32

8.3K 1.4K 14
                                    

"Apa maksud mu, wahai penyihir?" tanya seorang gadis yang baru saja datang.

"Yang Mulia," ujar kompak Gretta dan Bella yang langsung membungkuk kepada gadis itu.

"Siapa mereka?" Gadis itu bertanya. Matanya tak lepas dari kami, penuh akan intimidasi.

"Mereka kelompok yang diramalkan, Yang Mulia," jawab Gretta. Gadis yang usianya mungkin sama dengan Louise itu menampakkan ekspresi terkejut.

Ia langsung membungkuk, tepat di hadapan Luke. Seakan tahu, jika Luke adalah Putra Mahkota kerajaan vampir. "Maaf atas ketidak sopanan hamba, Yang Mulia," tuturnya lembut.

"Ya tak apa, lalu siapa kau?" Luke balik bertanya.

Gadis itu kembali menegakkan tubuhnya. Ia tersenyum manis menatap Luke. "Saya Shelsya As Seonate, Putri Mahkota kerajaan elf yang diutus untuk menjaga batu biru di perkampungan elf," tuturannya lembut, memperkenalkan diri pada Luke.

Hanya Luke, ingat!

"Saya Lucrettius Blackhart, Putra Mahkota kerajaan vampir, dan mereka teman-temanku."

"Mereka akan mengikuti ujian tingkat ke lima, Yang Mulia," ujar Gretta, membuat Shelsya mengerutkan dahinya.

Eh? Tunggu dulu!

"Ujian? Ujian seperti apa yang kau maksud?" tanyaku langsung ke intinya. Shelsya menoleh menatapku, ia diam sejenak melihat ku dari ujung kaki sampai ujung kepala. Kemudian mengusung senyum tipis.

Tapi, sepertinya itu bukan senyum yang bermaksud baik.

"Tentu saja ujian kelayakan, seseorang yang diuji akan dimasukkan kedalam ruang kosong yang akan mengeluarkan udara dingin menusuk, semakin tinggi tingkat ujiannya semakin dingin pula udara yang akan dikeluarkan oleh ruang itu. Seseorang yang berhasil melewati ujian itu, maka ia akan dinyatakan lulus," jelas Shelsya panjang lebar.

Aku mengangguk pelan. "Baiklah, aku mengerti. Terimakasih atas penjelasannya," ujarku pelan. Shelsya hanya tersenyum tipis membalas ku.

"Oh ya, tidakkah itu terlalu sulit?" Shelsya kembali menatap Gretta. Gretta menggeleng. "Ada seorang werewolf di rombongan ini, ujian tingkat lima bahkan terlalu mudah untuk mereka, Yang Mulia," jawab Gretta.

"Aku tahu, Gretta. Tapi, yang ku maksud bukan itu. Ujian tingkat lima sudah diperbaharui, dan memiliki tingkat kesusahan setara dengan ujian tingkat sembilan sebelumnya. Itu bukan ujian yang bisa dilalui oleh seorang werewolf muda." Shelsya berujar dengan wajah yang amat serius.

"Astaga! Maaf Yang Mulia, aku melupakan itu," ujar Gretta panik. "Kau belum memasukkan datanya ke dalam kotak ujian, kan?" tanya Shelsya ragu-ragu.

Gretta menatap menyesal Shelsya. "Kuharap begitu. Tapi, aku sudah melakukannya." Gretta menunduk lemas.

Jadi... apa sekarang kami sedang dalam masalah? Hm, sepertinya begitu.

"Sesulit apa ujian itu?" Gaery angkat bicara, setelah sedari tadi hanya diam mendengarkan dengan seksama pembicaraan Gretta dan Shelsya.

"Itu memang bukan ujian yang mudah. Tapi tenang saja, aku yakin kalian bisa melaluinya," ujar Bella menyemangati. Senyum manisnya ia tampakkan saat menatap Gaery.

Ckck, ternyata kaum elf sangat caper pada lawan jenis. Tadi Gretta si elf murahan yang caper pada Leo, sekarang Bella si elf bodoh yang caper pada Gaery. Aku curiga, Shelsya akan ikut caper pada Luke.

"Oh ya, untuk mempersiapkan diri sebelum melakukan ujian yang akan diadakan beberapa jam kedepan, silahkan ikuti saya, Pangeran," ujar Shelsya. Ia berjalan anggun di depan kami. Bella dan Gretta mengikutinya dibelakang kanan dan kiri, diikuti kami di belakangnya.

Kami berjalan lurus, mendekati air terjun cantik yang berada di ujung jalan.

Beberapa penduduk bertelinga panjang itu menatap kami dengan pandangan yang bermacam-macam, saat kami melewatinya dan setelah mereka memberi salam pada Shelsya.

Seperti halnya Gretta dan Bella, beberapa penduduk elf juga menatapku seakan aku seorang yang amat rendahan.

Pandangan itu membuat ku ingin menghancurkan perkampungan ini saja, sungguh!

Lagi pula, memangnya kenapa jika aku adalah makhluk dengan strata terendah, itu tak akan membuat mereka menjadi lebih baik dariku.

Semua memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

***

Setelah tepat berdiri di depan air terjun, Shelsya menghentikan langkahnya. Ia mengulurkan telapak tangannya menghadap air terjun.

Aku mengangkat sebelah alisku, apa di belakang air terjun itu ada sebuah istana?

Hey, biasanya di novel-novel fantasi ku, istana-istana cantik disembunyikan di belakang air terjun.

Bisa jadi, istana kaum elf juga disembunyikan dibalik air terjun cantik di depanku ini.

Tapi, tidak! Istananya tidak berada di belakang air terjun. Istananya ada di bawah air terjun!

Tanah yang kami pijaki mulai bergetar, seiring munculnya istana dengan lapisan kristal berkilau.

Air yang jatuh tetap mengalir di atas atap istana yang berbentuk kerucut.

Hingga akhirnya, istana benar-benar sempurna berada di atas tanah. Jatuhan air terjun terbagi menjadi dua, di sisi kanan dan di sisi kiri. Membuat istana kristal itu menjadi semakin cantik.

"Ini benar-benar indah," gumam Iriana pelan, dengan pandangan takjubnya. Halsyie mengangguk. "Sangat indah," ujarnya menyetujui ucapan Iriana.

Bella tersenyum lebar. "Tentu saja, kaum elf terkenal akan keindahannya, entah itu rupa yang dimiliki kaum elf, ataupun arsitektur bangunannya," jelasnya dengan nada bangga.

Gretta dan Shelsya ikut tersenyum mendengar penjelasan dari Bella.

Aku memalingkan wajah, kemudian mendengus kesal. Ya, kalian memang memiliki kelebihan dalam hal keindahan, tapi sifat kalian sangat jelek, CK.

"Tapi, sayangnya kaum elf sangat bodoh." Louise berujar acuh, dengan tampang tak berdosa.

Senyum di wajah Shelsya, Gretta dan Bella langsung pudar seketika saat mendengar ucapan menusuk Louise.

Hahaha... aku suka itu!

"Maaf nona penyihir, kau tak seharusnya berbicara seperti itu." Shelsya membalas ucapan Louise dengan gaya bicara yang amat anggun.

Louise tersenyum sinis. "Oh, kenapa? Bukankah itu kenyataan, wahai Putri Terhormat," balasnya.

Shelsya tak menjawab, ia hanya diam menatap Louise dengan sorot mata menusuk, tak berniat membalas ucapannya sedikit pun. Mungkin karena tak ingin reputasinya yang merupakan seorang Putri Mahkota hancur hanya karena nyinyiran seorang Louise.

Bella hendak membalasnya. Namun, Shelsya sudah lebih dulu mengangkat telapak tangannya, memberi tanda agar Bella tetap diam.

Ckck, jangankan Shelsya yang seorang Putri Mahkota kerajaan elf. Iriana yang seorang Putri Mahkota kerajaan mermaid, yang stratanya lebih tinggi dari Shelsya saja, bahkan berani dilawan oleh Louise.

Jadi, jangan harap, jika Shelsya akan menang melawan Louise, meski ia seorang Putri Mahkota.

Tapi, kenapa Louise berlaku seperti itu? Maksud ku, aku tahu Louise memang tak ramah pada makhluk lain, selain Luke.

Namun, ini berbeda, sepertinya Louise sangat membenci kaum elf. Entahlah, aku tak begitu perduli, tak penting juga untukku.

TERPILIH (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang