sudah jarang ke kantor, kecuali ada rapat penting yang harus dia hadiri.

Semua pekerjaannya dia serahkan ke Asisten pribadi dan Sekertarisnya, Wira hanya memantaunya dari rumah, disamping bisa membantu menjaga anak-anaknya Wira juga menjadi suami siaga untuk istrinya.

Begitu pun dengan bunda Rosi ia juga sudah mengurangi kegiatan sosialnya diluar rumah karena ingin memantau perkembangan kehamilan putrinya yang sudah memasuki trimester akhir, dan juga membantu menjaga cucu-cucunya.

Untungnya Aif sudah pintar dan sudah mulai paham jika di beri tahu, meski Aif masih manja dengan Mamanya.

berbeda dengan baby Alayya yang menggantikan kemanjaan Aif, dia benar-benar tidak mau ditinggal sebentar saja oleh Mamanya, meski Deeva hanya ke kamar mandi.

Terkadang baby Alayya tidak mau melepasnya, yang membuat Deeva khawatir bagaimana nantinya jika adiknya sudah lahir.

Berbeda dengan Aif dulu, yang mau kesemua orang termasuk para Asisten Rumah Tangganya, kalau Alayya tidak mau diambil sama orang lain kecuali Papanya dan juga bunda Rosi yang membuat mereka bertiga terkadang kewalahan karena Alayya semakin aktif, dan harus selalu dijaga.

Belum lagi perut Deeva yang semakin membesar kadang membuatnya kesusahan harus terus menjaga Alayya karena Alayya hanya mau menempel padanya saja.

Pagi ini setelah sarapan bersama, Deeva menemani Aif dan Alayya bermain di ruang tengah, Bundanya sudah keluar rumah karena ada kegiatan sosial disalah satu Panti Jompo, begitu juga dengan Wira setelah sarapan dia mengajak anaknya sebentar bermain di taman lalu masuk keruang kerjanya, untuk menyelesaikan pekerjaan kantornya yang dia pantau dari rumah.

Nak, jangan keluar," tegur Deeva yang menemani Alayya bermain di ruang tengah, sesekali Deeva memegangi perutnya yang mengalami kontraksi ringan.

Sedang Wira berada di ruang kerja yang dulunya ruang kerja Kakaknya Maulana, sedang mengerjakan pekerjaan kantornya.

"Aif tolong, bawa dedenya kemari Nak," ucap Deeva kepada Aif karena sekarang Alayya sudah berjalan keluar ke ruang tamu.

Karena perutnya terasa sakit dia hanya bisa menyuruh Aif membawa adiknya kembali masuk keruang tengah.

"Mama ... mama ... mama ..."ucap Alayya yang berada digandengan Aif.

"Iya sayang, main disini saja bareng Kakak Nak," ucap Deeva kepada anaknya.

"Papa ... pappa ... " ocehnya lagi.

"Tuh papa di ruang kerja," tunjuk Deeva ke arah pintu yang tertutup.

Alayya pun berjalan ke arah pintu dan menggedornya dengan tangan mungilnya, sambil ngoceh "pappa ... papppaa ... paappa," ocehnya yang hampir menangis.

"Mana bisa Papa dengar gedoranmu Nak?" ucap Deeva gemes.

"Aif bantu dedenya Nak gedorin ruang kerja Papa,"

Aif segera menyusul adenya untuk membantunya menggedor pintu, tidak lama kemudian Wira membuka pintu ruang kerjanya sudah mendapati Alayya yang ngoceh tidak jelas di depannya.

BUKAN SALAH JODOH **END**Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang