10

10.9K 1.6K 3
                                    

Entah apa yang terjadi saat aku tertidur, semua makhluk itu kini terlihat sangat kelelahan. Gaery bahkan terluka cukup besar.

Aku menguap sekali. Semua mata menatap ku dengan tatapan yang... entahlah aku tak tahu itu tatapan apa.

"Apa?!" Aku bertanya ketus.

Leo yang ternyata duduk di sebelah ku menatapku sinis. "Ck, dasar manusia tidak tahu diri, setidaknya berterima kasihlah padaku, karena mau menggendong tubuh beratmu itu."

Aku melotot. "Tubuhku tidak berat, sialan!" Aku memukul Leo sekali. Sebenernya ingin berkali-kali, tapi melihat wajah lelahnya, jadi ku urungkan. Tentu saja karena aku adalah manusia yang tahu terimakasih.

Semua kembali kegiatan semula. Louise, penyihir jelek itu tampak memantau keadaan sekitar. Luke, dia hanya menunduk diam.

Iriana dan Chaetna tengah mengobati Gaery dengan tumbuh-tumbuhan obat. Karena tak ada yang punya kekuatan atau elemen penyembuhan di antara mereka.

Ku lihat, sesekali Chaetna menatap ke arahku takut-takut.

Aku menimang-nimang, hendak bertanya apa yang terjadi pada mereka, bahkan sampai membuat Gaery terluka cukup parah.

"Tidak kah kau ingin bertanya apa yang terjadi pada 'pengawal' mu ini, wahai putri tidur?" Louise yang sudah selesai dengan kegiatannya berujar menyindirku.

Aku menatap kesal nenek sihir jelek itu. "Memangnya apa yang terjadi pada para pengawal ku, wahai nenek sihir jelek?" Aku membalas sindiran Louise.

"Ck, namaku Louise, bukan nenek sihir jelek, dasar manusia rendahan!" Louise berseru kesal.

"Dan namaku Ellysha, bukan manusia rendahan!" Aku kembali membalas ucapan Louise.

"Sudah, hentikan!" Luke berseru tegas, ia menatap Louise tajam, kemudian kembali menundukkan wajahnya. Louise ikut menunduk dengan ekspresi, sedih?

Hey, sebenarnya apa yang terjadi?

Iriana yang sudah selesai mengobati Gaery dan membereskan alat-alat, kini berjalan menuju ke arahku, diikuti Chaetna di belakangnya.

Ia duduk di sampingku yang masih kosong, diikuti Chaetna. "Baiklah, biar aku yang menceritakan apa yang terjadi, pada Ellysha," ujar Iriana.

Flashback On

Author POV

Cukup jauh mereka berenam berjalan menuju sungai merah, adu mulut antara Leo dan Ellysha pun perlahan lenyap. Lantaran Ellysha yang ketiduran di gendongan Leo.

Semua hanya bisa mendesah pasrah, sedikit iri pada manusia rendahan itu.

Leo sudah tak menggerutu lagi, ia tampak menikmati perjalanan mereka. Tak seperti tadi, selalu mencari-cari masalah untuk berdebat dengan manusia di gendongannya.

Matahari mulai menjulang tinggi, mereka yang kini tengah melewati padang rumput yang luasnya bak lautan sesekali menyeka keringat yang bercucuran.

Ellysha yang berada di gendongan Leo, dengan kepala yang ia sandarkan pada pundak vampir laki-laki itu, membuat pakaian yang Leo pakai basah, karena cucuran keringatnya.

Tapi, Leo seakan malas menggerutu kesal, ia menjadi lebih pendiam saat Ellysha tertidur. Mungkin karena terlalu lelah.

Setelah penantian yang amat panjang, kini di depan sana mulai tampak hutan lebat dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi.

Setidaknya perjalanan mereka tak akan terasa begitu berat, sengatan matahari akan tertutup oleh daun-daun dari pohon rimbun.

Beberapa berseru senang, melihat hutan lebat itu.

TERPILIH (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang