MPB-07.

144K 6.3K 111
                                    

Semua orang yang berada disitu kaget, termasuk Ara yang kini masih berada di pelukan Andrea.

Ara melepaskan pelukan Andrea, lalu menatap Ibell.

"Bell kamu bawa Dylan masuk ya" ucap Ara.

Ibell mengangguk lalu, memasuki apartement Ara dengan Dylan.

Ara menarik tangan Andrea menuju pintu darurat, lalu menarik Andrea untuk masuk.

"Maksud anda apa berbicara seperti itu?!" tanya Ara dengan tatapan tajam kearah Andrea.

"Ya, memang salah saya meminta maaf?"

"Meminta maaf tidak salah, tapi cara anda yang salah!"

"Hey, salah saya dimana? Lagian juga sebentar lagi kamu jadi istri saya"

Ara tersenyum meremehkan.

"In your dream sir"

Andrea mendekat kearah Ara, lalu membelai lembut pipi Ara, ia kemudian mendekat dan membisikan sesuatu.

"Kita lihat siapa yang menang honey"

Cup.
Andrea mencium pipi Ara. Andrea membuka pintu darurat lalu pergi meninggalkan Ara yang masih mematung di tempatnya.

Ara memasuki Apartementnya dengan perasaan tak menentu.

"Bagaimana jika laki-laki gila itu yang menang?" setidaknya itulah yang di pikirkan Ara saat ini.

"Ada apa?" tanya Dylan sembari merangkul Ara.

"Ada apa?" tanya Dylan sembari merangkul Ara.

Ara menatap Dylan, laki-laki yang pernah ia sukai. Lalu Ara di buang begitu saja ketika Ara sedang cinta-cintanya. Laki-laki ini kembali datang dan mengatakan jika ia rindu.

Cinta dan benci bukannya setipis selembar kertas? Ketika kamu terlalu mencinta, maka dengan mudahnya kamu akan membenci begitupun sebaliknya, ketika kamu membenci maka dengan mudahnya kamu akan mencinta.

Ara tidak mau jika bencinya kini, suatu hari menjadi boomerang untuknya. Ia tidak mau jika nanti ia akan dengan mudahnya jatuh cinta kepada Andrea.

Tapi bagaimana jika Andrea hanya penasaran, setelah dia dapat dia akan meninggalkannya?.

Ara kemudian menatap Dylan kembali.

"Aku gak pa-pa kok Lan"

"Syukur deh, emm yang tadi pacar kamu?" tanya Dylan memastikan.

Ara tidak menjawab.

"Bell gue ke mini market bawah dulu ya. Mau beliin kalian minuman" ucap Ara.

"Eh, gak usah Ra aku mau pulang, lagi ada urusan" ucap Dylan.

"Oh oke, see you Dylan"

"Dah" ucap Dylan sembari meninggalkan Ara.

Ibell menghampiri Ara, lalu merangkulnya.

"Ada apa?" tanya Ibell

"Eh engga kok gak ada apa-apa"

"Kalau gue tinggal gak pa-pa?" tanya Ibell.

Ibell tahu jika saat ini Ara sedang ingin sendirian.

"Gak pa-pa kok, emang aku anak kecil apa"

"Yaudah gue balik ya"

Sepeninggalan Ibell, Ara segera duduk di sofa apartementnya.

Ponselnya bergetar menandakan ada panggilan masuk.

Ayah is calling...

Ara segera mengangkat telpon itu.

"Iya Yah ada apa?"

"Ibumu butuh biaya oprasi segera"














Daydip,
2020.

My Possessive Boss [18+] [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang