Tidak butuh waktu lama Mereka kini memasuki pekarangan parkir kampus dimana Bagas dan Mita sudah menunggu mereka.
"Wah, kemana aja loe kemarin gak masuk Va?" tanya Bagas setelah Deeva keluar dari mobil Dian.
"Aif rewel Gas," bohong Deeva.
"Tau ngga Va, mata pak Abidzar selalu menatap ke arah bangkumu yang kosong," ucap Mita.
"Iya Va, sepertinya anak-anak lain mengira kalian ada hubungan khusus dengan pak Abidzar." timpal Dian.
Deeva semakin pusing dibuatnya, belum lagi masalah di rumah, ada lagi masalah di kampus.
"Bilang aja ke anak-anak kalau loe uda punya buntut dan laki'," timpal Bagas.
"Jangan," teriak Deeva dan Dian berbarengan.
"Waaaoow 2D kompak juga ternyata," sela Bagas lagi.
Setibanya di kelas mereka berpapasan dengan Abidzar yang juga mau masuk ke ruangan itu untuk mengajar, mata Abidzar tidak lepas dari pandangannya menatap Deeva dengan senyum manisnya.
Di dalam kelas semua riuh melihat kehadiran Deeva dan Abidzar.
"Sudah semangat dong Pak ngajarnya?" tanya salah satu Mahasiswa.
Abidzar hanya tersenyum menanggapinya dan mulai membuka materi mengajarnya.
Jam kuliah sudah berakhir, Deeva, Dian, Mita dan Bagas bersiap-siap keluar dari ruang kelas, belum juga sampai di ambang pintu, seorang Mahasiswa menghampiri Deeva.
"Deeva, dipanggil calonnya tuh, katanya ditunggu di ruangannya."
"Calon?" Jawab mereka bersamaan.
"Yakan Pak Abidzar calonnya Deeva," balas Mahasiswa tersebut.
"Sembarangan aja kalau ngomong," sela Bagas.
"Ya emang kan? uda jadi bahan gosip juga kali di area kampus kita. Ya gak tau juga sih calon apa? calon pacar, calon tunangan, atau calon suami, yang jelas seantero kampus uda pada tau, masa kalian gak tau sih?" jelas Mahasisiwa itu.
"Kalian aja yang tukang gosip, gak ada tuh calon-calon, yang ada dosen dan Mahasisiwa, berita gak benar itu, jangan menyebar fitnah," geram Dian.
Deeva hanya terdiam menunduk tidak menanggapi.
"Jangan marah ke gue kali, gue kan juga cuman dengar dari mulut ke mulut. Va, loe uda ditunggu di ruangan pak Abidzar," ucap Mahasiswa tadi.
"Kalian duluan aja, gue mau ke ruang Pak Abidzar dulu."
"Kita bareng, entar muncul lagi gosip baru," ucap Dian, Mita dan Bagas.
"Iya juga sih," balas Deeva.
Mereka lalu jalan berempat menuju ke ruang pak Abidzar.
Tok ... tok ... tok ...
Suara ketukan terdengar dari luar ruangan Abidzar, dia segera berdiri dari duduknya dan berjalan membuka pintu karena dia tahu kalau itu Adeeva.
Abidzar sengaja memanggilnya karena dia sudah tidak bisa menunggu lagi untuk mengungkapkan perasaannya ke Adeeva, tentunya Abidzar juga sudah mendengar desas desus tentangnya dengan Adeeva.
Tetapi ketika dia membuka pintu raut wajahnya kini berubah kecewa karena Deeva tidak datang sendirian.
"Silahkan masuk," ucapnya lesu.
Mereka pun masuk ke dalam ruangan Pak Abidzar.
"Maaf Pak ada apa ya, Bapak memanggil saya?" tanya Deeva.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN SALAH JODOH **END**
RomanceTidak ada yang pernah menyangka jika Allah telah menghendaki, Takdir ini dicatat di Lauhul Mahfuzh. Dan Allah telah mencatat takdir segala sesuatu hingga hari kiamat. Takdir ini umum bagi seluruh makhluk termasuk ADEEVA, puteri tunggal dari MAULANA...