MPB-11

125K 5.6K 138
                                    

Andrea terus saja memonitor setiap gerak-gerik Ara, tentunya tanpa sepengetahuan Ara. Andrea tersenyum saat melihat Ara tersenyum, sayangnya hal itu tidak pernah ia lihat secara langsung.

Andrea menekan nomor asisten pribadinya, kemudian menelpon asistennya itu.

"Sebarkan berita tentang pernikahanku satu bulan lagi!"

Andrea kemudian tersenyum miring.

"Setelah kita menikah, kau hanya milikku Ara"

***

Ibell menatap Ara dengan tatapan tajam.

"Kok lo gak ngasih tau gue kalau lo mau nikah. Harusnya gue tau pertama itu dari elo bukan dari daddy gue"

"Lo baru service om Suryo?" tanya Ara mengalihkan.

"Iya, emang kenapa?"

"Pantes, bau jahanam"

"Sialan lo! Eh, iya jangan ngalihin pembicaraan, kenapa lo gak ngasih tahu gue kalau lo mau nikah!"

"Lebih tepatnya dipaksa nikah!" ucap Ara sembari membaringkan tubuhnya di atas sofa.

"Kok bisa?"
Ara bangun, lalu bersandar sembari menghela nafas.

"Si Andrea hampir merkosa gue, tapi gagal gara-gara ibunya si Andrea keburu datang"

"What?! Perkosa lo?" sembari menggelengkan kepalanya. Sedangkan Ara mengangguk.

"Gila juga ya si Andrea"

"Emang dia gila" ucap Ara.

"Berarti, nanti lo nikah sama orang gila dong?"

Ara melempar bantal sofa ke arah Ibell.

"Sialan lo!"

"Bercanda gue. Oh iya kapan lo nikahnya?"

"Satu bulan lagi"

"What? Gak salah?"

"Kata ibunya si Andrea ya gitu"

"Berarti lo cuman punya waktu bentar aja nih buat sedikit nge permak tubuh lo"

"Maksud lo apa sih Bell? Emang gue levis di permak"

"Haha lucu. Lo itu harus perawatan pengantin, diet dikit biar lo tampi sempurna"

"Malesin njir"

"Eits gak boleh gitu, meskipun lo dipaksa nikahnya, tapi tetep lo harus tampil memukau" ucap Ibell dengan antusias.

"Oh iya sama satu lagi, nanti gue ajarin gimana harus bersikap pas malam pertama"

Ara langsung melempar bantal ke arah Ibell dengan sekuat tenaga.

My Possessive Boss [18+] [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang