part |7

13.7K 872 15
                                    

Pagi ini suasana di kediaman Maulana cukup lengang, biasanya pagi-pagi sudah ramai oleh suara bising dua anak kecil, kalau tidak ngoceh ya menangis.

Kedua batita itu kini terlihat rapi, pagi-pagi sudah dimandiin oleh Deeva, begitu juga dengan Deeva dia sudah rapi karena mau berangkat kuliah.

Deeva menuruni anak tangga dari lantai dua menuju ke bawah sambil menggendong baby Alayya dan menggandeng tangan Aif dengan tangan kanannya, Seolah dia sedang menggendong dan menggandeng anak-anaknya.

"Bunda ... titip mereka ya, soalnya Deeva ada jam pagi," ucapnya ke Bundanya.

"Kalau Bunda perhatikan kalian seperti ibu dan anak deh," canda bunda Rosi.

"Paan sih bunda, Papanya belum bangun Bund?" tanya Deeva.

"Belum, padahal sudah jam 7 ini, sarapan dulu sana tu Ayah sudah nungguin di meja makan,"suruh bunda Rosi.

"Deeva sarapan di kampus saja Bund, takutnya telat."

Deeva masuk ke arah ruang makan menemui ayahnya untuk pamitan ke kampus.

"Yah, aku ke kampus dulu, soalnya ada jam pagi," pamitnya sambil menyalimi tangan ayahnya dan menciumnya.

"Gak sarapan dulu Nak?" tanya Ayahnya.

"Di kampus saja yah. Takutnya telat," balas Deeva sambil berlalu keluar rumah.

Jalan raya sudah mulai ramai, untungnya Deeva tiba di kampus tanpa berjuang menembus macet.

Karena masih ada waktu sebelum dosen masuk, Deeva meneruskan langkahnya ke arah kantin untuk sarapan, mungkin Deeva datangnya kepagian karena kantin juga masih cukup lengang.

"Assalamu'alaikum, pagi juga kamu ngampusnya," sapa seseorang.

Sontak Deeva berbalik ke arah orang yang menyapanya membuatnya terkejut.

Deg ... deg ...

Jantung Deeva berdebar satelah melihat orang tersebut, ternyata yang menyapanya itu adalah Dosen yang sangat di gandrungi para mahasiswi dan dosen wanita di kampusnya.

"Waa ... alai ... kum .. mmussalam," jawab Deeva gugup," Soalnya Dosen yang menyapanya itu yang akan mengajar jam pertama di ruangannya.

"Iya Pak ... takut telat soalnya," lanjutnya.

"Boleh saya duduk di sini?" tanya Dosen tersebut yang bernama Abidzar.

"Silahkan Pak," jawab Deeva segan.

Sebenarnya Abidzar sudah lama ingin mendekati  mahasiswinya ini, tapi selalu di urungkan karena pikirnya Deeva tidak seperti Mahasiswi lainnya yang selalu mencari perhatian kepadanya.

Di kampus Deeva termasuk Mahasiswi yang cuek yang tidak mau pusing dengan sesuatu yang tidak penting baginya, Deeva hanya berteman denga Diandra, Mita dan Bagas.

Abidzar tidak pernah melihat Deeva bergabung dengan Mahasiswa dan siswi selain ke tiga sahabatnya itu, dan Dia cukup pendiam diantara mereka yang suka ngebanyol.

Bahkan diam-diam Abidzar selalu memperhatikannya selama Deeva menjadi Mahasiswinya.

Siapa sih yang tidak tertarik dengan seorang Adeeva, cantik, imut, ramah, tidak sombong.
Kulitnya yang putih mulus sekelas model dengan rambut hitam panjangnya.

Selain cantik Deeva juga Mahasiswi yang santun, baik dan tidak pernah membeda-bedakan derajat seseorang,

Bedanya sewaktu SMA, dia sekarang tidak usil dan jahil lagi, bahkan Deeva belum pernah alpa dalam setiap mata kuliahnya. Mungkin dia sadar tidak ada lagi Tante tersayangnya yang membelanya disaat dia melakukan kesalahan.

BUKAN SALAH JODOH **END**Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang