MPB-14.

112K 5.4K 60
                                    

Ara sudah sampai di kediamannya, dengan selamat, aman, dan sejahtera tentunya. Ara segera memasuki kamarnya dan segera berbaring. Namun saat ia akan merebahkan tubuhnya, ia meringis karena bahunya kesakitan.

Ara segera bangkit lalu membuka kemeja kerjanya. Ia melihat luka lebam di bahunya.

"Pake tenaga dalam kali ya tu orang".

Ara segera keluar dari kamarnya lalu menuju dapur. Ia menyiapkan kompresan dan es batu, guna meredamkan luka lebamnya itu.

"Ashh" ringis Ara, saat es itu mendarat di bahunya.

Ting...tong...ting...tong.

Ara menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia segera berjalan menuju depan pintu. Namun sebelum ia membuka pintu ia mengambil bantal sofanya guna menutupi dadanya.

"Siapa?" ucap Ara dengan membuka pintu.

Ara sedikit kaget menemukan Edward di depan apartementnya.

"Kak Edward, ada apa?" tanya Ara.

"Bahu kamu kenapa?" tanya Edward dengan dingin.

"Oh ini, tadi kena kayu"

"Jangan bohong Ara!"

"Engga kok kak gak boong"

Edward segera menarik Ara kedalam apartement Ara. Ia dengan segera mengambil es yang tadi Ara gunakan, lalu mengambil salep di kotak obat Ara.

Ara segera memunggungi Edward, karena baju Ara yang sedikit terbuka.

Edward segera mengompres bahu Ara. Dan juga memakaikan salep.

"Kalau kamu risih, pake dulu baju kamu. Nanti kamu kesini lagi, kakak mau ngomong"

Ara segera berlari kekamarnya, lalu mengganti pakaiannya dengan piyama doraemon kesukaannya.

Ara segera keluar dari kamarnya. Namun langkahnya terhenti saat ia mendapati Andrea berada di dalam apartementnya.

"Andrea?" tanya Ara.

Andrea menatap dingin ke arah Ara.

"Kenapa laki-laki itu ada di apartementmu?" tanya Andrea.

"Kak Edward hanya mengunjungiku"

"Mengunjungi dan merawatmu sayang" ucap Edward dengan menekankan kata sayang.

Ara membulatkan matanya, mendengar pernyataan Edward.

"Merawatmu?" tanya Andrea, seraya menatap Ara.

"Laki-laki yang cuman ngandelin kekuasaan, uang, dan koneksi mana ngerti ceweknya lagi sakit atau engga" ucap Edward seraya menyindir Andrea.

Andrea tersulut emosi. "Gue gak ngomong sama lo anjing!" ucap Andrea seraya menarik kerah baju Edward.

"Andrea stop it!" ucap Ara seraya memisahkan Andrea dan Edward.

"Aw" ringis Ara.

Andrea segera melepaskan cengkaraman di kerah Edward lalu menatap Ara.

"Kamu kenapa?" tanya Andrea.

Andrea memegang bahu Ara.

"Dre sakit" ucap Ara saat tangan Andrea memegang bahu Ara.

Andrea melepas piyama Ara, dan Ara refleks menutupi dadanya.

"Lu gila?" ucap Ara.

"Ayok kita ke rumah sakit"

"Gak usah, ngapain?"

"Itu bahu kamu"

"Besok juga sembuh"

"Sayang, aku takut kamu kenapa-napa"

"Aku gak pa-pa Dre" ucap Ara seraya tersenyum.

Edward melihat itu, Edward melihat senyum menenangkan Ara, senyum yang dulu ia bisa sesuka hati, kini telah berpaling ke orang lain.

Andrea refleks memeluk Ara.

"I'm sorry"

"Its ok. Aku gak pa-pa".

Edward berdeham. "Ara kakak pamit ya" ucap Edward.

Ara melepaskan pelukan Andrea.

"Loh bukannya tadi ada yang mau di omongin kak"

"Gak jadi, nanti aja"

Edward langsung pergi dari kediaman Ara dengan perasaan tak menentu.

"Kok kamu bisa masuk?" tanya Ara.

"Apa sih yang aku gak tahu tentang kamu"

"Oh iya aku lupa sedang berhadapan dengan siapa aku ini"

"Nah itu kamu tau"

Andrea langsung memeluk Ara.

"Aku seneng. Kamu mau nerima aku"

"Tapi kalau kamu nyebelin aku gak janji ya" ucap Ara.









Tbc...
Apa kabar? Udah lama banget ya gak nyapa kalian, dengan kata-kata seperti ini.

Aku mau ingetin jangan lupa untuk vote, komen, dan share sebanyak-banyak ya, karena vote, komen kalian adalah penyemangat hidup aku ea.

Oh iya tidak lupa aku mau ngucapin juga buat kalian makasih banyak buat yang sering nyempetin baca cerita aku ini. Aku gak nyangka total viewsnya bisa sampe 50k lebih😭😭

Dan buat kalian yang belum baca Nagarata, bisa langsung cek works aku aja ya💜

Next? 100+vote 1k view (bisa kali ya?)

Daydip,
2020.

My Possessive Boss [18+] [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang